10

819 135 31
                                    

Sarapan sebelum berangkat kerja. Jennie melirik Rosie di sebelahnya yang fokus menguyah sambil scroll sesekali tabletnya di depan.

" Rosie...."

" Hem?"

Rosie langsung berhenti aktifitas. Dia menoleh ke sebelah, ngeliat istrinya manggil.

" Kamu selalu di kantor atau kadang meeting diluar?"

" Aku selalu di kantor. Kalaupun meeting pasti di kantor."

" Ah...kamu punya asisten?"

" Tentu saja."

" Wanita?"

" Ne."

Jennie diam sambil mengangguk. Rosie sudah peka jika pertanyaan Jennie seperti ini, berarti dia sedang penasaran dengan kegiatan Rosie di kantor.

" Managerku bernama Mina. Dia wanita berdarah Jepang. Kerja di perusahaan ku sudah 7 tahun ini." Jelas Rosie sambil cepat jari itu membuka galeri tablet nya untuk memberitahukan foto-foto karyawan nya bahkan manager dan asisten.

" Ini Mina." Tunjuk Rosie pada wanita dengan kemeja biru. Jennie melihat itu. Matanya jeli memeriksa wajah-wajah wanita disana.

" Karyawanku banyak wanita ketimbang pria. Karena kinerja kantor bagian dalam memang di butuhkan wanita sedangkan lapangan baru pria." Lanjut Rosie. Detail pokoknya ngomong sama Jennie, takut istrinya cemburu.

" Aku sering ditemani Mina dan managerku ini saat meeting. Tapi kami meeting di kantor itulah. Tidak kemana-mana. Bahkan bos-bos besar datang ke perusahaan." Ujar Rosie.

Jennie mengangguk pelan. Dia lanjut makan tanpa bicara sama sekali.

Berfikir, tidak mungkin Rosie selingkuh. Dia mana sempat mendua jika pekerjaan nya saja sepadat itu.

" Sayang pergi sekolah denganku saja mulai sekarang. Pulangnya, baru supir jemput."

Jennie mengangguk senyum. Seneng karena suaminya mau bareng perginya.

---

Sampai sekolah...

" Makasih ya."

" Iya. Nanti ada apa-apa telpon aku ya."

Jennie mengangguk. Dia mengangkat lambaian saat suaminya sudah menjalankan mobil untuk menjauh.

Sesaat, Jennie lupa dengan gundahnya terhadap Park selingkuh atau tidak.

Beda lagi dengan Rosie saat ini.....

" Sepertinya aku harus resign. Tapi....kenapa enak sekali mengajar jadi guru ketimbang bekerja di kantor?" Tanya Rosie sambil menyetir santai.

" Ahh~~ apa aku harus jadi guru saja?" Tanyanya namun pikiran sebelah kanan memukul benaknya sangat kuat.

Kau pria Rosie!!
Kodratmu sebagai pria dan suami!

Rosie langsung berkedip. Dia menyadarkan dirinya sambil membuang panjang nafasnya.

" Majayo. Aku akan buat surat resign."

•••

Jennie terlamun lama di ruangannya. Lagi-lagi, kepikiran Rosie.

Sebenarnya dia itu cinta tidak sih dengan istrinya!? Lalu jika memang dia memiliki simpanan, kenapa tidak cerai saja!? Jennie juga tidak tahan di duakan seperti ini dalam rumah tangga. Ini lingkup sebuah keluarga tak sehat!! Jennie ingin menghindarinya.

" Apa sebaiknya aku cari tau dulu baru bicara dengan Rosie.........hem~~~ geure.....aku akan lakukan hal ini."

Niat memutuskan semuanya akan di laksanakan oleh Jennie. Dia sangat ogah berada di lingkup keluarga tak sehat!

Cappilar Love 6 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang