"Aku tahu balas dendam itu tidak baik, tapi bisakah kau balaskan dendam ku pada mereka?"
"Aku akan membalaskan dendammu pada mereka!?"
Felizia Eilen Sapphira wanita berusia 25 tahun memiliki kehidupan kelam penuh dengan kegelapan, tidak percaya ha...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Liora masuk rumah takut-takut sambil terus melihat sekeliling apakah rumah ada orang atau tidak. Hari ini ia mendapatkan nilai ujian paling buruk, lebih buruknya lagi pasti akan mendapatkan hukuman dari Aldian ayahnya sangat tidak menyukai nilai nya menurun.
Aldian akan mencari celah untuk menyakiti apapun ia jadikan alasan untuk membuat diri Liora kesakitan dan terus memohon ampun.
"Mana nilai ujianmu!" suara itu membuyarkan lamunan Liora langkah gadis itu terhenti mematung. Jantungnya berdegup kencang, keringat dingin pun langsung bercucuran.
Liora ragu memberikan hasil ujian mingguan pada ayahnya, meremat kertas yang menjadi saksi hasil kerja keras untuk mengerjakan soal-soal sulit.
Aldian tidak sabar merampas kertas itu. Tatapan langsung menajam saat melihat hasil nilai Liora, Liora sendiri bergetar hebat terus mengigit bibir hingga berdarah.
Aldian menarik tangan Liora membawa ke tempat kerjanya. Saat sampai disana dia masih diam belum melakukan hal lebih, Liora semakin khawatir saat Aldian memegang penggaris kayu ditangannya.
Saat penggaris kayu itu mendarat di punggung tangannya Liora meringis saat perih bercampur nyeri membuat ia ingin menangis.
Ternyata tidak hanya sampai situ punggung nya ikut terkena pukulan sang ayah, kini baju sekolah tadinya bersih menjadi kotor akibat noda darah mengalir di seluruh tubuhnya.
"Papa ampun ... Liora berjanji akan meningkatkan belajar lagi ... Berhenti Papa!"
Kini hanya ada rasa sakit yang menemani ia disaat penyiksaan sang ayah belum juga usai. "Papa sakit ... Ini sakit! Ampun!"
Lantai pun ikut kotor darah itu mengalir derasnya membasahi sekitar dia bersimpuh di lantai.
Aldian mendecih mendengar suara minta ampun dari si bungsu. Tanpa perasaan ia menendang perut Liora hingga anak itu memuntahkan darah segar dari mulutnya.
Aldian berjongkok tersenyum puas melihat penderitaan Liora seperti kebahagiaan baginya. Aldian menarik kasar rambut putrinya, "Arghhh Papa sakit ... Ampun sakit pa!"
Tanpa memperdulikan permohonan Liora, Aldian tetap menarik hingga sekuat tenaga. Rasanya kulit kepala Liora seperti akan robek, beberapa helai rambut juga ikut rontok karena kuat tarikan Aldian.
Pandangan Liora semakin menipis tidak bisa menjaga kesadaran lagi. Sungguh pusing yang ia rasakan sangat luar biasa, terakhir sebelum kegelapan menghampiri Liora melihat seringaian penuh kepuasan dari Aldian.
"Aku—benci Papa!" kata terakhir diucapkan Liora dan kegelapan pun menyapa dia tak sadarkan diri diruang kerja milik Aldian.
Hanya karena nilai tubuh kecil kembali kesakitan.
****
Eilen bangun dengan napas memburu dia dapat merasakan degup jantung yang tak beraturan. Astaga, mimpi apa ia barusan? Liora? Anak itu disiksa Aldian hanya karena nilai yang turun.
Brengsek! Bagaimana pun Eilen harus membalas semuanya. Ia ikut merasakan sakit, sekujur tubuh seolah mati rasa saat melihat bagaimana Aldian menyiksa Liora dalam mimpi barusan.
Eilen bangun untuk mandi karena pagi telah menyapa seluruh dunia sinar matahari masuk ke celah jendela menandakan dia harus segera bergegas bersekolah. Meskipun sudah pintar, tapi ia harus ikut alur bagiamana Liora adalah anak baru masuk SMA dan ini kehidupan harus ia jalani sekarang.
Diberi kehidupan kedua kalinya adalah suatu anugerah, Eilen bersyukur walau harus menjadi sosok anak remaja lagi.
Perlu diketahui sejak kecil Eilen tidak percaya kuasa Tuhan, semenjak Eilen banyak kehilangan ia menjadi ragu akan kuasa Tuhan dia banyak kesakitan dibandingkan kebahagiaan.
Waktu berusia 8 tahun dia adalah anak yang rajin beribadah di gereja ikut bersama keluarganya, dia juga tidak melewatkan satupun ibadah lainnya. Tapi saat berusia 14 tahun dia kehilangan seluruh anggota keluarganya karena ada dendam pada mereka, menghabisi seluruh keluarga Eilen hanya tersisa dirinya saja.
"Tuhan itu tidak adil, aku sering memohon untuk diberikan kebahagiaan? Nyatanya kau hanya memberikan aku rasa kesakitan, kehilangan dan hidupku slalu diterpa banyak masalah."
"Apa kuasamu benar ada? Aku semakin meragukan kehadiranmu,"
Semenjak itu pula Eilen tidak percaya Tuhan lagi. Dia memilih menjadi manusia yang hidup tanpa menganut agama mana pun, karena semakin hari semakin meragukan hidup terus berada di ambang banyak masalah.
Dan untuk kali pertama setelah sekian lama dia percaya memang ada kuasa Tuhan, ya dengan di berikan untuk kembali bernapas dan hidup dengan jalan hidup berbeda Eilen mulai mempercayai lagi.
"Terimakasih Tuhan telah memberikan aku kesempatan hidup. Meskipun kehidupan kali ini tidak jauh berbeda, setidaknya kehendak mu telah membuat ku yakin bahwa kuasa mu memang benar adanya!"
****
Pada saat Eilen turun ke bawah ternyata telah ramai orang ada disana. Eilen tentu tidak mengenal mereka semua, mungkin teman para saudara Liora dia juga tidak mau mencari tahu.
Mengambil dua roti dilapisi selai kacang dan membuat susu coklat untuk sarapan. Sambil memakan sarapannya Eilen memainkan handphone hanya melihat isi handphone Liora, tidak ada menarik sih kebanyakan foto gadis itu dan foto kakaknya mungkin di ambil diam-diam.
Disisi lain para teman kakak Liora menatap anak itu sedang sibuk menatap handphone kehadiran mereka seolah tak terlihat oleh matanya.
"Cuaca panas banget ya? Padahal masih pagi," sindir Farka mengibaskan tangannya padahal ia menyindir Pradipta yang menatap tajam adik bungsu mereka.
"Iya nih gerah banget," imbuh Nathan kembaran Farka. Walaupun kembar mereka tidak ada kemiripan sama sekali, biasalah kembar tidak identik.
"Muak gua lihat muka sok polosnya! Kenapa kaga mati aja sih!" Gavin emosi melihat Liora masih hidup hingga sekarang. Padahal dia sudah banyak melakukan percobaan bunuh anak itu, entah kenapa seperti punya sembilan nyawa dia slalu selamat dari maut.
"Istighfar bang, nyebut ntar kemasukan jin jahat ngga ikutan gua ya!" Farka heran kenapa keluarga Pradipta ini sangat sensian sekali, dikit-dikit emosi.
Plakk
Bukan mendapatkan jawaban enak malah digeplak saudara kembarnya. "Dia Kristen malah disuruh istighfar!"
Farka menutup mulut seolah terkejut. "Eh iya lupa kita kan beda server, hehe!" beneran lupa loh ini kalau keluarga Pradipta kristen semua.
Di geng mereka itu memang berbeda semua tidak semua muslim banyak juga yang non muslim. Ibaratnya pertemanan mereka udah erat banget sampe menghormati kepercayaan masing-masing.
"Tapi jangan terus tersulut emosi ngga baik, kalo didekati setan jahat bisa khilaf ntar!" Argano berucap anak paling Sholeh diantara teman muslimnya. Dia juga tidak lupa membawa tasbih kemana pun, kecuali ke toilet kan memang dilarang.
Dalam hati juga dia terus beristighfar melihat kelakukan keluarga Pradipta sangat diluar nalar. Terkadang dia masih suka kaget, kembali lagi bagaimana pun dia masih berusaha memperingatkan mereka untuk cepat sadar.
Ya namanya manusia? Suka labil jadi tidak semudah itu.
****
12-10-2024
Berat bgt masalahnya sampe bawa kepercayaan Tolong dihargai ya 😊 ini cuma fiksi ingat bukan dunia nyata. Jangan sampe ke bawa idol bersangkutan, paham!?