"Aku tahu balas dendam itu tidak baik, tapi bisakah kau balaskan dendam ku pada mereka?"
"Aku akan membalaskan dendammu pada mereka!?"
Felizia Eilen Sapphira wanita berusia 25 tahun memiliki kehidupan kelam penuh dengan kegelapan, tidak percaya ha...
Eilen bernapas lega saat guru pergi dan bel istirahat berbunyi berarti waktu istirahat sudah ada. Tidak susah pelajaran hari ini sangat mudah baginya untuk menyelesaikan, Eilen ini adalah murid terpintar saat masa sekolah jadi pelajaran anak SMA begini adalah hal gampang.
Kaki Eilen berjalan menuju kantin setidaknya dia harus mengisi perut agar tidak keroncongan. Pada pagi sebelum berangkat ia hanya sarapan sedikit, keburu ngga napsu saat melihat keluarga si pemilik tubuh.
Mata berkeliaran kebingungan saat ada satu gerombolan di tengah kantin dan para murid juga ikut menonton seperti ada sesuatu menyenangkan untuk dilihat.
Eilen berjalan tanpa ragu membelah kerumunan murid maniknya terbuka lebar saat melihat satu murid dirundung habis-habisan.
Tanpa sadar tangan Eilen mengepal, ia paling tak suka hal bau perundungan seperti ini.
Eilen melangkah cepat lalu menyentak tangan-tangan yang memegangi rambut anak sedang dirundung itu. Mereka keliatan marah saat Eilen datang menganggu acara mereka, Eilen sendiri berdiri sambil bersikap dada tersenyum miring.
"Tampaknya ada yang cari masalah sama kita-kita. Lihat si cupu sok menjadi pahlawan, padahal kalian berdua sama, ya sama-sama menjijikan!"
Eilen bertepuk tangan ria membuat murid berbicara barusan terdiam kaku. "Bukankah manusia kaya kalian lebih menjijikan dari sampah? Bahkan kata sampah buat kalian masih terlalu bagus,"
"Kau berani sekali berbicara seperti itu padaku!"
Para murid langsung berteriak heboh saat murid depan Eilen berusaha menjambak rambut nya. Eilen tentu tidak gentar dia cekatan dalam perkelahian ini langsung membanting tubuh murid perempuan itu, terdengar bunyi tulang patah semua menjadi takut untuk memisahkan keduanya.
"Lo pikir gua bakal terus diam mendapat perlakukan iblis dari manusia kaya lo! Ingat jika terus dapat perlakukan tak pantas, sifat iblis seseorang akan keluar!" Eilen marah mengetahui si pemilik tubuh sering kali jadi korban bullying disekolah maupun diluar.
Saat sebelum pergi tak sengaja ia menemukan buku diary disana banyak sekali kisah hidup si pemilik tubuh yang dituliskan secara langsung. Hanya baca beberapa lembar saja Eilen paham, anak ini tidak mendapatkan keadilan jadi untuk balas semua itu Eilen akan mencari keadilan versi dia sendiri.
Keributan terus berlangsung berhenti ketika ada seorang guru datang dan menyeret Eilen bersama murid yang merundung.
"Kalian tidak ada kerjaan lain disekolah bisa membuat keributan saja!"
"Dan kau Liora kau slalu membuat sekolah pusing karena tingkah mu!"
Mendengar ucapan guru tersebut Eilen tertawa kecil namun kesan menyeramkan tak dapat terhindar.
"Anda sendiri menjadi seorang guru tidak becus! Ketika saya meminta tolong kepada Anda? Anda dengan tak punya hati, malah ingin mengeluarkan saya dari sekolah,"
"Membela mereka yang kalian para guru sebut anak emas. Baiklah saya akan tunjukan bagaimana saya akan membalas kalian semua—tunggu tanggal mainnya,"
Suara Eilen terdengar berat serak kesan berbeda sekali tidak seperti biasa. Para guru merasakan hawa disini semakin panas, apalagi ketika melihat tatapan Eilen terlihat ingin membunuh siapapun sangat tajam dan menghunus.
Guru-guru ada di ruangan merasa terancam sekaligus merinding, Liora dihadapan mereka terlihat berbeda, bukan seperti anak pendiam dan akan takut pada orang lain. Kini malah menantang mereka dan akan membuat pembalasan? Apakah artinya dia bakal balas dendam pada siapapun pernah menyakitinya.
"Persiapkan diri kalian bakal banyak kejutan datang bergantian," Eilen keluar tertawa jahat dalam hati berhasil membuat orang-orang terdiam ketakutan.
Untuk ucapan akan membalas sebenarnya hanya akal-akalan saja, Eilen tak memikirkan itu untuk sekarang dia hanya ingin menikmati hidup di kehidupan berbeda ini.
"Lo lihat gimana bisa seorang Navana Liora Pradipta bisa buat semua guru ketakutan? Aneh, gua kaya ngeliat orang lain dalam diri anak itu."
"Bukannya mencurigakan sejak bangun koma dia bisa berubah sedrastis itu."
Farka Langit Arkatama teman sekelas Liora sekaligus teman saudara Liora sendiri. Terus memperhatikan gerak-gerik Liora dari kejauhan, menurutnya perubahan Liora terlalu aneh dan cukup janggal.
"Bener sih tapi kita lihat aja sejauh apa perubahan dia nanti,"
§§§§
Eilen menaruh tas dengan sembarangan kesal sekali banyak banget manusia membuat emosi terkuras. Disekolah bukan tenang malah banyak keributan, sepertinya kehidupan dia sebelumnya sama sekarang tidak ada bedanya.
Ada saja manusia ingin membuat hidupnya semakin rumit.
"Bereskan barangmu, cepat mandi sebelum Papa pulang!" Eilen malah bergidik tak mau tahu malah memejamkan mata sambil berselonjoran di sofa.
Pemuda itu menggeram rendah menarik tangan Eilen sampai gadis itu terjadi ke lantai. "Mau lo apa sialan!" cukup disekolah dia marah-marah dirumah pun kesabaran yang tidak seberapa harus diuji kembali.
"Berhenti mengumpat, aku sudah bilang cepat bereskan barang mu. Papa akan pulang sebentar lagi!" Eilen mengambil tas tak terduga dia menimpuk pemuda itu dengan tasnya sambil hidung memerah.
"Kau. sialan!" jalannya sengaja dia hentakan keras lagian kenapa banyak banget bikin emosi jiwa raga. Eilen tuh pengen tenang setidaknya sedetik saja malah tidak bisa.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.