••
•
•
•
•
"ASSALAMUALAIKUM NENEK, CUCUMU YANG PALING CANTIK INI SUDAH PULANG" teriak devana hingga terdengar sepenjuru mansion
"berisik, kamu pikir ini hutan teriak teriak"ucap kenan, adiknya yang satu ini hobi sekali berteriak membuat telinganya sakit mendengarnya
"apakah kamu ingin tenggorokan mu sakit lagi seperti minggu lalu hm?" tegur nevan pada sang adik
"loh abang udah pulang?, hehehe maap bang" ucap devana sambil menampilkan gigi mungilnya
"hm"
"loh kamu udah pulang sayang" ucap hana yang baru saja datang dari arah dapur, devana berjalan ke arah ke dua abangnya dan duduk di tengah' nevan dan kenan
"iya nenek, liat aku membelikan makanan kesukaan nenek" ujar devana memperlihatkan makanan yang ia beli untuk sang nenek
"wah kamu sangat tau apa yang nenek inginkan sayang"ucap hana
"kamu dari mana dek?"tanya kenan
"dari ngumpul' sama teman bang"jawab devana
"lain kali jika ingin keluar beritahu abang ya dek"ucap nevan sambil mengelus kepala devana
"siap bang"ucap devana sambil memberi hormat kepada nevan
"baiklah segerah lah mandi, dan tidak ada mandi malam lagi "ucap tegas nevan karena ia tau kalo adiknya sering kali mandi malam dan hal itu membuatnya kesal, ia sangat khawatir pada devana ia takut adiknya akan jatuh sakit.
"loh kok gitu si bang mandi malam itu enak tau bang"bantah devana
"tidak ada bantahan, cepat sana mandi dan turun untuk makan"ucap nevan
"turuti aja dek dari pada ga dapet uang jajan nanti"bisik kenan pada devana, nevan yang melihat itu menatap tajam ke pada kenan.
"baiklah baiklah,vana naik ke atas dulu ya"ucap devana berdiri dari duduknya berjalan menuju kamarnya, hana yang melihat itu hanya terkekeh.
"bagaimana dengan hari kalian hari ini"tanya hana pada nevan dan kenan
"seperti biasa nek membosankan"jawab kenan sambil memasukan snack kedalam mulutnya
"dan kamu nevan bagaiman perusahaanmu?"ucap hana menatap nevan yang fokus pada laptop yang berada di pangkuanya.
"tidak ada yang spesial semua terasa biasa saja"ucap venan menatap sang nenek, lalu ia kemabli fokus ke laptopnya
"apakah kamu tidak berniat menacari pasangan"ucap hana pada nevan
"aku males nek, mempuyai pasangan itu sangatlah ribet dan merepotkan nevan juga ingin fokus untuk kesembuhan devana juga nevan gak mau mikirin itu dulu"ucap nevan iya lebih mengutamakan kesembuhan sang adik dari pada iya harus mancari pasangan bukankah jodoh sudah di atur oleh tuhan jadi kenapa harus repot menacari pasangan pikirnya.
"bang nevan benar nek kami lebih mementingkan kesembuhan devana terlebih dahulu kami tidak mau jika hal itu terjadi lagi kepada adik kami nek"ucap kenan ia merasa kecewa jika menginggat kejadian 6 tahun yang lalu kejadia yang tragis itu membuat nya kecewa kepada dirinya sendiri.
"kalian kaka kaka yang baik dan kalian harus menjaga adik kalian dengan baik"ucap hana ia tersenyum mendengar jawababn ke dua cucunya
"baiklah nenek akan ke dapur menyiapkan kalian makan malam"ucap hana
"bukan kah ada bi siti nek"ucap kenan
"nenek akan membantunya sedikit"ucap hana
"baiklah nek, jangan sampai nenek terluka ya"ucap nevan, hana pun berjalan menuju dapur meniggal kan ke dua cucunya yang masi berada di ruang tengah
.........
"huh kesel bangat gue sama bang nevan" gerutu devana ia meresa kesal pada abang pertamanya
"padahal mandi malam itu kan seger ples enak"ucap devana berjalan menuju kamar mandi
"kira' dia sekelas dengan gue ya nanti atau beda kelas"ujar devana sambil membayangkan wajah cowo yang ia liat pada saat mpls
"nanti gue liat deh besok" devana pun berjalan memasuki kamar mandi dan melakuka ritual mandinya
setelah 30 menit ia berada di kamar mandi devana pun keluar dengan wajah segarnya devana berjalan menuju meja riasnya dan melakukan rutinitas seperti perempuan pada umumnya.
"kira kira dia bakal suka sama gue ga sih" ucap nya
"suka siapa hm?"tanya nevan yang baru saja membuka pintu kamar devana
"waduh sejak kapan bang nevan disana"batin devana iya terkejut dengan kedatangan sang abang di kamarnya
"eh a..abang ,ga suka siapa' tuh" gugup devana
"kamu mencoba berbohong pada abang vana"ucap datar nevan
"gak kok bang vana ga bohong"ucap devana meyakinkan abangnya agar percaya padanya
"aku tau kamu berbohog devana"ucap nevan ia tau jika adiknya sedang berbohong kepadanya karena ia melihat dari tingkah laku sang adik yang merasa gelisa karena takut.
"maaf"ucap devana sambil menundukan kepalanya
"siapa yang mengajarimu berbohong hm"ucap datar nevan
"tidak ada"ucap vana yang masi menundukan kepalanya iya sangat takut dengan tatapan tajam venan
"liat abang vana"ucap venan menatap devana yang menundukan kepalanya venan tau kalo devana takut kepadanya saat ini
wajah devana mulai memucat keringat dingin di pelipasnya mulain bercucuran tanganya gemetar "hei liat abang"ucap lembut venan panik melihat tangan devana gemetar
"tidak jangan lagi tuhan"batin venan mulain tidak tenang melita wajah pucat devana
"devana,,, devana liat abang"ucap lembut venan ia merasa takut jika trauma sang adik kemabali lagi karena dirinya
devana pun mengangkat wajahnya dan melihat wajah nevan,nevan merasa bersalah karen membuat devana ketakutan karenanya ia pun menarik sang adik kedalam pelukannya
"tidak apa apa ada abang di sini"ucap lembut nevan sambil mengelus kepala devana dengan lembut agar adiknya tenang seperti semula
"hiks hiks orang itu jahat dia jaht hiks"pecah sudah tangisnya, devana memukul mukul dada devan pelan, iya takut dan sesak
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind your smile is sadness [revisi]
Teen FictionWARNING⚠️ *Dilarang menjiplak atau menyalin *mengandung kata kata kasar *bukan lapak bocil *adegan kekerasan "Kadang, berpisah adalah cara terbaik untuk menemukan kembali diri kita sendiri." [DEVANA SYAFIRA NATALIA] "Berhentilah mengejarku karena...