Allahumma Sholli 'ala sayyidina Muhammad wa 'ala alihi wa shohbihi ajma'in.
🦋
Matahari mulai turun mendekati garis cakrawala, senja menampakkan diri dengan pesonanya yang memanjakan mata, hewan-hewan ternak tampak beriringan memasuki kandang mereka, warga yang bekerja seharian di pematang sawah pun kini berjalan pulang dengan senyum yang menghiasi wajah lelah mereka usai mencari nafkah.
Sepasang muda mudi berkejaran di jalan desa yang mulai gelap, Nashwa mengejar Fahd sambil membawa seekor belalang yang pria itu takuti, aneh sekali pikir Nashwa yang tak menyangka ada pria yang memiliki pobia dengan serangga.
"Stop Nashwa! Aku geli sama hewan loncat-loncat itu!" teriak Fahd dengan nada ancaman. Jarak ia dan Nashwa sudah lumayan jauh, tapi ia masih bisa melihat gadis itu masih belum membuang belalang yang ada di tangannya.
Bukannya berhenti menakuti suaminya, Nashwa malah semakin bersemangat, ia berlari mendekati Fahd sambil cekikikan.
"Rese banget nih anak, kalau dia bukan istriku mungkin udah aku jadiin ayam geprek," gerutu Fahd sambil berusaha menjauhi Nashwa yang terus meledeknya.
"Buang nggak!" Fahd berjalan mundur agar tetap bisa mengawasi istri bandelnya itu. Bibir Nashwa tertarik sempurna melihat wajah panik suaminya, entah kenapa ia merasa terhibur hingga tanpa di sadari ia berada di tengah jalan sementara di belakang nya ada motor yang tengah melaju kencang.
"NASHWA!" Dengan cepat Fahd berlari ke arah Nashwa dan menarik pinggang istrinya itu ke tepi jalan sebelum motor itu sempat menabrak tubuhnya.
Nashwa yang shok langsung terdiam, sekujur tubuhnya gemetar hingga belalang di genggamannya terlepas dan loncat entah ke mana, Fahd masih memeluknya, ia bisa merasakan kegugupan laki-laki itu dari degup jantungnya yang kencang karena wajahnya menempel di dadanya.
"Maafin saya ya, Mas. Tadi istri saya ngabarin kalo anak kami sakit, makanya saya ngebut."
"Nggak papa Mas, lagian salah istri saya juga jalan ke tengah-tengah, tapi lain kali jangan ngebut ya, Mas. Bahaya."
"Iya Mas, ya udah saya duluan ya."
"Silahkan Mas."
Fahd merenggangkan pelukannya lalu menjitak pelan kening Nashwa. "Makanya jangan durhaka jadi istri," katanya yang masih agak kesal.
"Buang belalangnya! Kasihan!" hardik Fahd yang di balas cengiran oleh Nashwa.
"Udah lepas tadi, nggak tahu loncat ke mana dia. Maafin Nashwa ya bang."
"Nggak!" Fahd melepas pelukan mereka dan berjalan mendahului Nashwa yang cemberut karena dicuekin.
"Bang Fahd!" Nashwa memeluk pinggang Fahd, menahan lelaki itu agar tak meninggalkannya.
"Maafin aku, nggak lagi-lagi deh mainin belalang kayak tadi," bujuknya yang membuat Fahd berbalik dan menatapnya tajam.
"Aku marah bukan lagi soal belalang, tapi marah karena kamu meleng nggak liat jalan, hampir aja motor tadi nabrak kamu, kenapa sih hobi banget bikin aku jantungan, Wa?!"
"Aku takut kamu kenapa-napa tahu nggak!" ungkap Fahd penuh kekhawatiran. Hati Nashwa berdebar-debar saat mendengarnya. Binar bahagia tak bisa disembunyikan dari wajah anggunnya.
"Kalau begitu maaf udah bikin Bang Fahd khawatir." Sedetik setelah berkata demikian Nashwa merasakan tangan Fahd merengkuh tubuhnya erat.
"Please take care of yourself, Wa. Gue nggak bisa maafin diri gue sendiri kalau sampai lo kenapa-napa, lo itu tanggung jawab gue, Wa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mendadak SAH!
عاطفية"Astaghfirullah!" Dua insan itu terbangun mendengar suara ribut-ribut, mereka terkejut melihat para warga berkerumun. Serentak mereka saling bersitatap dan tersadar kalau mereka sama-sama terlelap di pondok tua itu dalam keadaan berpelukan.