Hujan mulai mengguyur jalanan kota Jakarta di pagi hari. Jam sudah menunjukkan pukul 7.00, untungnya sekolah Allea memiliki toleransi waktu masuk jika ada hujan turun di pagi hari. Setelah mobil papa Allea sudah terparkir sempurna di depan gerbang sekolahnya, Allea mengambil payung dan mencium tangan papanya dengan lembut, lalu ia pun mulai menuruni mobil dan berlari masuk ke gerbang sekolah, menerobos hujan tersebut. Gemercik air berbunyi dengan kerasnya akibat langkah kaki Allea yang terburu-buru, dengan cepat ia menuju ke tempat yang mempunyai atap di atasnya dan membuka payung nya di depan lobby sekolahnya.
"Lea!" panggil Flora yang melihatnya berlari menerobos hujan dengan terburu-buru, ternyata ia juga baru sampai di sekolah.
"Loh baru dateng juga lo tumben."
"Iya hujan, jadi gue bisa ketemu lo yang datengnya siang mulu."
"Enak aja siang mulu, gue juga siang karena rumah gue jauh kali." ucap Allea sambil sedikit menjulurkan lidahnya kepada Flora.
Tak mau melanjutkan debatnya, mereka berdua hanya diam dan melanjutkan jalan mereka ke kelasnya. Sunyi, hanya ada suara berisik tetesan air hujan yang mengenai lantai lapangan dan atap gedung sekolah, serta langkah kaki mereka berdua yang beriringan. Setelah sampai ke kelasnya, mereka berdua duduk di kursinya masing-masing. Tak lama kemudian, guru mata pelajaran biologi masuk ke kelas mereka dan memulai pelajaran pada pagi hari itu.
˗ˋˏ ʚ♡♡♡ɞ ˎˊ˗
Bel berbunyi nyaring dua kali pertanda istirahat. Namun ada yang berbeda antar hari ini dengan hari biasanya, karena kondisi kelas tidak sekondusif biasanya. Anak-anak cowok sejak tadi terlihat gelisah, saat ditanya ada apa, mereka justru tidak menjawab apa pun dan terlihat ragu untuk memberi tahu mereka. Bahkan Cedric yang sepertinya sudah tau apa yang terjadi pun, terkesan menutup-nutupi sampai membuat anak-anak ceweknya gemas.
"Lo sih Dan, suka banget cari gara-gara sama ketos! gini kan ujungnya." Anak cowok memulai rapat. "Udah gue bilangin padahal, mending lo diem aja, nentang tuh juga secukupnya aja gausah nentang sampe segitunya"
Mendengar mereka membicarakan tentang ketua OSIS mereka, Allea, Flora, dan Aurel mulai penasaran tentang apa yang mereka bicarakan. Flora yang selalu ingin tahu tentang crush nya itu pun langsung bergerak maju dan menanyakan hal yang menjadi topik pembicaraan anak-anak cowok itu.
"Ngomongin apaan lo pada?"
"Apasi kepo aja kerjaan lo. Udah sana, urusan cowok ini." Melihat hal itu, dengan cepat Allea menarik lengan Flora dan menawarkannya untuk ke kantin.
"Udahlah nggak usah diurusin, kita ke kantin aja yuk bareng Aurel?" tawar Allea sambil menarik lengan Flora menjauh dari kerumunan anak cowok.
Flora mengangguk. Akhirnya ia memilih untuk ikut teman-temannya pergi ke kantin walaupun ia sebenarnya masih ingin tahu mengenai permasalahan tersebut karena benar-benar tidak ada satu pun anak cowok X.6 yang jajan atau keluar kelas. Mereka semua berkerumun dan membentuk kelompok, terlihat seperti membicarakan sesuatu. Juga raut wajah Cedric berbeda dari biasanya, cowok itu berkali-kali terlihat marah dan mengatakan, 'ya lo sih kenapa gitu, udah tau jabatan dia tuh apa', ke beberapa orang. Entah apa kesalahan yang dimaksud."Gue kepo mereka ngomongin apaan." ucap Flora di tengah-tengah perjalanan mereka menuju ke kantin.
"Udahlah gausah kepo, nanti juga tau sendiri kok kalo rumor yang begituan, karena udah pasti nyebar."
"Betul tu. Lo tenang aja Ra" sahut Aurel.
"Ih tapi gue pengen tau sekarang.""Sabar Ra, mentang-mentang crushh lo."
"Ck yaudah deh iya."
Suasana kantin siang itu terlihat agak ramai, mereka bertiga dengan sigap mengambil tempat antrian karena takut keadaan kantin akan semakin ramai. Berisik suara teriakan dari anak anak sekolah itu membuat Allea menutup telinganya dengan kedua tangannya. "Bu cepet bu, nasi ayam satu lama banget." Teriak salah satu anak.
"Jujur gue males ngantri kalo rame gini." ucap Allea kepada Flora.
"Emang lo bawa bekal?"
"Engga si, yaudah deh ya terpaksa ngantri gue."
"Al, Ra nanti ke meja itu aja ya kumpulnya, gue duluan." teriak Aurel tiba-tiba.
"Oke Rel." jawabnya serempak.
Setelah selesai mengantri makan, Allea dan Flora berjalan membawa makanan mereka menuju ke tempat yang sudah Aurel tunjuk untuk tempat makan mereka tadi.
"Dah mau abis aja Rel."
"Kalian lama si."
"Iya tadi kantin E rame banget."
"Emang disitu enak banget ya sampe rame gitu tiap hari?"
"Gue baru nyoba kali ini si, lo gimana Ra."
"Gue pernah nyoba sekali, emang enak si makanannya, pantes rame."
"Ohh, gue mau nyoba deh kalo gitu kapan kapan."
"Iya coba aja nanti, ga nyesel deh lo."
"Okee."Sejujurnya Saat mereka sedang makan bersama, Allea sedang memikirkan seseorang yang terus memenuhi pikirannya akhir akhir ini. Ia tidak berhasil melawan pemikirannya sendiri, orang itu terus menghantui pemikirannya, yang membuat ia membicarakan seseorang yang ada dipikirannya kepada kedua temannya. Entah hal apa yang membuat ia terus memikirkannya.
"Gue kangen masa lalu gue deh." ucap Allea tiba-tiba yang membuat mereka berdua menghentikan makannya karena bingung akan kata-kata Allea.
"Siapa? yang di tk waktu itu?" jawab Flora.
"Iya."
"Siapa Ra?"
"Temen tk kita Rel, dulu mereka emang akrab banget."
"Kalian kenal udah selama itu?"
"Iya, kita sekelas udah dari tk."
"Kok bisa, direncanain kah?"
"Engga kok, mungkin emang udah takdir aja." jawab Allea.
"Udah Al jangan dipikirin terus, biarin dia berlalu."
"Gabisa, gatau kenapa dia ada di pikiran gue terus."
"Iya kita juga gatau dia sekarang dimana, daripada kamu pusing sendiri nanti."
"If u really miss him, just search him Al."
"Dia lost kontak sama temennya ini Rel, makanya kaya gitu."
"Ohh sorry gue gatau Al.."
"It's alright Aurel. Nanti kalo gue udah siap buat ceritain gue ceritain ke lo ya."
"Iya Al buat itu gampang aja, yang penting sekarang lo tenang dulu jangan mikirin dia dulu, nanti ngeganggu kesehatan lo gimana?" mendengar perkataan Aurel, Allea makin menunduk ke bawah meja dengan tatapan lesu.
Tak mau membiarkan Allea larut dalam kesedihannya, Aurel mengalihkan topik pembicaraan mereka.
"Udah udah, mending dihabisin dulu makanannya terus kita balik ke kelas, biar Al ga berlarut-larut sedihnya." ucap Aurel.
"Thanks all.. gatau lagi deh kalau gada kalian berdua, mungkin gue udah bingung banget nyari tempat cerita."
"Ga perlu bilang makasih, emang seharusnya sebagai teman begitu. Ya ga ra?"
"That's right." ucap Flora.
"Oiya lo jadikah gantiin gue di OSIS?" ucap Aurel mengalihkan topik.
"Tolong banget Al please.. tolongin gue, gantiin posisi gue plis."
"Iya jadi kok, lo tenang aja."
"Really??" Aurel menatap Allea dengan pandangan yang seolah tidak percaya dengan perkataannya.
"Iyaa gue beneran."
"Thank uu Al. Nanti lo hadirin rapat ya hari ini abis pulang sekolah."
"Siip deh, ntar gue dateng ke rapatnya."
"Semangat ya Al rapatnya nanti." ucap Flora, berusaha menyemangati Allea.
"Yea, as always."
Setelah menghabiskan makanannya, mereka pun berencana untuk kembali ke kelasnya karena jam pelajaran akan segera dimulai.
˗ˋˏ ʚ♡♡♡ɞ ˎˊ˗
![](https://img.wattpad.com/cover/374636649-288-k492083.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙸 𝚝𝚑𝚒𝚗𝚔 𝙸 𝚕𝚘𝚟𝚎 𝚑𝚒𝚖 ; 𝚊𝚐𝚊𝚙𝚎
Teen Fiction"𝐂𝐢𝐧𝐭𝐚 𝐢𝐭𝐮 𝐬𝐞𝐩𝐞𝐫𝐭𝐢 𝐚𝐧𝐠𝐢𝐧, 𝐤𝐚𝐮 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐛𝐢𝐬𝐚 𝐦𝐞𝐥𝐢𝐡𝐚𝐭𝐧𝐲𝐚 𝐭𝐚𝐩𝐢 𝐛𝐢𝐬𝐚 𝐦𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚𝐤𝐚𝐧𝐧𝐲𝐚." - 𝚴𝐢𝐜𝐡𝛐𝐥𝐚𝐬 𝐒𝐩𝐚𝐫𝐤𝐬 sinopsis : Berawal dari Allea dan Flora yang di goda oleh kakak kelas...