Dua minggu telah berlalu sejak Alya memberikan laporannya kepada tim. Informasi yang dia kumpulkan tentang jalur distribusi senjata keluarga Byron kini telah digunakan oleh timnya untuk memulai operasi penghentian besar-besaran. Namun, akibatnya, keluarga Byron, termasuk Damien dan Lord Victor, mulai curiga bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Mereka menyadari ada kebocoran informasi, dan segera mengumpulkan semua anggota keluarga serta beberapa tokoh penting dalam jaringan mereka untuk membahas situasi ini secara rahasia.
Alya menyadari bahwa situasi semakin rumit. Setelah kebocoran informasi ini, mansion Byron semakin ketat dalam pengamanan, dan Alya tidak memiliki akses ke pertemuan penting keluarga Byron. Dia tetap menjalankan tugasnya sebagai pelayan Damien, tetapi kini ada tembok yang memisahkannya dari pusat informasi yang dia butuhkan.
Damien, seperti biasa, tetap memakai topengnya. Dia semakin sulit didekati, lebih diam dan waspada daripada sebelumnya. Alya tahu bahwa jika dia ingin mendapatkan lebih banyak informasi untuk timnya, dia harus masuk ke pertemuan rahasia keluarga Byron. Namun, masalahnya adalah Damien tampaknya sengaja menjauhkan Alya dari rapat-rapat penting tersebut.
Di malam hari, Alya berada di kamar Damien, menghidangkan minuman untuknya seperti biasa. Damien duduk di kursi di dekat perapian, pandangannya kosong menatap api yang menyala-nyala. Meskipun topeng menutupi wajahnya, Alya bisa merasakan bahwa pikirannya jauh lebih dalam malam itu.
"Apakah ada sesuatu yang terjadi, Tuan Damien?" tanya Alya, mencoba membuka percakapan.
Damien tidak segera menjawab. Setelah beberapa saat, dia menoleh perlahan ke arah Alya, suaranya terdengar berat dan penuh kewaspadaan. "Ada yang tidak beres. Aku yakin ada pengkhianat di antara kami, dan aku tidak akan membiarkan siapa pun menghancurkan keluarga ini."
Kata-kata Damien itu membuat hati Alya berdebar. Dia tahu bahwa Damien semakin dekat untuk menemukan bahwa informasi tentang jalur distribusi senjata telah bocor, dan ini membuat posisinya semakin berbahaya.
Alya melangkah lebih dekat, berusaha membuat dirinya tampak setia dan terpercaya. "Saya hanya seorang pelayan, Tuan. Apa yang bisa saya lakukan untuk membantu?"
Damien memandangnya sejenak, seolah mencoba menilai ketulusan Alya. "Kau sudah cukup banyak membantu, Alya. Tapi ada hal-hal yang tak perlu kau ketahui. Rapat yang akan datang tidak untukmu."
Alya tersentak sedikit, tetapi dia berhasil menyembunyikan keterkejutannya. Dia tahu bahwa rapat ini sangat penting, dan dia harus berada di sana untuk mendengarkan percakapan keluarga Byron. Namun, Damien dengan jelas membatasi aksesnya, membuat Alya merasa terjebak di luar lingkaran kepercayaan.
Selama beberapa hari berikutnya, Alya terus menjalankan perannya dengan baik, mencoba mendekati Damien kapan pun ada kesempatan. Dia memperhatikan setiap gerak-gerik, mendengarkan setiap percakapan di antara anggota keluarga yang dia layani. Namun, meski begitu, akses ke rapat keluarga tetap dijaga ketat.
Suatu sore, Alya melihat beberapa orang penting keluarga Byron dan sekutu mereka mulai tiba di mansion. Di antaranya adalah tokoh-tokoh yang dikenal terlibat dalam perdagangan gelap, dengan wajah dingin dan tatapan waspada. Alya tahu bahwa mereka semua datang untuk membahas bocoran informasi yang dia berikan pada timnya dua minggu sebelumnya.
Di dapur, Alya berbicara dengan salah satu pelayan lain yang dia percayai, Nadia. Nadia memberinya sedikit petunjuk bahwa rapat keluarga akan diadakan di ruang bawah tanah mansion, tempat di mana tidak ada pelayan yang diizinkan masuk.
"Kau harus berhati-hati, Alya," bisik Nadia saat mereka sedang menyusun piring makan malam. "Mereka semua curiga sekarang. Rapat ini... mereka akan bicara tentang penghianat. Kau tidak boleh dekat-dekat ruang itu."
Alya mengangguk, meskipun dalam hatinya dia tahu bahwa ini adalah kesempatan yang tidak boleh dilewatkan. Jika dia bisa mendengar apa yang dibahas dalam rapat itu, dia akan bisa mendapatkan lebih banyak informasi tentang langkah keluarga Byron selanjutnya, sekaligus mengungkap siapa saja yang terlibat dalam jaringan distribusi mereka.
Malam itu, ketika para tamu mulai berkumpul di ruang makan, Alya diam-diam mengikuti Damien. Dia melihatnya berjalan ke arah ruang bawah tanah bersama beberapa tamu penting. Alya tahu bahwa rapat itu akan segera dimulai, dan dia harus menemukan cara untuk menyusup tanpa menarik perhatian.
Saat Damien dan yang lainnya sudah masuk ke dalam ruang rapat, Alya dengan hati-hati berjalan menuju pintu ruang bawah tanah. Namun, di sana sudah ada dua penjaga berjaga dengan ketat. Alya harus mencari cara lain.
Dia kemudian memutuskan untuk kembali ke dapur dan menyusun rencana. Dengan mendekati Nadia lagi, Alya berbicara dengan pelan, "Ada cara lain untuk mendengar rapat di bawah sana?"
Nadia berpikir sejenak, lalu berkata, "Ada saluran ventilasi tua yang menghubungkan dapur dengan ruang bawah tanah. Tapi itu berbahaya, Alya. Kalau kau ketahuan, kau tidak akan pernah kembali."
Alya mengangguk. "Aku harus mencobanya."
Dengan bantuan Nadia, Alya menemukan saluran ventilasi tua yang dimaksud. Saluran itu sempit dan berdebu, tapi Alya dengan cepat memanjat ke dalamnya, merangkak dengan hati-hati untuk tidak mengeluarkan suara. Setiap langkah terasa semakin berat dengan perutnya yang mulai menonjol, tetapi Alya memaksa dirinya untuk terus maju.
Dari dalam saluran ventilasi, Alya bisa mendengar percakapan di ruang bawah tanah. Suara Damien terdengar jelas, meskipun tetap dingin dan datar. Mereka membahas langkah selanjutnya untuk memperketat jalur distribusi senjata dan menangkap siapa pun yang mereka curigai sebagai pengkhianat.
"Ada seseorang yang telah membocorkan informasi kita," suara Damien terdengar dalam dan penuh amarah. "Kita akan menemukan pengkhianat itu, dan ketika kita menemukannya, dia tidak akan lolos."
Alya tahu bahwa waktu semakin menipis. Dia harus mendapatkan semua informasi yang dia bisa sebelum mereka menemukan jejaknya. Namun, dengan perutnya yang semakin besar dan misinya yang semakin berbahaya, Alya merasa terjebak di antara loyalitasnya pada tim dan perasaan cemas yang mulai merambati pikirannya. Kehamilan yang terus dia sangkal kini mulai mengkhianati tubuhnya.
Namun, Alya tetap fokus. Dia harus menyelesaikan misinya, meskipun tubuhnya mulai menunjukkan batasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bayang - bayang di Pulau Terpencil
Misteri / ThrillerAlya seorang perempuan berusia 23 tahun yang ditugaskan oleh negaranya untuk menyelidiki kasus mengenai senjata ilegal dan kasus ekperimen manusia. mampukah alya melakukan nya