Selalu ada di sini

6 4 0
                                    

Beberapa minggu setelah kampanye besar-besaran itu, suasana desa mulai terasa lebih tenang. 

Konflik yang mengancam keberadaan perkebunan vanila mulai mereda, seperti ombak yang akhirnya tenang setelah badai panjang. Berkat petisi dan dukungan publik yang terus mengalir, para pemodal besar mundur perlahan. Mereka tak sanggup melawan tekanan dari masyarakat yang begitu kuat mendukung keberlanjutan perkebunan itu. Izin pembangunan pun dibatalkan secara resmi oleh pemerintah daerah, dengan alasan yang jelas: kekurangan persetujuan lokal.

Di pagi yang cerah, Hongjoong berdiri di ujung kebunnya, menatap hamparan vanila yang kembali hidup dengan tenang. Matahari pagi menyinari dedaunan yang hijau, menyelipkan sinarnya di antara celah-celah pepohonan, menciptakan bayangan yang tenang dan menenangkan. Aroma vanila kembali memenuhi udara, lembut dan manis.

“Kau terlihat lebih damai,” suara Sakura terdengar dari belakang. Dia berdiri di dekat pintu rumah, mengamati Hongjoong dengan senyum tipis yang hangat.

Hongjoong menoleh, matanya masih menyiratkan kebahagiaan yang sederhana. “Ini semua berkatmu. Kalau kau tidak datang, mungkin kebun ini sekarang sudah menjadi bangunan besar yang dingin.”

Sakura berjalan mendekat, bergabung dengan Hongjoong di pinggir kebun. “Tapi ini bukan hanya soal kebun, bukan? Kau yang tetap bertahan, Hongjoong. Kau yang tidak menyerah.”

“Jika kau tidak muncul waktu itu,” jawab Hongjoong, matanya menatap jauh ke arah pepohonan, “mungkin aku sudah menyerah. Kau yang memberiku alasan untuk berjuang. Dan ternyata, perjuangan itu layak.”

Sakura hanya tersenyum, kemudian melihat ke sekeliling mereka. Desa itu kini perlahan kembali menjadi tempat yang damai, orang-orang mulai datang lagi, bukan hanya wisatawan, tapi juga penduduk setempat yang ingin mendukung keberlangsungan kebun tersebut. Berbagai kelompok dari kota mulai berdatangan untuk mempelajari metode pertanian organik yang digunakan Hongjoong. Kebun ini menjadi simbol perjuangan—perjuangan kecil, namun berarti.

“Sekarang apa yang akan kau lakukan?” tanya Sakura setelah hening sejenak.

Hongjoong menghela napas panjang, seolah-olah pertanyaan itu memang sudah lama ia pikirkan. “Aku akan melanjutkan seperti biasa, menjaga kebun ini, memastikan semua tetap berjalan dengan baik. Ini rumahku, dan aku tidak bisa membiarkan siapa pun merusaknya lagi.”

Sakura menatapnya dengan kagum. “Kau sudah menemukan kedamaian di sini, bukan?”

Hongjoong menoleh, tersenyum tipis. “Ya, mungkin aku sudah menemukannya. Tapi ada sesuatu yang lebih penting dari itu sekarang.”

Sakura mengernyit. “Apa?”

Hongjoong menatap Sakura dalam-dalam, matanya memancarkan ketenangan, tapi juga kehangatan yang berbeda. “Kau.”

Sakura tertawa kecil, terkejut, tapi senyumnya semakin lebar. “Apa maksudmu?”

“Kau datang ke sini, dan dalam semua kekacauan ini, kau yang paling membuatku tetap bertahan. Kebun ini penting, tapi kau juga penting,” jawab Hongjoong dengan jujur, seolah kata-kata itu sudah lama ingin ia sampaikan.

Sakura terdiam sesaat, lalu menggenggam tangan Hongjoong dengan lembut. “Aku juga merasa seperti itu. Tempat ini bukan hanya menyelamatkan kebunmu, tapi juga diriku. Di sini, aku bisa melupakan segala tekanan dari kota. Dan bersamamu, aku menemukan sesuatu yang tidak pernah aku pikirkan sebelumnya.”

Mereka berdua berdiri di sana, di tengah kebun yang kini kembali damai, seolah-olah seluruh dunia telah menemukan keseimbangannya. Masalah yang mereka hadapi sudah berakhir, tapi hubungan yang terbentuk di antara mereka adalah sesuatu yang baru, sesuatu yang lebih dari sekadar pertemuan biasa.

“Jadi,” kata Sakura, memecah keheningan, “apakah kau akan menerima lebih banyak wisatawan setelah ini?”

Hongjoong tertawa kecil. “Mungkin, tapi aku akan lebih berhati-hati. Kebun ini sekarang menjadi lebih dari sekadar tempat wisata. Ini bagian dari kita berdua, dan aku ingin menjaga apa yang kita punya.”

Sakura tersenyum, matanya menyipit lembut saat ia memandang Hongjoong. “Aku akan membantumu, seperti yang aku lakukan sebelumnya.”

“Aku tahu kau akan selalu ada di sini,” jawab Hongjoong dengan keyakinan.

Dan di bawah langit biru yang luas, di antara pohon-pohon vanila yang kini berdiri tegak kembali, Hongjoong dan Sakura melanjutkan langkah mereka.

.

Bersambung

Vanilla • Hongjoong × Sakura ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang