04

24 4 2
                                    

Sudah seminggu sejak kepulangan Vallery ke Indonesia, dia hanya berdiam diri di rumah. Keluar sekali hanya saat ke makam Neneknya bersama Juan tempo hari.

Sekarang Vallery merasa bosan karena tidak ada aktivitas lagi selain menunggu Mamanya pulang dari cafe barunya dan  menunggu Samuel serta Papanya pulang.

Vallery kesepian di rumahnya yang besar ini. Ingin minta temani Jevan, tapi sepupunya itu sudah mulai aktif masuk kuliah. Jean pun sama. Juan juga mulai sibuk dengan kegiatan sekolah.

Sekarang masih jam 10.00 pagi, Mamanya pulang masih 2 jam lagi. Vallery menghela napas, dia berjalan ke dapur untuk mencari camilan. Disana sudah ada Bibi yang sedang beberes.

"Bi, Bibi bosan ngga?" Tanya Vallery.

"Ya engga atuh, Non. Non Vallery bosan ya? Mau Bibi temenin?"

"Iya nih, Bi. Bosen banget aku Bi. Aku pengen keluar, tapi gada temen. Terus juga kalau keluar sendiri takut nyasar. Udah lupa jalanan disini aku soalnya." Ucap Vallery disertai cengiran lucunya.

"Jangan sendirian, Non. Bahaya. Ayo Bibi temenin, Non mau kemana emangnya?" Tanya Bibi.

"Beneran nih, Bi. Ga dimarahin Mama Papa nanti?"

"Gausa khawatir, Non. Kerjaan Bibi udah beres kok ini. Non siap-siap aja dulu. Nanti kalo udah selesai, ayo Bibi anter."

"Oke, Bi. Anterin aku ke kantor Papa aja kalo gitu. Aku pengen ketemu Papa soalnya."

"Siap, Non. Bibi tunggu di pos depan ya. Sekalian mau bilang Pak Joko buat siap-siap juga."

"Oke, Bi."

Vallery berjalan riang menuju kamar. Hilang sudah niatnya ingin mencari camilan didapur tadi. Dia ingin memberi surprise buat Papanya dengan datang ke kantor sang Papa.

《《》》

Vallery sudah tiba didepan gedung 10 lantai itu. Dia dibuat takjub dengan kantor Papanya. Perasaan dulu hanya 5 lantai, sekarang menjadi dua kali lipatnya.

Vallery berjalan menuju lobby sambil membawa kue lapis kesukaan Papa. Dia berjalan sendiri memasuki kantor. Bibi dan Pak Joko sudah pulang, mereka hanya mengantar Vallery saja. Katanya, dia ingin belajar mandiri. Lagipula dia ke kantor Papa, tidak ke tempat asing.

"Selamat siang." Sapa security didepan lobby.

"Selamat siang, Pak. Pak Hendriannya ada Pak?" Tanya Vallery. Security itu menilik Vallery dari atas hingga bawah, membuatnya sedikit risih.

"Ada perlu apa ya sama Pak Hendrian?"

"Saya mau ngasih kue lapis ke Papa saya." Ucap Vallery.

"Papa? Oh, ini Mbak Vallery? Ya Tuhan, maaf mbak, saya kira ada bule nyasar. Maaf saya ga ngenalin mbak. Ayo mbak saya anter ke ruangan Bapak."

Vallery hanya tersenyum maklum, dia berjalan mengikuti security tadi.

Saat memasuki lobby, para karyawan disitu melihat Vallery, membuatnya sedikit tidak nyaman karena banyak yang memperhatikan.

Security tadi berhenti didepan lift. Lalu menjelaskan dimana ruangan Papa Vallery.

"Ruangan Bapak ada di lantai 8. Nanti setelah keluar lift, Mbak Vallery langsung sampe didepan ruangan Bapak."

"Oke, Pak. Makasih ya."

"Sama-sama Mbak. Saya permisi dulu."

Fate ||heeseung enhypen||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang