13

71 0 0
                                    

Kehamilan Alya kini memasuki minggu ke-14, dan dia mulai merasakan tekanan yang semakin besar, baik dari fisiknya yang terus berubah, maupun dari perannya dalam misi yang dia jalankan. Keluarga Byron memainkan peran yang sangat penting dalam rencana negara yang mereka kunjungi. Di balik pertemuan diplomatik yang terlihat formal dan penuh peraturan, keluarga Byron secara diam-diam memasok senjata canggih dan rahasia untuk persiapan serangan terhadap negara asal Alya. Ini bukan sekadar pertemuan biasa—ini adalah rencana besar untuk menghancurkan negaranya, dan Alya kini berada di jantung intrik berbahaya tersebut.

Namun, senjata-senjata ini bukan satu-satunya ancaman. Proyek "manusia unggul" yang dikelola keluarga Byron juga mulai berkembang pesat. Mereka tidak hanya memasok senjata, tetapi juga memanipulasi genetika manusia untuk menciptakan prajurit unggul yang tidak terkalahkan. Alya, yang awalnya memandang tugasnya sebagai mata-mata dengan tujuan mulia, kini mulai merasa tertekan dengan penyesalan. Setiap informasi yang dia dapatkan hanya memperburuk kondisi emosinya, karena dia tahu bahwa proyek ini jauh lebih berbahaya daripada yang pernah dia bayangkan.

Suatu hari, Damien mengajak Alya keluar dari rutinitas rapat dan pertemuan. Dia ingin membawa Alya berbelanja, bukan hanya pakaian biasa, tetapi juga peralatan kehamilan. Bagi Damien, perut Alya yang semakin besar adalah sesuatu yang indah dan kuat, sesuatu yang membuatnya semakin terikat pada Alya. Dia menganggap kehamilan ini sebagai bagian dari kekuasaan dan kendalinya, dan Damien tampaknya ingin memastikan bahwa Alya tetap nyaman selama masa kehamilannya.

Namun, bagi Alya, kehamilan ini adalah sesuatu yang tidak pernah dia inginkan. Setiap hari, perutnya yang semakin membesar hanya mengingatkannya pada betapa terjebaknya dia dalam misi ini. Meskipun dia menggunakan kehamilannya untuk mendapatkan kepercayaan Damien, di dalam hatinya, Alya merasa bahwa dia tidak bisa melanjutkan ini. Dia memiliki rencana lain—untuk menggugurkan kandungannya begitu misi ini selesai.

Ketika mereka berdua tiba di butik mewah, Damien tampak senang. Dia memilihkan pakaian untuk Alya dengan teliti, memilih gaun-gaun yang bisa menonjolkan perutnya yang kian membesar. Namun, setiap kali Damien memilih pakaian atau alat bantu kehamilan, Alya merasakan ketegangan di dadanya. Dia tidak ingin terikat pada peran ini—tidak sebagai ibu dari anak-anak Damien, tidak sebagai bagian dari keluarga Byron.

Saat Damien mengangkat sebuah baju hamil lembut berwarna krem, dia tersenyum dan menyerahkannya pada Alya. "Ini akan terlihat sangat cantik di tubuhmu, Alya. Aku ingin kau merasa nyaman selama kehamilanmu."

Alya hanya mengangguk dengan canggung, meskipun di dalam dirinya ada perlawanan yang kuat. "Terima kasih, Tuan Damien," katanya pelan, berusaha menjaga ketenangan di wajahnya.

Tapi di balik kata-kata itu, Alya merasa semakin tertekan. Setiap pakaian yang Damien pilih hanya membuatnya semakin sadar bahwa dia tidak menginginkan kehamilan ini. Bayi-bayi yang tumbuh di dalam perutnya—kembar lima yang dia belum sepenuhnya sadari—hanyalah penghalang bagi misinya. Setelah semua ini selesai, dia tahu bahwa dia harus menggugurkannya. Kehamilan ini tidak pernah menjadi bagian dari rencananya.

Setelah berbelanja, mereka kembali ke tempat pertemuan, tetapi pikiran Alya terus terganggu. Dia tidak bisa memikirkan apa-apa selain perutnya yang semakin membesar dan rencananya untuk mengakhirinya. Namun, dia juga tahu bahwa dia harus tetap fokus pada misi. Keluarga Byron semakin dalam terlibat dalam proyek senjata dan manusia unggul, dan Alya harus menemukan cara untuk menghentikan mereka sebelum semuanya terlambat.

Ketika mereka tiba kembali di mansion tempat mereka menginap, Damien memperhatikan ekspresi Alya yang tampak murung. "Ada apa, Alya? Kau tampak tidak bahagia. Apakah ada yang salah dengan kehamilanmu?"

Alya menelan ludah, mencoba mengendalikan emosinya. "Tidak, Tuan Damien. Aku hanya merasa sedikit lelah."

Damien menatapnya dengan tatapan penuh kasih—sesuatu yang seharusnya membuat Alya merasa nyaman, tetapi sebaliknya membuatnya merasa semakin terjebak. "Kau tidak perlu khawatir. Segalanya akan baik-baik saja. Aku akan memastikan kau dan bayi-bayimu aman."

Kata-kata Damien itu hanya membuat Alya semakin merasa hancur. Bayi-bayi ini bukanlah sesuatu yang dia inginkan, dan dia tahu bahwa dia tidak bisa melanjutkan kehamilan ini. Namun, untuk saat ini, dia harus bermain peran—peran sebagai sekretaris yang setia, sebagai ibu yang diinginkan Damien—sampai misinya selesai.

Di dalam pikirannya, Alya terus menyusun rencana pelarian. Setelah semua ini selesai, dia akan mencari cara untuk kabur dan menggugurkan kandungannya, meninggalkan semua ini di belakang. Namun, untuk saat ini, dia harus tetap kuat, bahkan ketika perutnya semakin besar dan beban emosionalnya semakin berat.

Misi ini bukan lagi tentang negara atau tugas, ini juga tentang Alya yang berjuang untuk kebebasan dari tubuhnya sendiri.

Bayang - bayang  di Pulau TerpencilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang