Malam minggu

254 52 22
                                    

🏍️

Malam minggu merupakan waktu yang begitu di nanti semua orang. Terutama sepasang kekasih yang tengah asik memainkan berbagai permainan di Timezone saat ini. Selama liburan, Daniel sudah pasti mendapat banyak waktu luang. Tapi tidak dengan Samantha.

Gadis itu harus mengurus cafe dan restoran milik keluarganya yang ada di sini. Kesibukannya yang sering kali menguras banyak waktu itu kerap membuat Daniel uring-uringan. Pemuda itu iri melihat teman-temannya yang bisa bermesraan bersama kekasih mereka setiap saat kapanpun mereka mau.

Akan tetapi, Daniel juga paham akan kesibukan Samantha. Dia tidak menuntut waktu lebih banyak karena tahu kalau kekasihnya itu juga butuh istirahat setelah menguras tenaga untuk pekerjaannya. Malam minggu merupakan waktu yang sangat di nanti oleh pemuda itu.

"Niel! Ambilin boneka kuromi itu dong! Bisa gak?" pekik Samantha menatap mesin capit dengan netra berbinar.

Daniel menatap mesin capit itu. Mencari letak boneka kuromi yang di simpan di sana. Posisinya cukup dekat dengan kotak keluar. Kemungkinan besar boneka itu dapat di ambil. Senyum jahil terbit begitu ide nakal muncul di pikirannya.

Pemuda itu berdeham lirih. "Kalau aku bisa, dapat apa?" Daniel menyeringai nakal membuat Samantha mendengus.

"Dasar mesum!"

"Lho? Aku kan cuma tanya kalau aku bisa, aku dapat apa nanti?" tanya Daniel lagi pura-pura terkejut akan celetukan Samantha.

"Kamu tuh yang mesum! Jangan-jangan, kamu mau ya di mesumin sama aku? Hm..."

Alis yang bergerak naik turun di sertai senyuman tengil itu tampak menjengkelkan di mata Samantha. Gadis itu beralih memandang bonek kuromi yang paling besar di antara boneka di sana dengan tatapan memelas.

Sebenarnya bisa Samantha beli sendiri, bahkan satu toko akan dia beli. Tapi Samantha sangat menginginkannya sekarang. Daniel yang melihat wajah melas itu lantas menahan tawanya. Matanya sudah berkaca-kaca, sangat menggemaskan dengan hidung dan pipi yang mulai menampakkan rona merah.

Di cubitnya gemas kedua pipi tembam itu. "Aku ambilin deh! Tapi nanti kalau bisa, kamu masakin aku ya?" tawarnya.

Samantha mengangguk cepat. Tidak bisa menahan gemas, Daniel mengecup singkat bibir Cherry itu, memberinya sedikit gigitan kecil sebelum berjalan mendekati mesin capit itu. Pemuda itu menggesek kartunya membuat mesin capit itu menyala.

Netra tajam itu fokus pada target yang secara tiba-tiba berguling kebelakang. Posisinya jadi sedikit lebih jauh dari kotak keluar. Selama tidak tertimbun boneka lain, Daniel masih memiliki peluang untuk mengambilnya. Tangannya menggerakkan stick dengan penuh hati-hati.

Pencapit itu bergerak mengikuti arahan. Mata gelap itu memicing seakan menyuruh pencapit itu menangkap sasaran dengan tepat. Samantha ikut gugup melihatnya.

'ayo Daniel! Lo bisa narik cewek, gak mungkin narik boneka gak bisa!'

'harus bisa!'

'demi kelinci imut, lo harus bisa!'

Kalimat itu terus bersemayam dalam benak Daniel. Hingga detik setelahnya, helaan nafas lega terdengar. Pencapit itu berhasil menangkap sasaran dan memasukkannya ke dalam kotak keluar.

Prize! [RORASA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang