"Nah, Nona. Sudah selesai. Sekarang saatnya mengganti pakaianmu."
Mendengar Madam Polini berbicara demikian, Banila segera membuka matanya dan mendapati seorang bidadari yang tengah menatap balik dirinya di pantulan cermin.
Banila tersenyum puas setelah melihat sapuan sempurna make-up pada wajahnya.
"Terima kasih, Madam," ujar Banila.
Banila melihat ke meja rias di sampingnya yang masih kosong. Sonora seharusnya berada di sana dan juga sedang diriasi. Tapi di pertengahan sesi, wanita itu menerima telepon dan keluar untuk menerima panggilan dan belum kembali hingga saat ini.
Bangkit berdiri, Banila bermaksud untuk mencari Sonora. Mengingatkannya bahwa mereka sudah tidak memiliki banyak waktu untuk menghadiri acara peresmian distrik baru mereka. Pada saat yang bersamaan, Sonora ternyata kembali lagi dengan langkah yang tergesa-gesa.
"Banila, aku tidak bisa menghadiri acara peresmian. Aku juga tidak bisa berada di Galantis terlalu lama seperti niat awalku," kata Sonora sambil mengumpulkan benda-benda pribadinya yang tercecer di atas meja dan menjejalkannya ke dalam tas tangannya.
Banila memberengut bingung. "Apa yang terjadi?"
"Dokter di Orientine menelepon dan mengabariku bahwa keadaan Linden berubah buruk. Aku harus segera kembali ke sana untuk menemaninya sekaligus bersiap-siap untuk kemungkinan terburuk."
Mendengar kata terakhir yang diucapkan Sonora, refleks membuat Banila melebarkan matanya.
"Astaga," seru Banila kecil. "Kalau begitu aku juga harus ikut pergi menengok."
Sonora langsung menggeleng keras. "Tidak. Ada banyak yang perlu kamu lakukan untuk Crowning disini. Apalagi menyangkut Pickaboo yang beredar dan belum terusut tuntas. Kamu harus mewakilkanku dan Linden memimpin Crowning di saat kami tidak bisa."
"Tapi katamu Linden sedang sekarat. Etis kah aku tidak menemuinya ketika dia telah menerimaku menjadi bagian dari Crowning?"
Sonora berjalan mendekat. Tatapan matanya melembut. Dengan satu tangan, dia menepuk-nepuk pipi Banila lembut. "Hal yang bisa kamu lakukan sebagai balasan budi kepadanya hanyalah dengan mengurus Crowning sebaik mungkin. Jadi percayalah, bahwa ini dia akan mengerti."
Walau Banila masih merasa gamang, tapi dia tidak bisa berbuat banyak ketika Sonora sendiri yang memerintahkannya untuk tetap berada disini.
"Aku pergi sekarang juga. Jaga dirimu baik-baik. Usut tuntas Pickaboo dan jangan biarkan mereka beredar di wilayah kita lagi," pesan Sonora sebelum wanita itu berlalu dari hadapan Banila.
Banila menghela napas yang besar. Pikirnya setidaknya dia akan bahu membahu bersama dengan Sonora untuk menghadapi kasus Pickaboo. Siapa sangka Sonora akan pergi lagi secepat ini dan meninggalkan Banila sendirian lagi.
Namun yah, tidak masalah. Banila sudah digembleng bertahun-tahun untuk menghadapi hal seperti ini.
Selesai mengganti pakaiannya dengan gaun merah muda berdesain sederhana yang justru semakin menegaskan ke-eleganan dan kecantikannya, Banila pun segera pergi ke distrik baru yang akan diresmikan hari ini oleh tidak hanya para mitra bisnisnya, tapi juga Presiden Evangeline sendiri.
Distrik Crownrose.
Tender pembangunan distrik ini dimenangkan oleh Banila lima tahun lalu diusianya yang saat itu baru berusia dua puluh tiga tahun. Saingannya saat itu berasal dari pemain lama di bidang konstruksi dan properti, termasuk Angora Enterprise. Banila masih ingat bagaimana Thomas seperti manusia dengan jenggot yang terbakar ketika pemerintah mengumumkan bahwa pembangunan distrik ini akan diambil alih oleh Crowning Group. Dia masih mengingat jelas bagaimanan Thomas mengatainya bocah tengil baru dewasa yang tidak memiliki kompetensi yang mapan untuk menangani pembangunan distrik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Picture Perfect Match (On Hiatus)
RomanceBanila Rose Crowning memiliki semuanya kecuali sebuah agenda yang dapat membuatnya jatuh ke dalam jurang apabila dia tidak berhati-hati. Namun kepalang basah sudah, dia telah terbakar oleh rasa dendam yang berakar dari orang-orang yang menyakitinya...