17

7 2 1
                                    

Acara meet the investor berjalan sangat lancar. Vallery tersenyum puas pada Willi dan Ethan, mereka berdua yang paling tahu seriweh apa Vallery mempersiapkan acara ini.

Juga puas karena para investor yang sempat beda argumen saat meeting kemarin, bisa bekerja sama dengan baik saat acara berlangsung.

"Jadi, kita mau makan dimana? Ke Malioboro?" Tanya Jean.

"Boleh, Je. Aku pengen nyobain wedang ronde" jawab Vallery.

Akhirnya mereka berempat memutuskan untuk ke Malioboro.

Vallery dan Ethan berkeliling sebentar disekitar Malioboro, lalu memilih tempat untuk mereka berempat tempati.

Jean dan Willi memesan wedang ronde, yang lumayan panjang antriannya.

"Panjang amat, Will. Cari yang lain aja lah." Jean sudah memutar kaki, namun ditarik lengannya oleh Willi.

"Udah diem. Kalo antriannya panjang, itu tandanya enak. Sabar, Jean." Ucap Willi.

"Awas kalo ga enak, Gue minta balik uangnya."

Willi melotot mendengarnya.

Tibalah mereka berdua memesan wedang ronde.

Abang penjual wedang ronde sedikit terkejut saat melihat pembeli didepannya.

"Bule cok seng tuku. Lumayan, duwek gede."
(Bule yang beli. Lumayan, uang banyak)

Willi yang tidak bisa bahasa jawa, hanya mengerutkan kening tak paham. Sedangkan Jean, mengerti maksud ucapan Abangnya.

"Piroan iki Pak Lek?" Tanya Jean.
(Berapaan ini Pak?)

"Loh Mas e iso ngomong jowo to? Tak kiro Bule Mas."
(Loh Masnya bisa ngomong jawa? Tak pikir Bule Mas)

"Duduk Pak, aku arek kene dewe kok. Piro sidoan iki Pak Lek?" Tanya Jean lagi.
(Bukan Pak, aku anak daerah sini. Jadi berapaan Pak?)

"Gratis wes Mas. Pean arep pesen piro Mas, tak bungkusne."
(Gratis Mas. Jadi pesan berapa Masnya, tak bungkusin)

Jadilah mereka berdua mendapatkan wedang ronde 4 porsi, gratis. Bermodal Jean yang bisa bahasa jawa.

"Jean, Lo jangan pernah ngomong bahasa jawa lagi kalo bareng gue. Pusing tau dengernya." Omel Willi.

"Heh, Will. Kalo disini, pake bahasa jawa tuh enak. Kita bisa tau apa yang diomongin mereka. Gue tadi itungannya masih bahasa jawanya orang Surabaya, masih kasar. Lo kalo masuk ke daerah Keraton atau ke Solo, bahasanya lebih halus lagi." Jelas Jean.

"Terserah. Pokoknya jangan ngomong kaya tadi lagi."

Mereka berdua tiba ditempat yang sudah dipilih oleh Vallery dan Ethan.

"Antriannya lama ya? Aku pesenin kalian Ayam bakar, gapapa kan?" Tanya Vallery.

"Iya gapapa." Jawab Jean.

"Antri lama banget tadi Val. Tiba-tiba si Jean pesen sambil ngomong bahasa jawa, kita di gratisin sama Abang penjual wedang rondenya. Pinter banget emang Jean jual tampang tadi." Ucap Willi.

Jean yang mendengar dirinya disebut jual tampang, tidak terima. Dan terjadilah adu mulut antara Jean dan Willi, yang membuat Vallery tertawa.

Ethan bernapas lega saat melihat tawa Vallery. Itu artinya, dia sudah sedikit baikan bukan? Mengingat pesan tadi malam, jelas itu seperti teror. Vallery pasti overthinking semalaman.

《《》》

Hari terakhir di Jogja, Vallery memutuskan untuk ke Pantai. Sudah pasti bersama dengan Jean dan Ethan. Willi tidak perlu ditanya, karena sudah sepaket dengan Vallery.

Fate ||heeseung enhypen||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang