9. Ditemukan

172 30 6
                                    

Tim sar dan para guru masih terus berusaha untuk menyusuri area hutan untuk mencari Rasya dan adik adiknya.

"pak ini gimana? Anak anak masih belum bisa ditemukan juga" ucap Buk Nur panik. "ibu tenang saja kami disini akan berusaha secepat mungkin untuk menemukan anak anak yang hilang" ucap salah satu tim sar.

Mereka pun melanjutkan perjalanan sambil terus meneriaki nama Rasya dan yang lainnya.

Akhirnya setelah lama mereka berjalan, mereka bertemu dengan Rasya dan yang lainnya.

"Alhamdulillah  Rasya, Naura, Adara, Irsyad, Gibran akhirnya kalian ketemu juga" ucap Buk Nur.

"kalian gak papa ka?". "pak, buk, tolong Gibran dia pingsan, mukanya pucat, badannya juga dingin banget " ucap Naura. "kita bawa Gibran kerumah sakit" ucap Pak Restu.

Tim sar pun segera mengambil tandu dan menaruh Gibran diatas nya lalu membawanya ke luar dari hutan.

Setelah mereka sampai di tempat perkemahan Gibran langsung di larikan ke rumah sakit terdekat.

The beast yang melihat itu semakin kesal, karena lagi lagi mereka gagal untuk membuat magic 5 mati di dalam hutan.

"sial, gagal lagi gagal lagi" ucap Kevin. "kenapa sih kayanya nyelakain mereka itu susah banget " kesal Jeni.

"tapi gak papa guys, kalian liat kan tadi Gibran gak sadar kan diri gitu, bisa aja dia gak selamat pas dibawa ke rumah sakit " ucap Rehan.

"bener kata rehan, seengga nya ada yang celaka diantara mereka" ucap Vio.

Berbeda dengan Lisa, dia hanya diam saja karena kalo boleh jujur dia juga khawatir dengan keadaan Gibran.

"Gib, lo kenapa? Kenapa muka lo pucet banget. Lo gak papa kan? Semoga lo baik baik aja. Maafin gue Gib, gue gak bermaksud" batin Lisa.

Naura yang belum beranjak dari sama mendengar suara hati Lisa.

"apa maksud Lisa, jangan bilang ini semua ulah the beast. Gue harus kasih tau yang lain soal ini" gumam Naura.

Rasya yang melihat Naura diam pun langsung memanggil nya.

"Nau, ayo cepat kita harus nyusul Gibran" panggil Rasya. "iya sya, ayo kita susul Gibran" ucap Naura.

Rasya dan Naura pun segera menyusul yang lain. Selama perjalanan Naura hanya diam yang membuat Rasya khawatir.

"Nau, kamu kenapa? Dari tadi kamu diam aja" tanya Rasya. "aku gak papa kok, aku cuman takut aja Gibran kenapa napa" jawab Naura.

"kamu jangan khawatir gitu, tenang aja. Gibran itu anak yang kuat, dia pasti bisa bertahan" ucap Rasya menenangkan.

Naura yang mendengar itu hanya tersenyum tipis. Tidak butuh waktu yang lama, mereka pun tiba di rumah sakit. Gibran segera dilarikan ke ruang UGD.

"dok, saya mohon selamatkan adik saya " ucao Rasya. " saya akan berusaha semaksimal mungkin" ucap dokter. "keluarga pasien mohon tunggu diluar agar dokter bisa fokus menangani pasien" ucap suster.

Rasya dan yang lainnya hanya bisa menunggu di depan ruangan Gibran. Setelah menunggu lama, akhirnya dokter yang menangani Gibran pun keluar.

"gimana keadaan Gibran dok? Dia baik baik ajakan" tanya Rasya panik. "sebelumnya apakah pasien memiliki riwayat sakit asma? Tanya dokter. "iya dok, Gibran memang punya penyakit asma" jawab Naura. "jadi begini, berdasarkan hasil pemeriksaan yang telah kami lakukan. Penyakit asma Gibran ini sudah semakin memburuk bahkan bisa dibilang kronis."

"dikarenakan asma yang di derita pasien semakin kronis, pasien kini menderita penyakit pneumonia."jelas dokter.

"pneumonia dok" ucap Adara. "iya,
Pneumonia adalah kondisi inflamasi yang terjadi saat seseorang mengalami infeksi pada kantung-kantung udara dalam paru-paru.

Kantung udara yang terinfeksi tersebut akan terisi oleh cairan maupun pus (dahak purulen).

Gangguan ini dapat menyebabkan batuk berdahak atau bernanah, demam, menggigil, hingga kesulitan bernapas.

Penderita asma memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan infeksi saluran napas seperti pneumonia. Peradangan dan penyempitan saluran napas pada asma dapat membuat paru-paru lebih rentan terhadap infeksi" jelas dokter.

Semua yang mendengar itu pun hanya terdiam. Terlebih Adara, Naura, dan Irsyad yang sudah yak mampu lagi menahan air matanya.

"dok, apa adik saya bisa sembuh" tanya Naura. "jika ditangani dengan tepat kemungkinan bisa sembuh, saran saya kamian menyiapkan nabulizer untuk dirumah berjaga jaga bila pasien tiba tiba kambuh" jelas Dokter.

"baik dok, apakah kami sudah boleh menjenguk Gibran dok?" tanya Irsyad. "boleh, pasien sudah sadar. Kalau begitu saya permisi" ucap Dokter.

Setelah kepergian dokter pun Rasya dan yang lainnya masuk kedalam. Tapi sebelum itu Rasya berpamitan kepada guru guru.

"pak, buk, kami izin masuk ke dalam" ucap Rasya. "oh iya, silahkan kalau begitu kami juga kembali ke perkemahan" ucap pak Restu. "jika Gibran sudah boleh pulang, langsung ke perkemahan ya nak. Kita tunggu disana" ucap bik Nur.

"baik buk"jawab Naura. "kalau begitu kami pamit ya nak". Rasya dan yang lainnya hanya tersenyum sembari menganggukkan kepala nya.

Melihat para guru yang sudah beranjak pergi, Rasya, Naura, Adara, dan Irsyad masuk kedalam ruangan Gibran.










Segitu dulu yaa...........
Kalau ada yang salah soal penjelasan medis nya mohon di koreksi yaa........

Jangan lupa vote komen nya.....

Terimakasih semua.......

Magic 5Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang