12

193 26 10
                                    

Beberapa jam sebelumnya

Jungkook terlihat menghentikan mobilnya tidak jauh dari sebuah mansion mewah. Dulu saat dia masih tinggal di Busan, dia sering sekali ke rumah ini walaupun dulu rumah ini tidak semewah sekarang. Dia sangat mengenal pemilik rumah ini, bahkan sang pemilik rumah dulu sangat menyayangi Jungkook.

Cukup lama Jungkook diam disana, beberapa kali dia melihat area sekitar berharap bisa menemui orang yang beberapa Minggu lalu mengiriminya ancaman. Sampai akhirnya dia bisa melihat datangnya sebuah mobil dari arah belakangnya.

Hyundai palisade hitam nampak melaju pelan mendekati mansion itu. Jungkook bergegas turun dari mobilnya dan berlari mendekati gerbang mansion itu agar bisa dengan mudah terlihat oleh penumpang di mobil itu. Beruntung sang pemilik mobil menyadarinya, dia kemudian memerintahkan sopirnya untuk memberi tahu bagian keamanan rumah untuk mempersilahkan Jungkook masuk ke dalam sana.

Kini Jungkook sudah berada di ruang tamu mansion itu, bersama jisun disana mereka berdua diam dengan saling menatap tajam.

"Apa kau hanya akan diam Jungkook?" Ucap jisun memulai percakapan mereka

"Ini semua ulahmu bukan?" Jungkook masih tenang, namun dari matanya terlihat jika dia sudah ingin sekali berlari meremat leher wanita di depannya ini. Jungkook harus bersabar karena tidak mungkin dia akan berbuat macam macam ketika semua bodyguard wanita itu sedang menatapnya.

"Apa maksudmu?" Jawab jisun dengan senyum meremehkannya

"Jangan pura pura bodoh jisun, aku yakin kalau yang terjadi dengan jin itu semua adalah ulahmu. Apa kau pikir aku bodoh?"

"Kekeke, siapa yang pura pura bodoh? Jungkook a, kalaupun memang aku pelakunya, memangnya kau punya bukti?" Jungkook meremat tangannya sendiri, dia kemudian berdiri dari duduknya dan mulai berjalan mendekati jisun yang sedang duduk tak jauh dari tempatnya. Tentu saja hal ini membuat para bodyguard itu semakin mengantisipasi gerakan Jungkook, namun jisun sudah lebih dulu menahan mereka dengan kode yang dia berikan kepada semua bodyguardnya.

Jungkook menjepit rahang wanita itu sambil mendekatkan mulutnya di telinga jisun.

"Kau salah lawan jika ingin bermain main dengan kami sayang, apa kau lupa kejadian 3 tahun lalu? Apa kau ingin aku ingatkan?" Senyum iblis jisun seketika keluar ketika mendengar ucapan Jungkook, kini dia lah yang mendekatkan sendiri bibirnya ke telinga Jungkook. Dia memberi kecupan kecil disana yang berhasil membuat Jungkook sedikit terkejut.

"Aku bukan jisun yang dulu Jungkook sii, aku tidak akan berbuat bodoh hingga meninggalkan jejak apapun. Kekeke"

"Ah ya, bukankah saat ini dia sedang mengalami amnesia? Kekeke, sepertinya takdir sedang berpihak denganku. Awalnya aku hanya ingin langsung membuatnya pergi ke neraka, tapi melihatnya seperti ini membuatku merasa lebih senang."
Jungkook menarik dirinya menjauh, rasanya seperti darahnya semakin mendidih, tidak percaya dengan yang baru saja dia dengar. Bagaimana mungkin gadis yang dulu dia kenal sangat baik, nyatanya sekarang bahkan lebih kejam dari iblis.

"Kekeke, kenapa kau terkejut seperti itu eoh? Kemana sikap aroganmu tadi?" Jungkook segera sadar dari lamunannya, dia mencoba mengontrol emosinya saat melihat para bodyguard itu memasang wajah waspada padanya.

"Apa yang sebenarnya kau mau?"

"Hahahaha" jisun berdiri dari kursinya dan berjalan pelan mendekati Jungkook, tangannya mulai membelai pelan wajah Jungkook saat sudah berada di depannya.

"Kau tau apa yang aku mau Jungkook, sejak dulu sampai sekarang perasaan itu masih tidak bisa hilang. Aku masih sangat mencintaimu Jungkook, bahkan aku bisa melakukan apapun demi mendapatkanmu." Jisun meninggalkan sebuah kecupan di bibir Jungkook, dan Jungkook hanya diam saja menatap wanita itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Butterfly || JinkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang