Haura dan mia menundukkan kepalanya tidak berani menatap zaid yang sedang duduk bersila diatas kasur dan menatap mereka berdua yang berada dibawah
Haura menatap zaid dengan ragu
"Bang zaid maafin kita dong"rengek haura
"Gara gara kalian, temang gue jadi pulang! Pasti gak nyaman"
"Iya kan kita takut id refleks "
"Ceritain"
Haura menarik nafas sambil menegakkan tubuhnya bersiap untuk menjelaskan kejadian memalukan tadi
"Jadi gini bang zaid,tadi haura sama mia lagi ngobrol.. Terus ada kecoa tiba tiba hinggap di kepala nya mia. Ya haura kaget gak kepalang "
"Kenapa harus teriak teriak terus meluk gue coba? "
"Haura gak sengaja babang zaid gantengg,, maafin kita dong"
"Okelah gue maafin, tapi awas jangan diulangi lagi"
"Siap komandan"
Mia dan haura langsung mengangkat tangan kananya memberikan hormat pada zaid, mereka tertawa bersama karna mengingat kejadian konyol yang tadi terjadi
"Bang zaid, haura pulang dulu ya. Baru inget kalo haura belum mandi hehe"
"Pantes aja bau bekicot dari tadi ternyata elu belum mandi"
"Ehh sembarangan! Haura belum mandi juga tetep wangi paripurna" Ucapnya sambil menggerlingkan matanya, yang sukses membuat zaid sebal ketika melihatnya
"Mia juga ah ibu pasti nanyain. Kalo inget haha"
mengerti dengan apa yang mia katakan, zaid dan haura saling beradu tatap dan tertawa canggung
"Oke hati hati ya wanita wanita penghibur guee"
Zaid mengusap kepala haura yang tertutup kerudung dengan tangan kanan dan tangan kiri ia letakkan di atas kepala mia
Mendengar perkataan zaid, keduanya mendelik tajam lalu membalikkan badan menuju pintu keluar
Zaid tersenyum melihat mia dan haura dari arah belakang, sampai sampai zaid mengantarkan mereka menuju depan gerbang rumahnya karna takut ada hal yang tidak diinginkan terjadi
Walaupun mia dan haura terkadang menolak.zaid selalu menjawab kalau mereka masih kecil takut ada yang nyulik katanya , yap masih kecil di pandangan zaid
Saat zaid kembali, ayahnya menatap zaid tajam. Zaid langsung menundukan kepalanya tak berani menatap sang ayah
"Sampai kapan kamu mau bersama mereka? Cepat masuk kedalam. Nanti ayah tes hafalan kitab kamu"
Zaid terdiam dan menganggukkan kepalanya, ucapan ayahnya tidak bisa zaid bantah.
Setelah ayahnya tidak terlihat dari pandangan mata, zaid segera masuk dan pergi ke kamarnya dengan helaan nafas berat yang ia keluarkan di setiap langkahnya
***
"Hau kayaknya adem tuh minuman"
Haura dengan cepat menolehkan kepalanya ke arah penjual minuman yang mia tuju
"A..aah ma,, mana mia, itu? "
"Kenapa gugup? Bukan. Bukan yang itu tuh yang disebelahnya. Kayaknya baru deh, mia baru liat"
"Haura gak kenapa napa kok. Gak ah gak usah kesana beli minuman yang lain aja mending yuk? Disana pada mahal katanya"
Haura menggerakkan matanya kekanan dan ke kiri membuat mia memicingkan mata padanya, curiga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Haura love mission
Teen FictionMemiliki kehidupan yang penuh kasih sayang, seperti keluarga cemara walau tanpa seorang ibu, dan dua orang sahabat dari kecil yang selalu menjadi penjaganya, membuat haura kurang menyukai kisah percintaan seorang remaja pada umumnya karna merasa mem...