21

3 1 0
                                    

Ethan berjalan dengan langkah lebar keluar dari kelasnya. Entah kenapa hari ini dia sudah sangat amat kesal.

Oh tidak hari ini, dari 3 hari yang lalu. Tepat setelah dia keluar dengan Vallery ke Dufan. Besoknya dia masih diperhatikan dengan sangat baik oleh Vallery karena dirinya sakit. Ethan sampai terlena.

Tapi malamnya, dia chat Vallery dan tidak dibalas sampai sekarang.

Bukan itu saja, dia jauh lebih kesal lagi setelah melihat story Instagram Jevan, dimana Vallery sedang berada di Kafe Mamanya dan ada Kaisar disitu. Sepupunya itu terkadang perlu dikasih pelajaran.

Tidak berhenti disitu. Dihari yang sama, Juan tiba-tiba follow Instagramnya. Ethan yang tidak ambil pusing, lalu di follback lah akun Juan. Namun dia semakin kesal setelah melihat story Juan yang juga berada di Kafe itu bersama Vallery juga.

"Suram banget muka lo, Than. Banyak hutang, kah?"

Suara Gladys membuat Ethan semakin mengerutkan raut tak sukanya.

Sahabat masa kecilnya itu datang di saat yang tidak tepat. Biasanya Ethan akan dengan senang hati meladeni ocehan Gladys, namun untuk saat ini dia sudah sangat kesal, sampai Gladys dilewati begitu saja oleh Ethan.

"Eh buset, tunggu dulu, Than. Buru-buru amat." Gladys membuntuti Ethan sampai parkiran.

Tadi pagi, Gladys minta tebengan untuk pulang. Berhubung Ethan malas membuka ponsel karena chatnya belum dibalas oleh Vallery, dia tidak membalas chat Gladys. Hanya dibaca saja olehnya.

Gladys pikir Ethan setuju, ternyata dia malah dilewati begitu saja barusan.

"Than, lo serius mau ninggalin gue di parkiran gini? Tadi bilang kek kalo gamau nebengin. Chat gue lo baca doang, lo kira gue cenayang apa bisa ngerti suara hati lo itu?" Bentak Gladys pada Ethan.

Ethan berbalik menatap Gladys, wajahnya jauh lebih kesal daripada barusan. Dan itu membuat Gladys terkejut.

"Banyak ojol, Dys. Lo gausah manja. Inget, dunia gue ga bakal berputar ke lo doang sekarang. Gue udah mulai pdkt sama Vallery, jangan gara-gara lo yang manja nempelin gue gini, bikin Vallery salah paham nanti."

Gladys speechless. Dia ga menyangka jika ucapan Ethan barusan sedikit menggores hatinya. Dia hanya ingin bareng pulang, apa semanja itu Gladys di mata Ethan?

Gladys tertawa, membuat Ethan sedikit mengernyit bingung.

"Oh, gitu ya. Maaf, Than. Gue gatau kalo gue semanja itu di mata lo. Mulai besok, gue ga bakal ngerepotin lo lagi."

Setelah itu Gladys pergi meninggalkan Ethan yang terdiam, menyesali ucapan menyakitkannya barusan.

"Goblok banget sih gue."

Lalu Ethan masuk ke mobil dan mulai menjalankan mobilnya keluar kampus.

Ponsel Ethan berdering, Ayahnya menelpon. Ethan mengaktifkan mode speaker.

"Halo, Yah. Ada apa?"

"Kamu dimana sekarang, Than? Bisa ke kantor sebentar? Ayah masih ada urusan diluar. Meeting dikantor perlu kehadiran Ayah atau kamu. Bisa kan?"

Ethan menarik napas dengan kasar. Tapi dia tetap menuruti permintaan Ayahnya.

"Oke, Yah."

"Makasih, Than. Meeting ini sangat penting buat Ayah. Nanti Ayah kasih reward buat kamu." Lalu panggilan diputus sepihak oleh Ayah.

Ethan bingung, sepenting apa meeting nanti sampai Ayahnya mau memberikan reward buat dirinya? Proyek besar, kah?

《《》》

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Fate ||heeseung enhypen||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang