9

45 14 3
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Seminggu telah berlalu, Lyra kini baik-baik saja. Kondisi tubuhnya juga jauh membaik berkat Haruto. Ya... Pria berdarah Jepang itu merawat Lyra dengan begitu baik. Begitu hangat dan perhatian.

Lyra sebenarnya tidak enak dengan perhatian yang Haruto berikan padanya. Takut, kalau Haruto akan salah paham. Siang ini Lyra berniat untuk mengatakan pada Haruto untuk berhenti bersikap berlebihan padanya. Karena Lyra takut kecewa lagi.

Mencari kesibukan dengan mengajar privat ternyata membuatnya sedikit lupa akan sakit hatinya pada Jihoon. Mungkin karena seminggu ini juga Lyra tidak bertemu dengan Jihoon di kantor. Kalau ketemu mungkin beda cerita lagi.

"Kamu yakin mau mengambil privat setiap hari?" tanya Hana sahabat Lyra satu-satunya yang ada. Hanya saja sebulan ini Hana pulang ke Daegu untuk mengurus ibunya yang sakit.

"Yakin. Lumayan kan uangnya bisa untuk nabung, terus liburan deh," jawab Lyra ceria.

Hana terkekeh, "jangan berbohong. Aku tahu kamu bagaimana. Pelarian dari rasa sakit, memang bekerja. Menghabiskan waktu dengan berbagai kesibukan, lumayan ampuh."

"Itu salah satunya. Aku juga ingin cari apartemen lain yang lebih baik." Padahal dalam hati Lyra, ia ingin melupakan segala kenangan bersama Jihoon di apartemennya sekarang.

"Tapi aku penasaran kenapa Jihoon sampai tega seperti ini padamu. Apa dia nggak bilang alasannya kenapa dia nggak bisa terikat dengan suatu hubungan?" Hana menatap Lyra lekat.

Lyra menggeleng pelan, "Dia hanya mengatakan belum siap. Padahal aku tidak meminta dia untuk segera melamar atau menikah denganku. Entahlah."

"Mungkin dia punya trauma?"

Lyra kembali menggeleng pelan. "Bodohnya aku adalah tidak pernah mendengar apapun tentang keluarganya. Selama dekat dengannya, selalu aku yang berkeluh kesah. Melibatkan dia dalam semua hal yang aku lalui. Sedangkan dia, tidak pernah mengeluh apapun kecuali capek soal kerjaan. Terus ... Ya kamu tau lah kelanjutannya gimana."

"Apa Jihoon hanya menjadikan mu partner seks nya saja?" Hana berbisik.

Lyra langsung menatap Hana tidak suka, tapi merasa ada benarnya juga.

"Entahlah, bisa jadi. Ah... Bodohnya aku, Han!" Lyra meremas rambutnya kesal.

"Jihoon memang humble dan mudah bergaul. Perempuan pun banyak yang tertarik padanya. Dulu aku sempat kepincut dengan Jihoon, sebelum Hyunsuk mengambil alis perasaanku." Hana mengedikan bahunya.

Lyra hanya bisa menghembuskan napas panjang dan kembali menatap jadwal yang sedang dirancang ulang supaya tidak bentrok dengan privat.

Namun, tiba-tiba Lyra penasaran soal Haruto.

"Hana, kamu tau tentang Haruto?"

Hanya mencoba berpikir sejenak, "sebenarnya aku tidak terlalu akrab dengan Haruto. Karena hanya beberapa kali saja bertemu. Tapi, mendengar soal Haruto dari Hyunsuk, pria itu baik. Perhatian, Hyunsuk selalu diingatkan untuk makan setiap hari. Apalagi waktu Hyunsuk sakit, Haruto itu yang sibuk membuat bubur dan bolak-balik ke rumah Hyunsuk hanya untuk mengetahui kabarnya. Meskipun ada handphone, tapi Haruto tetap datang. Sepertinya Haruto suka sama kamu, Lyra. Aku bisa lihat itu."

Sweet Night // 💎 Haruto 🦋Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang