Pulang sekolah, Allea harus rela ditahan oleh ketua OSIS karena ia telah menyetujui permintaan Aurel untuk menggantikan posisinya di OSIS kemarin. Rapat mengenai acara ulang tahun sekolah yang diadakan secara teratur setiap tahunnya sekalian sebagai acara welcoming party anak-anak kelas X yang baru bergabung dengan mereka, rencananya acara tersebut akan diisi oleh penampilan got talent oleh semua perwakilan kelasnya masing-masing yang berhasil menjadi ancaman ampuh untuk menghadiri rapat tersebut. Apalagi ada embel-embel kata "wajib" dari ketua OSIS. Namun, bukan hanya itu yang merusak moodnya hari ini. Bayang-bayang teman masa kecilnya itu selalu teringat jelas di pikirannya. Ia terus berpikiran bahwa teman kecilnya itu sudah melupakannya bersama dengan momen yang mereka buat saat itu.
"Kamu mau rapat atau cuma bengong begini, Allea?" Suara Zayn membuyarkan pikiranku. Dia tidak benar-benar menatapku. Mata tajam itu terus fokus dengan laptop yang ada di depannya. Aku hanya diam, tak menjawab apa pun.
"Kamu lupa kalo kamu sekarang anggota saya? Mau saya laporin ke pembina OSIS?" ucapnya cuek. Entah apa yang membuatnya menjadi jutek jika berada di tengah masyarakat umum. Atau mungkin, Ia hanya lelah dengan kegiatannya yang semakin banyak akhir akhir ini, ditambah lagi masalahnya dengan Aidan anak yang sekelas dengannya yang belum juga selesai.
"Jangan lupa catat semua usulan dan hasil rapat di notulen." Perintahnya tegas pada sekretaris OSIS sebelum ia berdiri dari tempat duduknya.
Sang ketua OSIS itu kini sedang memimpin rapat. Seperti warisan turun-temurun dari OSIS, tiap kelas X wajib berpartisipasi mengisi acara got talent sebagai acara welcoming mereka yang sudah diterima di SMA itu sekaligus perayaan ulang tahun sekolah mereka.
"Oke rapat hari ini gue buka." Zayn memulai rapat di ruang OSIS pada sore hari itu. "Di rapat ini, usulan kalian semua bakal gue tampung dulu dan jangan takut untuk mengutarakan pendapat kalian disini meskipun banyak anak kelas XI, terutama untuk anak kelas X yang bergabung pada rapat kita hari ini. Dan juga, gue nggak suka orang yang cuma usul tanpa kasih alasan yang jelas dan masuk akal. Jadi, yang mau berpendapat kita mau adain acara ini kayak gimana nantinya, jangan lupa sekalian argumen kenapa milih itu." ujar Zayn tegas saat memimpin rapat.
"Gue ada usul, Zay." Ernest mengacungkan tangan ke atas.
"Iya, Ernest?" sahut Zayn.
"Kalau nantinya nampilin modern dance aja disamain buat semua kelas gimana, Zay?"
"Kenapa Lo milih buat nampilin itu?"
"Alasan gue mau nampilin dance, selain dapat meraup banyak perhatian dari penonton pada saat pelaksanaan acara, nggak ada ruginya kan kalo nanti bakal ngebuka kesempatan buat mereka yang punya bakat nari? Biar kalo ada kompetisi di luar, guru guru bisa sekalian liat skill mereka dan ngajakin mereka buat wakilin sekolah kita nantinya." Kalau boleh komentar, Ernest ini tipe cowok yang tegas, berbicara dengan memperhatikan intonasi, dan selalu punya ide buat jadi yang terbaik.
"Gue tampung dulu idenya, Nest." respons Zayn sambil menuliskan ide Ernest di laptop miliknya. "Ada usul lain ngga?"
"Tampilin band dong!" teriak Cello, si wakil ketua umum ekskul band, yang sepertinya sudah terobsesi tingkat akut dengan hal-hal yang berbau alat musik.
"Argumen?" balas Zayn tegas.
"Buat apa pake argumen-argumen segala? Catat aja dulu apa susahnya sih, Zay?"
"Seenggaknya lo harus yakinin teman-teman, kenapa mereka harus setuju sama usulan lo," terang Zayn.
"Gue nggak jago ngomong kayak lo, makanya males. Tapi percaya deh, kalau nanti ada yang main band, pasti panggung nya bakal jadi meriah banget. Populer! Masuk ke deretan kelas kasta atas. Apalagi kalau ada acara pensi dan perpisahan anak kelas dua belas, pasti bakal dapat jatah manggung. Itu membanggakan bagi kelas, bro. Makanya kalian semua, dukung gue!" teriak Cello ala rocker, membuat telinga semua murid di kelas menjadi berdenging. Ya, membuat kami jadi ragu untuk memilihnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/374636649-288-k492083.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙸 𝚝𝚑𝚒𝚗𝚔 𝙸 𝚕𝚘𝚟𝚎 𝚑𝚒𝚖 ; 𝚊𝚐𝚊𝚙𝚎
Teen Fiction"𝐂𝐢𝐧𝐭𝐚 𝐢𝐭𝐮 𝐬𝐞𝐩𝐞𝐫𝐭𝐢 𝐚𝐧𝐠𝐢𝐧, 𝐤𝐚𝐮 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐛𝐢𝐬𝐚 𝐦𝐞𝐥𝐢𝐡𝐚𝐭𝐧𝐲𝐚 𝐭𝐚𝐩𝐢 𝐛𝐢𝐬𝐚 𝐦𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚𝐤𝐚𝐧𝐧𝐲𝐚." - 𝚴𝐢𝐜𝐡𝛐𝐥𝐚𝐬 𝐒𝐩𝐚𝐫𝐤𝐬 sinopsis : Berawal dari Allea dan Flora yang di goda oleh kakak kelas...