JCMY|06

3.5K 454 0
                                    

Edward memandang dingin Rajen di depannya. Keduanya duduk berhadapan di ruang tamu kediaman Kalandra dengan suasana tegang. Aura permusuhan yang Edward layangkan tak membuat Rajen terintimidasi. Dia justru tertawa kecil, posesif sekali pria itu.

"Bisa kembalikan tuan muda saya sekarang?" Desis Edward.

"Hmm? Putra keduaku sepertinya sangat tertarik padanya, begitupun bungsuku." Ujar Rajen sembari menyesap kopi hitamnya.

Edward menggeram tertahan, dia merasa kesal dan khawatir. Setelah Rajen menghubunginya dan mengatakan jika Kana sedang berada di rumahnya, Edward semakin merasa kesal.

"Putra anda sungguh berani membawa tuan muda saya, ya?" Kekeh Edward sinis.

Rajen hanya mengangguk, "Anda tau sendiri bagaimana dia, tuan Edward." Balas Rajen dengan senyum tipisnya.

Edward berdecih, tentu saja dia sangat tahu bagaimana karakter Cein apalagi jika dia sudah menginginkan sesuatu. Tapi kenapa harus tuannya?!

"Tenang saja, tidak perlu kaku begitu. Kana aman bersama kami, anda tidak berniat meremehkan penjagaan kami kan?" Rajen menatap Edward yang terus memasang wajah dingin padanya.

"Tentu tidak, hanya saja..." Edward menghela napas, dia menyandarkan punggungnya pada sofa dengan tampang yang berubah lelah.

"Putraku bisa menjaganya di luar jangkauanmu, Edward. Mereka semua sudah terlatih, bahkan Hazel sekalipun." Ucap Rajen santai.

Edward sama sekali tidak pernah meragukan Kalandra. Mana mungkin keluarga dengan pengaruh besar seperti mereka bisa dilemahkan dengan mudah? Edward mengalaminya sendiri, dia dan seluruh pekerja Atama juga mendapatkan latihan khusus untuk menjaga anggota keluarga.

Hanya saja, Kana memang diperlakukan berbeda oleh orangtuanya. Kana begitu disayang, kendati di masa depan dia akan memimpin Atama meneruskan sang ayah, tetapi Kana begitu disayang dan dijaga oleh mereka.

Suara langkah kaki mengalihkan perhatian mereka. Edward berdiri ketika melihat Kana berjalan mendekat. Jangan lupakan wajahnya yang terlihat begitu kesal.

"Ayo pulang!" Ucapnya begitu sampai di depan Edward dan memeluk tubuh besar itu dengan erat.

Edward mengusap belakang kepala Kana tanpa berkomentar.

"Tidak mau tinggal lebih lama?" Tanya Rajen pada Kana.

Kana meliriknya sebentar kemudian menggeleng pelan, "Setelah ini berikan pelajaran pada putra anda, tuan. Dia sangat menyebalkan!" Tekan Kana kesal.

Rajen tertawa, tentu saja dia tahu siapa yang dimaksud oleh Kana. Siapa lagi jika bukan Cein? Lihatlah, pria itu justru tersenyum sangat lebar saat mendengar ucapan Kana.

"Tega sekali kamu, Kana." Ucap Cein dengan ekspresi wajah sedih.

Kana berdecih, dia menarik jas Edward dua kali. Edward mengusap lengan Kana kemudian menunduk ke arah Rajen.

"Kalau begitu saya permisi, terimakasih sudah menjaga tuan muda saya." Ucapnya.

"Sering-seringlah kesini, Edward, Kana." Ucap Rajen menatap Kana yang tengah memandang Cein tajam.

"Asalkan makhluk astral itu tidak ada." Tunjuk Kana pada Cein.

Rajen hanya mengangguk, dia mendekat dan mengusap pipi Kana sebentar. Edward lantas menarik Kana pergi dari sana. Tidak nyaman melihat tuan mudanya disentuh sembarang orang meskipun orang itu adalah orang yang cukup dia kenali.

Rajen menepuk pundak Cein, "Sepertinya dia menolakmu." Kekehnya dengan senyum mengejek.

"Papa, ingat jika bukan karenaku, papa tidak akan pernah melihat sosok penerus Atama!" Desis Cein menatap kesal Rajen yang tertawa.

Figuran : Just Call My NameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang