JCMY|07

4.4K 493 8
                                    

Helaan napas berat terus keluar dari bilah bibir Kana. Pandangannya lurus menatap ke arah depan di mana taman belakang rumahnya terlihat begitu terawat dengan banyaknya tanaman hijau yang menyejukkan pandangan. Tetapi Kana tidak cukup merasa tenang sekarang. Kedua tangannya tanpa dia sadari terkepal erat sedari tadi.

Kana membuang kembali napasnya, dia menundukkan pandangannya, menatap ke arah bawah balkon kamarnya yang tinggi. Di bawah sana ada kolam yang seingatnya cukup dalam. Sinar bulan memantul indah di permukaan kolam, sejenak Kana terpaku dalam.

Dia tidak tahu apa yang dia perbuat selanjutnya, yang Kana rasakan hanyalah tubuhnya begitu ringan. Fokus kedua netra hitam legam miliknya hanya tertuju pada pantulan indah sang purnama yang menyinar sempurna. Tanpa Kana tahu, bibirnya mengukir senyum manis yang begitu tulus.

Kilasan kehidupan lamanya terus berputar di dalam benaknya. Mulai dari Kana kecil, di mana dia begitu diperhatikan orang tuanya sebelum mereka sibuk dengan dunia kerja masing-masing. Lalu ingatan itu ditimpa oleh ingatan sang figuran Kana Elzatta yang hidupnya terlihat begitu sempurna akan kasih sayang orang tuanya.

Ada satu kilasan yang begitu membekas bagi Kana Elzatta sang figuran, pelukan terakhir kedua orang tuanya sebelum mereka tiada. Juga senyum lembut ibundanya yang masih terekam jelas dalam benak Kana Elzatta hingga sekarang, di mana Kana sendiri turut menikmati senyum tulus wanita itu.

BYURR

Rasa yang begitu dingin menyergap dirinya, menusuk tepat dalam dadanya membuat Kana terhenyak untuk beberapa saat. Pandangannya terarah ke atas langit di mana bulan terlihat berbayang di matanya. Kedua tangannya terulur ke depan, mencoba meraih sang purnama yang terlihat semakin jauh darinya. Pun tubuh kecilnya yang terus tertarik ke dasar kolam tanpa perlawanan.

"Hmmm?"

Kana mengerjab, tidak lama senyumnya terbit begitu dia menyadari kondisinya. Kana masih tidak berusaha naik ke permukaan, dia hanya diam ketika rasanya tubuhnya semakin berat dan pandangannya mulai memburam. Pun napasnya yang berangsur menghilang.

Di sisa kesadarannya, Kana melihat seseorang meraih dirinya secepat yang ia bisa. Membawanya ke dalam rengkuh hangat yang rasanya seluruh perasaan berat dalam dadanya lenyap begitu saja.

Kana hanya memberikan senyum kecil sebelum kegelapan menelannya utuh.



Cein melangkah di belakang Edward dengan pandangan memindai seluruh sudut kediaman Kana. Dia terus mengikuti Edward hingga langkahnya memelan di bawah tangga. Edward tengah berbincang dengan salah satu penjaga yang sepertinya ingin melaporkan sesuatu padanya. Pandangan Cein menatap keluar jendela besar yang memisahkan ruangan dengan taman belakang rumah.

Cein menatap kolam yang berada di sana dengan pandangan datar, lantas pandangannya dia bawa naik. Cein sedikit terkejut mendapati Kana berdiri di balkon kamarnya, bibirnya tersenyum tipis. Tak sabar melihat lebih dekat sosok Kana. Cein butuh perjuangan yang cukup keras agar Edward mengizinkannya mengunjungi Kana, rasanya usaha itu terbayar hanya dengan melihat Kana dari jauh seperti ini.

Tetapi senyumnya lantas luntur begitu saja ketika melihat Kana memanjat pembatas balkon kamarnya dan langsung terjun begitu saja.

BYURRR

Cein langsung berlari dan ikut terjun ke dalam kolam. Di belakangnya Edward menyusul dengan beberapa penjaga. Raut wajah pria itu terlihat begitu cemas dan pucat.

Tak lama Cein muncul dengan Kana yang tergolek lemah di pelukannya.

"Siapkan mobil sekarang!!" Teriak Edward pada para penjaga di dekatnya.

Figuran : Just Call My NameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang