"Aku tahu balas dendam itu tidak baik, tapi bisakah kau balaskan dendam ku pada mereka?"
"Aku akan membalaskan dendammu pada mereka!?"
Felizia Eilen Sapphira wanita berusia 25 tahun memiliki kehidupan kelam penuh dengan kegelapan, tidak percaya ha...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Acara sarapan menjadi lebih hening dari hari-hari sebelumnya, Liora lebih pendiam tidak bahkan terlihat tidak ada gairah anak itu pada hari ini.
Sejak turun dan bergabung di meja makan tatapan mata biasanya tajam kini luruh menjadi tatapan sendu.
"Kalau tidak ada selera kau makan, lebih baik pergi saja sana. Membuat ku malas melihat wajahmu!" sindir Gevano si sulung Pradipta. Danial ada disamping pemuda itu menatap tajam sang kakak, tidak bisakah sehari tidak mengajak ribut si bungsu apa akan kurang.
Liora mengangguk patuh tanpa membantah membawa tasnya pergi berangkat sekolah. Gevano mengerut alis bingung, ia kira Liora akan menjawab dan membalas ucapannya? Kenapa pergi tanpa berbicara apapun.
Danial menatap dalam pada kepergian si bungsu, melirik ke makanan masih belum tersentuh.
"Gua paling ngga suka kalo lagi dimeja makan ada buat keributan. Lo! Lain kali jaga omongan!" Danial ikut pergi kebetulan jam kuliahnya adalah pagi.
§§§§
Murid-murid semula berisik kini senyap setelah kedatangan kepala sekolah ke dalam kelas.
Mereka terdiam menantikan apa yang mungkin akan disampaikan, kepala sekolah itu termasuk orang jarang datang ke setiap kelas, jika kedatangan kemari pasti ada urusan penting.
"Saya datang kesini ingin memperkenalkan guru pengganti buat kalian. Dia akan mengajar pelajaran sejarah, saya harap kalian bisa bersikap baik dan sopan."
Kepala sekolah membuka pintu kelas dan memanggil yang katanya akan menjadi guru pengganti pelajaran sejarah.
Suara riuh para murid perempuan melihat betapa tampannya guru mereka sekarang. Terlihat masih muda dan gagah sekali, memiliki senyum manis, tentu semua yang ada di dalam diri guru itu terlihat begitu sempurna.
"Halo salam kenal semuanya, saya guru pengganti buat kalian. Perkenalkan nama saya Adam Fadillah Zayn, saya harap kalian bisa membimbing saya untuk jadi guru yang baik disekolah ini!"
Liora atau Eilen terpaku dalam waktu lama, nama itu. Nama itu adalah seseorang dari kehidupan dia sebagai Eilen asli, nama sahabat yang telah lama bersama nya.
Liora tercekat tatapan Adam bertemu dengannya. Adam tersenyum, senyum itu malah membuat hati Liora semakin berkabut.
Adam melihat satu murid perempuan yang menatap sendu dengan mata yang hampir mengeluarkan setetes bulir bening.
"Tatapan itu ... Seperti tatapan Eilen ...."
Ingat betul bagaimana tatapan milik Eilen wanita yang telah menjadi sahabatnya sejak mereka SD hingga dewasa. Adam sempat syok berat mendengar berita kematian Eilen sangat menjadi pembicaraan banyak orang dimana pun, Eilen meninggal karena luka tembakan tepat pada dada kirinya dan sangat terlambat untuk diberikan penangan.