Rampage

633 133 46
                                    

Konoha semakin gelap seiring dengan tenggelamnya matahari di balik pegunungan. Langit yang sebelumnya cerah berubah menjadi kelabu, tertutup awan-awan tebal yang bergerak cepat. Angin berembus lebih kencang, membuat daun-daun berguguran dari pohon sakura yang masih tersisa dari awal musim semi. Udara terasa berat, seolah ada sesuatu yang tak kasat mata sedang menekan seluruh desa.

Aku berdiri di depan kedai ramenku, memperhatikan jalanan yang biasanya dipenuhi para shinobi muda yang berlatih atau warga sipil yang lalu-lalang. Hari-hari biasa, tawa anak-anak dan suara riuh para penjual di pasar mengisi udara, tapi sekarang, hening. Suara gemerincing genting-genting yang tertiup angin terdengar jelas, membangkitkan rasa takut yang tak terjelaskan.

Apa yang terjadi?

Aku melihat beberapa shinobi berlari dengan cepat di atap-atap rumah. Wajah mereka tegang, tidak seperti biasanya. Aku bisa melihat kilat kecemasan di mata mereka saat bergegas menuju ke arah yang sama—ke distrik Uchiha. Beberapa dari mereka saling bertukar pandang, bisikan-bisikan kecil terdengar samar, terlalu jauh untuk kudengar, tapi aku tahu, apapun yang mereka bicarakan bukanlah hal yang baik.

Suara angin semakin kencang, membawa serta suara ledakan jauh dari arah distrik Uchiha. Ledakan itu mengguncang tanah di bawahku, membuatku terhuyung mundur. Dari tempatku berdiri, di kejauhan, kulihat percikan cahaya biru keunguan yang menyala di atas langit. Sejenak, chakra itu meledak ke segala arah, membentuk lingkaran besar sebelum menghilang kembali, meninggalkan kilatan aneh di angkasa.

"Ini... ini tidak mungkin..." gumamku.

Kegelisahan yang sudah terasa sejak tadi kini berubah menjadi ketakutan yang nyata. Apa yang sedang terjadi? Seolah ada sesuatu yang besar, jauh di luar pemahamanku, sedang bergerak di balik layar.

Dari arah samping, aku mendengar teriakan salah satu jounin yang sedang berlari melewatiku. "Konoha Twelve sudah berkumpul!" Teriakannya tajam, membuat sekujur tubuhku merinding. Konoha Twelve? Mereka anak-anak yang baik, para shinobi muda yang selama ini dipuja-puji oleh penduduk desa. Kenapa sekarang nama mereka disebut dalam suasana yang begitu tegang dan penuh rasa takut?

"Mereka benar-benar serius ingin memberontak?" terdengar suara lain, penuh ketidakpercayaan dan marah.

Aku menoleh, melihat para shinobi itu bergegas ke arah yang sama, ke bukit yang mengarah langsung ke distrik Uchiha. Langkah mereka semakin cepat, wajah-wajah mereka semakin tegang.

"Pemberontakan? Apa maksud mereka?" gumamku, suaraku terdengar lirih, hampir tak kudengar sendiri. Tidak, ini tidak mungkin. Konoha Twelve tidak mungkin melakukan hal semacam ini. Mereka adalah simbol kekuatan dan kesetiaan bagi desa. Mereka yang selalu dianggap pelindung generasi selanjutnya. Tapi kenapa mereka sekarang dibicarakan dalam nada penuh amarah dan ketakutan?

Lalu, sebuah ledakan lain terdengar, jauh lebih keras dari sebelumnya. Tanah di bawahku bergetar hebat, membuat jendela-jendela di kedai ramenku berderak. Aku bisa merasakan getarannya merambat melalui kaki, naik ke seluruh tubuhku. Jantungku berdegup kencang, ketakutan mulai menyusup lebih dalam ke pikiranku.

Aku mendongak, melihat ke arah ledakan tadi. Cahaya biru dan ungu kembali muncul, kali ini lebih terang, lebih besar, dan... lebih menyeramkan. Dari cahaya itu, sebuah sosok perlahan terbentuk. Sosok raksasa, dengan chakra yang mengalir deras dari seluruh tubuhnya. Bentuknya kabur, tapi jelas-jelas bukan manusia. Itu... seperti sebuah makhluk, dengan kekuatan yang luar biasa.

Suara gemuruh chakra terdengar jelas meski aku berdiri jauh dari lokasi kejadian. Suara itu seolah menghancurkan udara di sekitarnya, menciptakan tekanan yang begitu besar, hingga membuatku sulit bernapas. Aku menelan ludah, merasa jantungku berdetak semakin cepat. Apa itu? Sebuah bijuu? Tidak, sosok itu lebih asing. Chakra itu terasa gelap, seolah menghisap segala cahaya di sekitarnya, menyisakan kegelapan yang mencekam.

ICHIRAKU RAMENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang