Big bro

199 45 11
                                    

🏍️

Setelah makan malam, mereka semua berada di ruang tengah. Kecuali Celo yang langsung di seret menuju lantai atas oleh kedua kakak Ayana dan Daniel. Tadinya Ayana mau ikut, takut Celo kenapa-kenapa. Tapi Anita maksa cucunya untuk kumpul bareng sama Samantha di ruang tengah. Biar nanti Daniel yang mastiin keadaan Celo di atas sana.

Di temani cookies buatan Anita, mereka asik bercengkrama sembari menonton film sinetron kesukaan Oma.

"Daniel gimana? Nakal gak anaknya?" Anita mulai membuka pembicaraan begitu sinetron kesayangannya sedang iklan.

Samantha menggeleng sambil tersenyum. "Anaknya baik Oma, penurut," jawabnya malu. Ya memang penurut sih, tapi harus di iming-iming dulu sambungnya dalam hati.

Mendengar itu, Ayana langsung melirik sahabatnya sinis. "Iya penurut, Samantha nya aja galak. Gimana gak nurut itu si panda," sinisnya.

Anita terkekeh kecil melihat Samantha menutup wajahnya menggunakan bantal sofa. Malu dia. "Itu harus. Kalau gak di galakin, malah keterusan nanti," sahutnya.

"Cucu Oma yang satu itu nakalnya gak ketulungan lho. Kamu mau sama dia bukan karena terpaksa, kan?"

Baru hendak menjawab, suara derap kaki dari arah pintu terdengar tegas menyapa pendengaran. Sosok pemuda tampan berparas dingin itu datang dengan tas ransel di bahunya. Ayana yang melihat kehadiran lelaki itu segera menghambur kedalam pelukannya.

"Kak Sadam kenapa baru datang? Makan malamnya udah selesai," ucap Ayana cemberut.

Samantha terpaku untuk sesaat. Gadis itu cukup kagum dengan keluarga Ayana yang memiliki kakak-kakak siluman beruang kutub semua. Kecuali Daniel karena dia adalah buaya yang menjelma menjadi manusia sok alim dan kalem.

Sadam tersenyum kecil. Tangannya bergerak merangkul pinggang Ayana agar adiknya itu tidak jatuh sembari berjalan mendekati sang nenek yang sudah menatapnya tajam bagaimana pisau yang siap membelah tubuh cucunya.

"Pinter ya! Di suruh jam berapa, datangnya jam berapa," sindir Anita membuat Sadam terkekeh gemas.

Pemuda itu melepaskan pelukan Ayana sebentar. Kemudian beralih memeluk Anita yang kesal terhadapnya. Di kecupnya pipi sang nenek. Wajah yang tadinya terlihat dingin itu kini tampak menggemaskan di mata Samantha.

"Omaa, aku kan sudah izin pulang terlambat... Masih ada tugas kuliah yang harus aku kumpulin malam ini. Kalau bukan karena itu, pasti Sadam sudah datang paling awal buat ketemu Oma," rayu Sadam.

Ayana yang memang gemar mengompori itu mulai melancarkan aksinya. "Bohong itu Oma! Kak Sadam sibuk sama pacarnya, ceweknya kan cemburuan akut," celetuknya.

"Hush! Sembarang kalau ngomong!"

"Ya emang bener! Buktinya waktu aku peluk kakak, dia malah ngamuk dorong-dorong aku padahal udah di bilang kalau aku adek kakak. Dianya malah makin ngamuk," protes Ayana tidak terima dengan perlakuan kekasih Sadam terhadapnya.

Anita dan Samantha terkejut mendengarnya. Wanita itu menoleh menatap Sadam tidak percaya. "Putusin dia! Cewek kayak gitu cuma bisa nambah masalah," titah Anita kepada Sadam.

"Sudah putus juga tahun lalu. Cewek aku bukan dia, mantan itu." Sadam meraup wajah Ayana gemas. "Salah paham kamu, dek."

Sadam mengeluarkan ponselnya. Menunjukkan satu foto gadis cantik kepada nenek dan adiknya. "Ini baru pacar kakak yang cantiknya ngalahin Ayana galak," ucap Sadam.

Prize! [RORASA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang