7. Panik

187 27 8
                                    

Suasana didalam hutan sudah semakin tidak kondusif. Rasya dan saudaranya yang lain panik bukan main melihat Gibran yang tiba tiba jatuh pingsan.

"Gib, heh bangun, jangan bikin kita panik dong" ucap Irsyad. "mending kita bawa Gibran ke pinggir dulu, jangan ditengah gini" Ucap Adara. "nah, bener ni. Bawa kesini aja" ucap Irsyad sambil menunjuk pohon.

Rasya pun penggendong Gibran dan membawanya kedekat pohon yang ditunjuk Irayad.

"Gib, lo bertahan ya kita pasti bisa keluar dari sini" ucap Rasya. "Gib, lo kuat ya, tahan sebentar lagi aja"ucap Naura.

"sya, ini gimana? Sekarang kita malah tersesat di hutan mana hutan nya deket hutan terlarang lagu" ucap Naura.

"tunggu tunggu, sekarang kita di deket hutan terlarang, jangan bilang kalo Gibran kaya gini gara gara dia mau di jadiin tumbal hutan ini" ucap Adara.

"heh ya jangan mikir gitu. Gibran pasti baik baik aja, gak mungkin kan dia jadi tumbal hutan ini" Ucap Irsyd.

"kalian ini bisa gak sih gak usah mikir ke situ, Gibran pasti baik baik aja" ucap Naura.

"sekarang kita satuin tangan kita, siapa tau ini bisa bantu nolong Gibran " ucap Rasya.

Semua pun mengikuti instruksi yang diberikan Rasya, tiga kali percobaan tidak ada perubahan. Hingga kali keempat nya perlahan Gibran pun membuka matanya.

"sya, sakit" lirih Gibran. "Gib, lo dah bangun" ucap Adara. Semua yang disana pun mengucap syukur.

"syukur deh Gib, lo itu bikin panik" ucap Irsyad. "lo kenapa sih kok bisa pingsan?" tanya Naura. "sakit, nafas gue sesek" jawab Gibran. "sekarang masih sesek? " tanya Rasya. "udah gak terlalu sesek kok"jawab Gibran. "inhaler lo bawa gak? "tanya Irsyad.

"gak, gue lupa bawa" jawab Gibran. "lo gimana sih gib, dah tau inhaler itu penting, bisa bisanya gak lo bawa" omel Naura. "ya maaf, kan gue lupa" ucap Gibran.

"ini lagi gib, kenapa lo pake baju lengan pendek udah tau disini dingin Gibran" omel Rasya. "hehe maaf, kan gue gak tau kalo bakal nyasar"ucap Gibran.

Mendengar itu, Rasya dan yang lain hanya menatap Gibran malas.

"udah sekarang mending kita fokus lagi buat keluar dari sini" ucap Rasya. Yang lain hanya menganggukkan kepala.

Sedangkan di sisi lain.......

"anak anak, ayo kumpul" ucap Pak Restu. "ini udah semuanya berkumpul kan? " tanya buk Nur.

"buk, Rasya, Naura, Adara, Gibran sama Irsyad belum datang" ucap salah satu murid. "loh kemana mereka. Apa ada yang lihat mereka?" tanya miss Nency.

"gak ada miss" ucap semua murid. "duh, gimana ini pak. Kalo mereka kenapa napa gimana? " ucap miss Nency. "jangan panik, kita coba cari mereka dulu" ucap pak Restu menenangkan.

"anak anak sekarang kalian istirahat aja, bapak dengan guru guru yang lain akan melakukan pencarian" ucap Pak Restu.

Setelah itu semua guru pun melakukan pencarian. The beast yang melihat itu tersenyum penuh kemenangan.

"rencana kita berhasil, semoga aja mereka gak bisa ditemukan" ucap Kevin. " kita liat bisa gak mereka bertahan di tengah hutan itu" ucap Jeni. "betul, berapa lama sih mereka bertahan tanpa makan, minum" ucap Rehan. "tapi kalo mereka kenapa napa, terus mereka mati disana gimana? " ucap Vio.

"Vio lo itu kenapa sih dari kemarin, kalo mereka mati pun ya bagus dong. Kan itu tujuan kita" ucap Jeni. "udahlah cabut balik ke tenda masing masing" ucap Kevin.



Segitu dulu ya, maaf lama update nya......
Lanjut lagi nanti pas pulang sekolah yaaa.......

Jangan lupa vote komennya......

Magic 5Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang