Ayana marah

205 46 6
                                    

🏍️

Sudah satu bulan berlalu, Ayana semakin di buat heran dengan tingkah Daniel. Pemuda itu biasanya selalu pergi malam untuk balap atau sekedar nongkrong dengan teman-teman nakalnya dan akan pulang siang hari.

Tapi selama satu bulan ini, sepupunya itu sangat berbeda dari sebelumnya. Setiap kali Celo datang mengajaknya nongkrong di bar, Daniel dengan tegas menolak. Pemuda itu lebih sering berdiam diri di rumah dan akan keluar ketika menjelang sore saja dan kembali sebelum jam sembilan malam. Sangat aneh bagi Ayana.

Seperti sekarang, Daniel tengah rebahan di sofa sambil memainkan ponselnya dengan televisi yang menyala. Sesekali dia tersenyum memandang layar membuat Ayana cemas kalau sepupunya ini ketempelan hantu jalanan karena sering kelayapan malam-malam.

"Woy!"

Teriakan Ayana yang tiba-tiba membuat Daniel refleks terbangun. Matanya melotot terkejut sembari tangannya memegangi dada yang naik turun sebab tekanan jantungnya yang berubah menjadi lebih cepat.

"Nyebelin banget sih lo! Kalau gue kena serangan jantung gimana?! Sinting!" omel Daniel kesal kepada Ayana yang kini duduk di sebelahnya.

Si empu tertawa puas tanpa rasa bersalah. "Lagian lo kayak orang jatuh cinta aja senyum-senyum sendiri sambil liatin ponsel," celetuknya asal.

Namun, balasan Daniel membuat tawa Ayana terhenti. Wajahnya yang jahil itu berubah terkejut dan menatap ke arah pemuda itu tidak percaya.

"Emang."

Dengan cekatan, Ayana langsung merampas ponsel Daniel. Memastikan kalau pemuda itu tidak membohonginya. Sang pemilik ponsel hanya menghela nafas pasrah dan memilih beranjak menuju dapur mengambil minum.

Netra bulat itu meneliti dengan tajam kontak yang ada di ponsel Daniel. Menggulir layar dari atas kebawah secara perlahan dan teliti. Lelah karena tidak kunjung menemukan apa yang di cari, Ayana akhirnya membuka list kontak favoritnya.

Tepat di barisan kedua setelah nomor nenek mereka, ada kontak yang hanya di beri tanda hati merah. Tidak ada nama si pemilik nomor di sana membuat Ayana mendesah frustasi.

"Beneran jatuh cinta dia," gumam Ayana speechless.

Jemarinya membuka info kontak tersebut. Keningnya seketika mengernyit melihat foto profil kontak tersebut. Dia sangat mengenali foto itu. Tapi apa mungkin dugaannya benar. Ayana benar-benar tidak sanggup membayangkannya.

"Gak mungkin dia sama Samantha, kan?"

"Ya emang Samantha cewek gue."

Sahutan santai Daniel langsung di hadiahi lemparan bantal sofa dengan brutal. Ayana menatap tajam ke arah Daniel sambil mencengkram kuat kerah pemuda itu.

"Lo! Jangan macem-macem sama dia! Samantha temen gue kuda Nil!" pekik Ayana marah.

"Sejak kapan kalian pacaran? Jawab gue Daniel!"

Daniel mengusap tengkuknya kikuk. "Em... Satu bulan lalu, waktu gue ngadain party," cicitnya sedikit takut.

Awalnya Samantha meminta Daniel menyembunyikan hubungan mereka dari Ayana. Meskipun tidak di beritahu alasannya, Daniel tetap menuruti permintaan kekasih cantiknya. Sekarang barulah Daniel mengetahui apa alasan dia harus menyembunyikan ini dari Ayana.

Prize! [RORASA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang