2

127 24 0
                                    

Cahaya matahari yang masuk melalui sela sela tirai kamar mendarat tepat diatas wajah cantik wanita yang sedang terlelap, membuka mata perlahan namun tidak sampai lima detik matanya membulat sempurna menyadari ingatan terakhirnya hanya sampai saat dirinya sedang berada didalam mobil Bersama pria yang baru dikenalnya kurang dari 24 jam.

"Oh, shit..." Bela segera menyibakkan selimut yang membalut tubuhnya dan menghela nafas lega menyadari dirinya masih memakai jaket dan dress yang dipakai malam tadi, terduduk dipinggiran Kasur mengusap rambutnya perlahan lalu beranjak menuju ruang tamu.

Di sofa miliknya , tertidur seorang pria dengan bertelanjang dada. Tidurnya masih nyenyak terlihat dari nafas nya yang teratur, Bela beralih ke dapur untuk mengambil sekaleng kopi dari lemari pendinginnya dan sekotak rokok diatas lemari pendingin tersebut lalu beranjak menuju balkon untuk menikmati dua sarapan paginya.

Menghembuskan asap rokok ke udara serta memperhatikan jalanan yang sibuk, otaknya memikirkan tidak menduga dirinya ada disituasi mendapati seseorang yang biasa dia lihat di ponselnya kini sedang tertidur di ruang tamunya. "Gila lo ya Bel, bisa mati lo kalo fans nya tau idola nya lo bawa pulang begini" ucapnya pada diri sendiri terkekeh sembari menyesap kopi dinginnya.

Dering ponsel menyadarkan gumamannya, menoleh kearah ruang tamu medapati sang pria terbangun dan mengangkat panggilan diponselnya

"Halo Ger?"

"Lo dimana sinting?! Gue gak bisa kontek lo dari semalam"

"Gue tidur dirumah teman selesai dari acaranya Marcel"

"Share location lo sekarang, gue gak percaya sama lo. Tolong jangan berulah Dave"

"Sumpah gue dirumah teman, lo bisa tanya Marcel. Lagian ini weekend dan gue gak ada schedule apapun, jangan ganggu gue Bye"

Dave memutuskan sambungan teleponnya secara sepihak sebelum Geri—Managernya semakin berceloteh panjang. Mengusap wajahnya lalu bergegas memakai kemeja hitam yang dia tanggalkan semalam karena kebiasaannya yang tidur tanpa menggunakan atasan.

Menoleh kearah kiri mendapati wanita yang semalam membuatnya sedikit repot karena sulit dibangunkan saat tiba diarea parkir apartemen, membuatnya harus menghubungi Marcel karena dirinya dibuat kebingungan oleh wanita itu. "Lo anterin ajadeh ke unitnya, coba cek ditas nya ada access card nya, pin unit nya 1100011 jangan lo macem macemin ya itu anak orang!" ujar Marcel malam itu melalui teleponnya.

Bela berdiri menghadap kearah ruang tamu, bersandar pada railing balkon masih dengan rokok di kedua jarinya memperhatikan teman barunya terbangun dan berbincang singkat dengan managernya melalui ponselnya. Teman? Anggap saja begitu, dia baru saja mendengar kata teman keluar dari mulut pria didepannya.

Melambaikan tangannya sambil tersenyum saat Dave menatapanya dengan tatapan mengernyit, namun tak lama Dave membalas senyumannya seraya beranjak menghampirinya.

"Gue harus pulang, thanks udah nampung gue semalam" ucap Dave sambil meraih kotak rokok yang diserahkan padanya, menyelipkan satu batang yang telah menyala pada kedua bibir merah mudanya.

"Harusnya gue yang bilang terima kasih, lo udah nganterin gue sampai kesini. Pasti semalam gue ngerepotin lo"

"No problem, next time jangan pernah kepikiran buat pulang sendirian naik taksi online. Bahaya kalo semalam lo ketidurannya di taksi online" Dave mematikan sisa rokoknya lalu beranjak masuk kedalam area ruang tamu diikuti oleh Bela dibelakangnya.

Mengambil ponsel dan kunci mobilnya yang tergeletak di meja ruang tamu. "Gue boleh pinjam topi?". Bela pergi menuju kamarnya mengambil sebuah topi hitam dan menyerahkan benda tersebut pada pria didepannya.

Brightest StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang