Happy reading♡
»»——⍟——««
Akira's POV
"Hey, kau menakutinya. Apa yang kau lakukan di sini Subaru-san?" Aku bertanya, menepuk pundaknya pelan ketika Haibara berlari ketakutan.
"Kau tidak sengaja datang kesini untuk mengikutiku kan?" Aku bertanya lagi, tanpa membiarkannya menjawab. Aku melepas tanganku dari pundaknya dan mulai bersedekap, sedikit mendongak untuk menatapnya.
"Atau jangan-jangan kau mengikuti Haibara? Atau Conan?" Pertanyaanku mulai kemana-mana. Yah jangan salahkan aku, aku bukan seorang pembaca pikiran kan?
"Hei, hei, buang rasa curigamu pada teman barumu, gadis manis," ucap seorang wanita dari belakang, menepuk pundakku membuatku segera menengok.
Wanita itu memakai topi hitam yang hampir menutup matanya, namun dengan postur tubuh juga suaranya, tidak sulit untuk mengenali sosok tersebut.
"Okaasan?! Apa yang sedang kau lakukan di sini?!"
Alih-alih menjawab, Ibuku malah terkekeh sambil berpose manis dan mengedipkan matanya. "Hehe, apa kau merindukanku?"
"Ibu, jangan mengalihkan pembicaraan!"
"Bukankah kau memiliki intuisi yang hebat? Aku yakin hal sepele seperti ini kau bisa mengetahuinya," Subaru berbicara, membuatku berbalik badan kearahnya.
"Hah?! Aku ini aktris bukan detektif seperti kakakku yang maniak Sherlock itu!" Seruku menjawab, sedikit tersulut emosi entah bagaimana.
"Tapi kau mendapatkan peran sebagai detektif kan? Tidak mungkin mereka memberimu peran itu jika kamu tidak bertingkah seperti salah satunya,"
"Ya tapi aku gak pernah bertingkah seperti itu! Aku hanya berakhir... Dalam beberapa... Kasus... Karena seseorang..." Suaraku meredup perlahan memutar kenangan ketika aku merasakan cinta.
'Ah... Aku merindukannya,'
Subaru terkekeh mendengar jawabanku yang terdengar ragu di akhir. "Ya kalau begitu kau bisa menebak apa yang terjadi sekarang,"
Aku menghela nafas, menoleh ke arah Ibuku yang sedang menunjukkan senyum lebar. Sekali lagi, aku menghela nafas, kali ini sembari mengusap wajahku kasar.
"Nee," aku memanggil Ibuku, mengisyaratkan kepadanya agar mendekat ke arahku, lalu aku berbisik padanya.
"Apa jangan-jangan Nii-chan memberitahu sesuatu pada Ibu dan Subaru-san, lalu Nii-chan bilang jangan memberitahuku atau semacamnya?"
"Hampir benar, jadi aku akan memberimu 96!!" Serunya bertepuk tangan, menjauh dariku setelah aku membisikkan asumsiku padanya.
"Hah?! Beneran?!"
"Sudah kubilang, kau akan mengerti dengan hal sepele seperti ini," ucap Subaru disertai dengan tawa.
"Hah? T-tapi aku masih tidak mengerti.. Apa? Dan kenapa?" Aku kembali melirik mereka berdua dengan kebingungan, apalagi dengan Subaru. Memangnya dia kenal Nii-chan...?
"Yah, itu berarti kau harus mencari tahu sendiri, gadis muda," jawab Ibuku dengan nada khasnya.
Aku menghela nafas lagi. "Baik. Jika itu yang kalian mau untuk rencana brilian kalian ini," aku menjawab, pergi meninggalkan mereka berdua.
"Dia agak sedikit pemarah ya?" Ucap Subaru berbisik pada Ibuku. Ya, walau aku masih bisa sayup-sayup mendengarnya.
.
.
.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lights
Fanfiction◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇ Kamu adalah adik perempuan dari Kudo Shinichi, Kudo Akira. 3 atau 4 tahun lalu kau ikut ibumu ke luar negeri dan menjadi model sekaligus aktris disana. Meski begitu, kamu sudah tau kabar kakakmu yang ditinggal di Jepang yang...