**Judul: Bayang-bayang di Pulau Terpencil**
Kehamilan Alya telah mencapai minggu ke-15, dan meskipun perutnya semakin besar dan gerakannya semakin lambat, dia tetap menjalankan perannya dengan tekad kuat. **Di negara tujuan ini, di tengah pertemuan-pertemuan penting dengan keluarga Byron dan para petinggi negara musuh, Alya tahu bahwa dia harus tetap fokus pada misinya.** Namun, setiap hari kehamilan ini membuatnya semakin terbebani, baik secara fisik maupun emosional.
Alya akhirnya mendapatkan kesempatan untuk bertemu dengan timnya yang telah diam-diam tiba di negara tersebut. **Mereka mengadakan pertemuan rahasia di tempat tersembunyi, jauh dari pengawasan keluarga Byron.** Saat mereka bertemu, Alya dengan cepat memberikan laporan tentang semua informasi yang telah dia kumpulkan sejauh ini.
James, pemimpin tim, tampak serius saat mendengarkan. "Informasi yang kau bawa sangat berharga, Alya. Rencana keluarga Byron untuk menyerang negara kita menggunakan senjata yang mereka pasok ini sangat berbahaya. Dan proyek manusia unggul mereka juga semakin mengkhawatirkan."
Alya mengangguk, matanya penuh dengan kegelisahan. "Ya, mereka sudah semakin dekat dengan mencapai tujuan mereka. Jika kita tidak segera bertindak, mereka bisa menyerang negara kita kapan saja."
Namun, di balik pembicaraan strategis tersebut, tim Alya juga memperhatikan kondisi Alya. **Sofia, salah satu anggota tim, menatap Alya dengan prihatin.** "Alya, perutmu semakin besar. Kau harus memeriksakan kandunganmu. Sejak kita tahu kau hamil, kau belum pernah memeriksanya, bukan?"
**Alya terdiam sejenak, lalu mengangguk.** "Aku... belum pernah memeriksakan kandunganku. Di mansion, terlalu berbahaya untuk pergi ke dokter, dan aku tidak mau menimbulkan kecurigaan."
Sofia mendesah. "Kau harus memeriksakannya, Alya. Kami tidak tahu apa yang terjadi di dalam tubuhmu, dan ini bisa berbahaya. Kehamilan ini sudah jauh lebih besar dari yang seharusnya, dan kami khawatir tentang kondisi kesehatanmu."
James ikut bicara, menyetujui Sofia. "Alya, kami paham bahwa misi ini penting, tapi kau juga harus memikirkan kesehatanmu. Kehamilan ini semakin berisiko jika kau terus mengabaikannya."
Alya menggigit bibirnya, merasa tertekan. **Dia tahu bahwa timnya benar,** tetapi dia juga tahu bahwa dia tidak bisa terikat pada kehamilan ini lebih lama lagi. Ini bukan sesuatu yang dia inginkan, dan kehamilan ini menghambatnya untuk bergerak dengan bebas. **Dia telah merencanakan untuk menggugurkan kandungan begitu misi ini selesai.**
Setelah beberapa saat hening, Alya mengangkat wajahnya dan menatap timnya. **"Aku ingin menggugurkan kandunganku."** Suaranya terdengar tegas, meskipun hatinya berdebar. "Ini bukan sesuatu yang aku inginkan. Kehamilan ini hanya menghalangi misiku. Setelah semua ini selesai, aku ingin mengakhirinya."
**Timnya terdiam sejenak, terkejut dengan keputusan Alya,** namun mereka juga memahami posisinya. Mark, anggota tim lain, menatap Alya dengan raut prihatin. "Alya, kami mengerti bahwa kau tidak menginginkan ini, tapi menggugurkan kandungan di tahap ini sangat berbahaya, terutama karena kau sudah cukup jauh dalam kehamilanmu."
Sofia menambahkan, "Kau harus berhati-hati. Selain itu, apakah kau yakin Damien tidak mencurigai apa-apa? Dia tampaknya sangat terikat pada kehamilanmu. Mungkin saja dia telah melakukan sesuatu yang membuat kehamilan ini sulit dihentikan."
Alya mengingat makanan yang sering diberikan Damien padanya, yang selalu membuatnya merasa lebih baik meskipun tubuhnya terus membesar. **Damien tampak terobsesi dengan kehamilannya,** dan setiap kali dia merasa lelah atau sakit, Damien akan memberinya makanan atau minuman khusus yang langsung membuatnya merasa lebih baik. **Namun, Alya tidak pernah memikirkan lebih jauh tentang efek jangka panjang dari makanan itu.**
"Apa maksudmu, Sofia?" tanya Alya, merasa ada sesuatu yang mulai terbuka di pikirannya.
Sofia menghela napas. "Ada kemungkinan bahwa makanan atau minuman yang Damien berikan padamu mengandung sesuatu yang memperkuat kehamilanmu. Itu mungkin mengapa kau merasa baik-baik saja meskipun tubuhmu mengalami tekanan yang besar. Ini hanya spekulasi, tapi ada kemungkinan besar bahwa ia telah memanipulasi kondisimu."
**Alya merasa terkejut dan mulai menyadari bahwa kemungkinan itu sangat masuk akal.** Setiap kali dia merasa lelah atau mual, Damien selalu ada dengan makanan atau minuman yang membuat tubuhnya kembali pulih. Mungkin makanan itu bukan hanya untuk memberinya energi, tetapi untuk memastikan bahwa kehamilannya terus berjalan tanpa masalah. Jika ini benar, **maka rencananya untuk menggugurkan kandungan mungkin tidak akan berjalan sesuai harapannya.**
James, yang selama ini diam, akhirnya angkat bicara. "Alya, kami akan mendukung apa pun keputusanmu, tapi kau harus tahu risikonya. Jika benar bahwa Damien memberikan sesuatu untuk memastikan kehamilan ini tidak terganggu, menggugurkannya mungkin tidak akan mudah—bahkan bisa gagal."
**Alya merasa semakin tertekan.** Dia tidak pernah menginginkan kehamilan ini, dan rencananya untuk menggugurkannya adalah satu-satunya jalan keluar yang dia lihat. Namun, jika apa yang dikatakan Sofia dan James benar, maka dia mungkin terjebak dalam kehamilan ini tanpa bisa menghentikannya.
Setelah pertemuan itu selesai, Alya kembali ke mansion dengan pikiran yang berat. **Perutnya semakin besar,** dan setiap langkah yang dia ambil terasa semakin berat. Di satu sisi, dia tahu bahwa dia harus menyelesaikan misinya. Tetapi di sisi lain, dia mulai menyadari bahwa kehamilannya, yang sebelumnya dia abaikan, kini menjadi sesuatu yang mungkin tidak bisa dia hindari.
**Setelah kembali ke mansion, Damien menyambutnya dengan hangat.** "Kau tampak lelah, Alya. Mungkin kau perlu istirahat."
Alya hanya tersenyum lemah, mencoba menutupi kekhawatirannya. "Ya, Tuan Damien. Aku hanya butuh istirahat sebentar."
Namun, di dalam hatinya, **Alya mulai merasakan ketakutan yang mendalam.** Apakah dia bisa menggugurkan kandungan ini? Ataukah makanan yang Damien berikan telah memastikan bahwa bayi-bayi ini akan terus tumbuh tanpa bisa dihentikan? **Kehamilan kembar lima ini kini menjadi beban yang semakin berat**, baik secara fisik maupun emosional, dan Alya tidak tahu berapa lama lagi dia bisa bertahan.
Namun satu hal yang pasti, dia harus tetap fokus pada misinya, **meskipun tubuhnya semakin mengkhianatinya.**
KAMU SEDANG MEMBACA
Bayang - bayang di Pulau Terpencil
Misterio / SuspensoAlya seorang perempuan berusia 23 tahun yang ditugaskan oleh negaranya untuk menyelidiki kasus mengenai senjata ilegal dan kasus ekperimen manusia. mampukah alya melakukan nya