13: Keputusan berat

201 23 4
                                    


Hari pengumuman graduation Zee tiba. Udara di teater sore itu terasa berat, berbeda dengan hari-hari biasanya. Fans sudah mulai berdatangan, suasana riuh rendah memenuhi ruangan yang masih setengah gelap. Semua member sudah berkumpul di belakang panggung, saling memberi semangat satu sama lain. Di pojokan, Zee duduk sendirian sambil memainkan ponselnya, sesekali menghela napas panjang.

“Zoy, kamu kenapa?” tanya Shani sambil duduk di sebelahnya.

“Enggak kok ci, cuma... agak gugup aja sih,” jawab Zee, berusaha tersenyum meskipun jelas terlihat ada kegelisahan di matanya.

Shani menghela napas dan menepuk pundak Zee lembut, “Semua pasti baik-baik aja, kamu udah mikirin ini matang-matang kan?”

Zee mengangguk pelan, "Iya ci, tapi tetep aja... rasanya campur aduk. Apalagi nanti pas ngomong ke fans, pasti banyak yang kecewa."

Shani tersenyum menenangkan, “Mereka bakal ngerti kok, Zee. Kamu juga berhak buat bahagia di jalan yang kamu pilih.”

Zee tersenyum tipis, meskipun rasa ragu itu masih tersisa di dalam hatinya. Ia menatap panggung dari celah tirai, mendengarkan suara fans yang semakin ramai. Beberapa menit lagi, semuanya akan berubah.

Sementara itu, di antara kursi penonton, Zean duduk di barisan belakang, mencoba menenangkan diri. Tangannya menggenggam erat tiket teater yang ada di pangkuannya, pandangannya tak lepas dari panggung. Dia tahu, malam ini akan jadi malam yang emosional, bukan cuma buat Zee, tapi juga untuk semua orang di sini.

---

Acara pun dimulai. Para member satu per satu muncul di atas panggung, disambut sorakan meriah dari fans. Zee berjalan keluar dengan senyum yang sedikit kaku, mencoba menutupi perasaan gugupnya. Namun, tatapan matanya sudah fokus pada satu hal—momen dimana dia akan memberitahukan semuanya.

Setelah beberapa lagu, tiba lah sesi MC terakhir. Semua member berdiri di tengah panggung, sementara Zee mengambil langkah maju, berdiri di depan mikrofon. Sorakan fans terdengar menggema, sebagian besar memanggil nama Zee.

“Halo semuanya,” Zee membuka suaranya dengan senyum yang dipaksakan.

Sorakan semakin kencang, membuat Zee menahan napas sejenak sebelum melanjutkan, “Ada sesuatu yang pengen aku omongin malam ini. Sesuatu yang penting.”

Tiba-tiba suasana teater hening. Semua mata tertuju pada Zee, dan sorakan tadi berubah menjadi tatapan penuh harap.

“Aku udah lama mikirin ini, dan aku tahu mungkin ini bakal bikin banyak dari kalian sedih atau kecewa,” Zee mengambil napas panjang, menahan air mata yang sudah mulai menggenang di matanya.

Semua member di belakangnya saling berpandangan, sebagian dari mereka sudah tahu apa yang akan Zee katakan. Tapi fans? Belum ada yang menduga.

“Aku memutuskan untuk graduation dari JKT48.”

Kalimat itu meluncur begitu saja dari mulutnya, dan suasana teater langsung berubah hening. Para fans terdiam, seolah tak percaya dengan apa yang baru saja mereka dengar. Beberapa mulai berbisik-bisik, sementara yang lain terkejut dan menahan napas.

"Aku tahu ini keputusan yang berat, tapi aku yakin ini yang terbaik buat aku," Zee melanjutkan, kali ini suaranya sedikit gemetar.

Christy, yang berdiri di belakang, menunduk, menyeka air mata yang mulai mengalir di pipinya. Shani juga menatap Zee dengan mata berkaca-kaca, sementara member lain hanya bisa terdiam, mencoba mencerna kabar yang baru saja mereka dengar.

"Aku sangat bersyukur bisa menjadi bagian dari JKT48, tapi sekarang waktunya aku melangkah ke hal yang baru," Zee menutup kalimatnya sambil menundukkan kepala, memberi hormat kepada fans.

Cinta di Balik Panggung [JKT48 Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang