Capitulum Sextum. 🔞

102 15 3
                                    

Jeno menyetir dengan tenang di malam yang gelap, sementara di sebelahnya, Yuna, tanpa rasa malu, terus menyentuh lengan Jeno, mencoba menarik perhatiannya. Senyum tipis penuh manipulasi terpampang di wajah Yuna, seakan-akan dia benar-benar percaya bahwa Jeno telah memilihnya, bahwa Renjun hanya masa lalu.

"Oppa, aku senang banget akhirnya kita bisa keluar bareng. Aku udah nunggu momen ini lama banget," bisiknya, suaranya terdengar menggoda, tapi bagi Jeno, itu seperti suara serangga yang berdengung di telinganya.

Jeno meremas setir dengan kuat, menahan rasa mual yang semakin menguasainya setiap kali Yuna mendekatkan tubuhnya. Tidak ada yang lebih menjijikkan bagi Jeno daripada sentuhan Yuna. Di benaknya, hanya ada Renjun—semua hal yang ia inginkan dan ia butuhkan terpusat pada Renjun. Setiap sentuhan dari orang lain selain Renjun terasa seperti racun yang merayap di kulitnya.

"Ya, aku juga senang bisa keluar sama kamu," Jeno berbohong tanpa sedikit pun keraguan dalam suaranya. Senyum palsu yang ia berikan membuat Yuna semakin terbuai dalam ilusinya.

Tak lama kemudian, Jeno berbelok ke jalan yang lebih sepi, jauh dari keramaian kota. Yuna, yang tidak sadar sedang dibawa ke nerakanya sendiri, hanya tersenyum, mengira bahwa mereka akan menuju tempat yang lebih privat, lebih intim. Namun, Jeno tahu apa yang akan terjadi. Ketika mobil sampai di sebuah area terbengkalai, Jeno berhenti, membuka pintu, dan berjalan ke arah bagasi dengan tenang.

"Oppa, ini di mana?" Yuna bertanya dengan nada bingung, tapi rasa curiga mulai muncul di wajahnya.

Jeno tidak menjawab. Dengan gerakan cepat, dia membuka pintu penumpang dan mendorong Yuna keluar dari mobil. Gadis itu terjatuh, terperangah oleh tindakan brutal Jeno yang tiba-tiba. Sebelum Yuna sempat berteriak, Jeno sudah mengikat kedua tangannya dengan erat menggunakan tali yang dia siapkan. Senyuman sadis menghiasi wajahnya saat dia menatap gadis yang tergeletak di tanah, ketakutan mulai merayap di matanya.

"Nikmati saja waktumu sekarang, Yuna," desis Jeno, suaranya penuh dengan kebencian. "Karena ini adalah malam terakhir kamu."

Yuna mencoba melawan, tapi tubuh Jeno yang lebih kuat dengan mudah menundukkannya. Jeno segera membuka bagasi, dan di dalamnya, enam orang lainnya yang telah diculik sebelumnya terbaring dalam kondisi serupa—terikat, dibungkam, dan ketakutan. Setiap korban dipilih dengan hati-hati, sesuai dengan daftar yang telah mereka buat beberapa hari sebelumnya. Mereka semua adalah bagian dari permainan yang akan mereka mulai malam ini.

Dengan bantuan Mark dan Jaemin yang keluar dari tempat itu beberapa menit kemudian, mereka mengeluarkan semua korban dari mobil dan membawa mereka satu per satu ke dalam gudang yang telah diubah menjadi markas mereka.

Korban-korban yang terikat itu dirantai ke dinding, terpisah satu sama lain, namun cukup dekat untuk bisa mendengar jeritan satu sama lain nanti. Mereka semua ketakutan, mata mereka membelalak saat menyadari betapa gilanya situasi ini.

Setelah semua korban tersusun rapi, masing-masing dari mereka mulai berdiri di depan mangsa mereka, memandang mereka dengan tatapan berbeda-beda, mencerminkan sifat kegilaan masing-masing.

Haechan, dengan senyum aneh di wajahnya, mulai bernyanyi pelan—lagu yang terdengar manis tapi ada nada kejam di balik setiap liriknya. Suaranya yang merdu seharusnya menenangkan, tapi dalam suasana ini, lagu itu berubah menjadi ancaman yang mengerikan. Dia mengitari korbannya sambil bersenandung, menatap mereka dengan mata penuh kejahatan yang tersembunyi di balik tampilan musisi kampus yang biasa dikenal ramah.

Chenle, di sisi lain, berdiri diam, memandang salah satu korban dengan pandangan dingin. Di kepalanya, dia sudah memikirkan berbagai eksperimen yang bisa dia lakukan pada tubuh manusia. Dia selalu tertarik pada anatomi dan ilmu biologi, tapi obsesi itu telah berubah menjadi sesuatu yang jauh lebih gelap. Di balik senyum polos yang biasa ia tunjukkan di kampus, Chenle adalah sosok yang mengerikan, menyimpan fantasi-fantasi jahat di dalam pikirannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 2 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Obsession's End || NCT Dream 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang