5

227 27 5
                                    

Pagi ini tuan Lee dan yoongi sudah lebih dulu pergi ke rumah sakit, sejak pagi pihak rumah sakit sudah menghubungi mereka. Mereka mengabarkan jika pihak kepolisian menemukan sesosok jenazah di pinggir pantai yang letaknya tidak terlalu jauh dari jembatan lokasi jin kecelakaan.

Berita sudah tersebar, dan pihak agensi juga sudah memberi konfirmasi jika telah terjadi kecelakaan yang menimpa member mereka. Namun mereka tidak memberi rincian dari kecelakaan tersebut, mereka hanya memberi tahukan jika saat ini jin sedang dalam perawatan karena kejadian tersebut. Bahkan mereka juga mengumumkan untuk menghentikan sementara semua kegiatan Bangtan demi kebaikan para member.

Segera setelah mereka berdua bertemu dengan kapten Han, mereka di arahkan untuk menuju ruang jenazah rumah sakit tersebut.

Dengan langkah berat dan nafas sedikit tersengal menuju ruang itu, mereka berusaha terus berpikir positif dan berharap jika jenazah itu bukanlah jenazah Hyung mereka.

Kini mereka sudah di depan pintu, kapten Han mulai membuka pintunya dan menunjukkan sesosok jasad yang telah ditutupi kain putih khas rumah sakit. Yoongi bergerak mendekati jasad tersebut dan pelan pelan mulai membuka kain itu. Kaki yoongi lemas seketika, jantungnya kembali berdegup setelah melihat jasad tersebut. Ada perasaan lega namun kembali mengkhawatirkan hyungnya.

Jasad itu bukanlah jasad jin, namun dia juga tidak mengenalinya. Yoongi kemudian mendekati kapten Han dan menanyakan tentang pencarian mereka.

"Itu jasad sopir truk yang menabrak tuan jin tuan Suga, kami baru saja selesai mengidentifikasinya. Menurut penuturan dari perusahaan tersebut, orang ini sedang bertugas untuk mengirimkan barang pesanan pelanggan di luar kota Busan.

"Kalau begitu apa itu artinya kejadian ini murni kecelakaan capt? Lalu kenapa anda bisa menilai ini seperti disengaja?" Yoongi semakin bingung dengan semua pernyataan kapten Han.

"Itu lah yang sedang kami dalami, kami masih mencari cctv yang merekam kedua kendaraan tersebut tuan, jadi semoga kami bisa segera mendapat petunjuknya" kapten Han dan yoongipun akhirnya keluar dari ruang jenazah menuju ke lobby rumah sakit sebelum akhirnya berpisah disana.

Saat yoongi akan menuju ke pintu keluar, tiba tiba saja ada seseorang yang menepuk pundaknya dan menyapanya.

"Min yoongi a, apa itu kau?" Yoongi segera berbalik menatapnya

"Emm Sohee a? Waah, kau dokter disini?" Yoongi segera mengenalinya, dia adalah salah satu temannya saat kuliah, bukan dari jurusan yang sama namun mereka bisa dekat sejak masa pengenalan kampus.

"Iya. Emm yoongi a, apa kita bisa bicara sebentar? Aku ingin memperlihatkan mu sesuatu." Yoongi sedikit kaget, pasalnya mereka sudah sangat lama tidak bertemu dan ajakannya ini terasa aneh.

"Tunggu, kita mau kemana? Kita bicara disini saja." Ucap yoongi mencoba menolak. Nampak Sohee menghela nafas sebelum menarik yoongi, dia tau kalau dia tidak bisa sembarangan bicara karena tempat mereka berdiri saat ini masih banyak diawasi oleh para bodyguard yoongi dan tentunya disana banyak orang yang bisa saja mendengar percakapan mereka. Beruntung ini di rumah sakit, jadi para bodyguard tidak dapat dengan mudah masuk kesana.

Sohee terus menarik yoongi masuk ke lift, mereka menuju ke lantai 3 rumah sakit tersebut. Setelah mereka sampai di lantai 3, Sohee kembali menarik tangan jin tanpa mengucapkan perkataan sedikitpun. Yoongi hanya menurut saja, entah kenapa dia merasa temannya ini ingin menunjukkan sesuatu yang sangat serius.

Kini mereka telah sampai di salah satu ruang VVIP, Sohee membuka pintu tersebut dan dengan segera menunjukkan seseorang yang sedang terbaring disana dengan banyak alat medis yang menancap di tubuh orang tersebut.

Yoongi membelalakkan mata melihat wajah itu, wajah yang sejak semalam dia dan semua orang cari. Jin berbaring disana dengan banyaknya alat di tubuhnya, belum lagi perban yang melilit di kepala serta perutnya. Wajahnya terlihat babak belur, bahkan di sudut mata dan bibirnya terlihat robek.

Butterfly || JinkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang