8. pencarian

200 33 9
                                    

Semua guru mulai melakukan pencarian. Hari sudah semakin malam. Namun, belum ada tanda tanda Rasya dan adik adiknya akan di temukan.

"bapak ibuk semua, ada baiknya kita kembali ke tenda karena hari sudah semakin malam, kalo diteruskan akan sangat berbahaya" ucap Pak Restu.

"tapi pak kalau kita kembali, bagaimana anak anak. Mereka pasti takut dan kedinginan disana" ucap Buk Nur.

"yang dikatakan pak Restu itu benar buk Nur, jika diteruskan takutnya malah kita ikutan hilang. Jadi ada baiknya kita kembali. Untuk anak anak, kita akan lapor tim sar" jawab kepsek.

"baik kalo gitu kita kembali ke tenda" ucap buk Nur pasrah.

Semua pun kembali ke tenda. Sesampainya di tenda, pak Restu pun langsung menelpon tim sar. Tim sar yang mendapatkan laporan langsung turun ke tempat kejadian.

Namun sayang, setelah melihat kondisi di tempat perkemahan, sangat amat tidak mendukung karena hari sudah sangat amat gelap, ditambah lagi cuaca yang sedang gerimis membuat pencarian akan sulit dilakukan.

Dengan terpaksa semua pun menunggu sampai pagi untuk melanjutkan pencarian.

Sedangkan di tengah hutan, Rasya dan yang lainnya sedang berjuang mencari jalan keluarnya.

"sya, ini gimana dari tadi kita muter muter tapi gak ketemu ketemu arahnya" ucap Adara prestasi. "sabar, pasti kita bakal keluar kok" ucap Rasya.

"Sya, Nau, udah mulai gerimis kita harus neduh tapi mau neduh dimana? " tanya Irsyad.

Tak jauh dari mereka berdiri, Naura melihat ada goa yang tidak terlalu besar tapi cukup untuk mereka ber lima berteduh.

"eh itu ada goa, mending kita kesana neduh dulu. Ini hujan nya udah mulai lebat" ucap Naura.

"yaudah kita neduh disana aja. Bahaya juga kalo kita hujan hujanan disini" ucap Rasya.

Semua pun masuk ke dalam goa. Gibran yang mulai kedinginan sudah kesusahan untuk mengambil nafas.

"Sya, Nau, Dar, Syad, dingin dada gue juga sesek" ucap Gibran. Mereka yang mendengar itu pun menjadi panik.

"duh gib, terus gimana. Lo juga sih inhaler pake lo tinggal segala" omel Naura. "nih, lo pake jaket gue aja. Biar gak terlalu berasa dingin nya" ucap Rasya sambil memberikan jaketnya kepada Gibran.

"mangkanya jangan pake baju lengan pendek " ucap Adara."tau tuh dasar batu. Bocil susah dibilangin" ucap Irsyad.

"ga usah berantem mending sekarang istirahat kaya nya kita bakal sampe pagi disini" ucap Rasya.

"Gib, lo gak papa kan? " tanya Naura. "gak papa kok, sesek nya juga dah lumayan ilang" jawab Gibran. "bagus deh, inget atur nafas lo" perintah Rasya.

Tidak berselang lama, mereka pun tertidur. Semua tertidur dengan pulas.
  

..................

Keesokan harinya, seluruh tim sar dan guru guru pun sudah mulai menelusuri hutan.

"Rasya, Naura, Adara, Irsyad, Gibran dimana kalian" teriak Pak Restu. "Rasya naura dimana kalian". "Adara, Irsyad, Adara, Gibran kalian bisa dengar ibuk Nak" teriak Buk Nur.

Tak ada sautan, semua guru dan tim sar pun semakin dalam menelusuri hutan.

Sedangkan di dalam goa, mereka di buat panik oleh Gibran.

"Naura, Adara, Irsyad, Gibran bangun" ucap Rasya membangunkan adik adiknya.

Semua pun bangun, kecuali Gibran. Dia masih di alam bawah sadarnya.

"Gib, bangun heh kita mau lanjut jalan lagi" ucap Irsyad mencoba membangun kan Gibran.

Namun, masih tak ada pergerakan dari Gibran, tentu itu membuat saudara saudaranya kesal.

"Gib lo ih kebo banget, cepat bangun elah" ucap Adara. Rasya yang melihat itu langsung menarik tangan Gibran agar ia terduduk.

Namun, saat Rasya memegang tangan Gibran. Dia di kejutkan dengan suhu tubuh Gibran yang sangat panas.

"Gib, gila lo ini panas banget " ucap Rasya. Naura dan yang lain yang mendengar itu langsung mendekat dan memegang kening Gibran untuk mengecek suhu tubuhnya.

"Gib, bener yang dibilang Rasya, ini lo panas banget" ucap Naura. "Gib lo gak papa kan, lo pucet banget woy" ucap Irsyad.

"eh ini mending kita cepet jalan deh, biar Gibran  bisa ditangani" ucap Adara.

"bener kata Adara. Gib, lo masih kuat kan buat jalan, atau mau gue gendong aja" ucap Rasya.

"gendong pliss gue gak kuat jalan. Kepala gue sakit, gak bisa buka mata" jawab Gibran.

"yaudah, Nau, tolong bantu Gibran naik ke punggung aku" ucap Rasya. "okei" jawab Naura.

Naura pun membantu Gibran. Setelah Gibran berada di punggung Rasya, mereka pun melanjutkan perjalanan.

"Gib, tahan ya jangan kaya gini lo bikin kita panik tau" ucap Naura. "gak kuat pusing, sakit semua badan gue rasa nya" ucap Gibran.

"jangan gitu, lo pasti bisa. Lo kuat jadi tahan ya" ucap Irsyad. "bener kata irsyad, lo tahan sebentar ya" ucap Adara.

Tak ada balasan dari Gibran yang membuat mereka cemas. Dengan Langkah yang cepat mereka berjalan menelusuri hutan.

Pikiran mereka sekarang adalah keluar dari hutan dan membawa Gibran ke rumah sakit. Pokoknya Gibran harus sembuh. Adiknya itu harus bertahan.








Segitu dulu yaa.........
Besok lanjut lagi..............

Abaikan typo...........

Jangan lupa vote komen nya yaa....

Magic 5Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang