Heartbroken

388 97 40
                                    

Disclaimer : Naruto dan kawan-kawan milik Mas MK. Kecuali Kakashi, Genma, Neji, Gaara, punya aku.

Enjoy wel...
.
.
.

Sakura dan Ino. Dua gadis yang bersahabat sekaligus bersaing sejak kecil. Aku mengingat mereka selalu memperebutkan Uchiha-bozu dengan sengit. Tapi di balik itu, mereka adalah sahabat yang saling mendukung dalam diam, walau terkadang mungkin tidak terlihat jelas.


Sakura terlihat menangis tersedu, wajahnya kusut seolah musim semi tak berpihak padanya. Padahal, gadis itu secantik musim semi, tetapi kali ini ia terlihat suram.

"Aku tak tahu kalau Sasuke dan Hinata..." Sakura mulai berbicara dengan suara bergetar.

"Sakura..." Ino mencoba menenangkannya, tapi Sakura seolah tidak mendengar.

"Tapi aku merasa dikhianati, Ino. Sasuke tahu perasaanku. Hinata juga. Paling tidak, seharusnya mereka mengatakan yang sebenarnya."

Aku mengamati Sakura dari jauh, melihat keretakan dalam dirinya. Namun, ada sesuatu yang membuatku tidak sepenuhnya setuju dengan pendapatnya. Mungkin karena aku memiliki pandanganku sendiri tentang apa yang terjadi. Tetapi kali ini, aku memilih untuk diam, tidak ingin membuatnya lebih sedih.

"Sakura, mungkin karena alasan itu Hinata dan Sasuke berhubungan dalam diam. Kau tahu Hinata, kau juga tahu Sasuke. Maksudku..." Ino tampak kebingungan mencari kata.

"Apa? Kau akan bilang hal yang sama seperti yang Sasuke katakan? Bahwa aku terobsesi padanya?" Sakura menatap Ino tajam, seolah-olah kata-kata itu adalah duri yang menancap di hatinya.

Ino menghela napas panjang. "Aku tidak mengatakan hal itu, tapi, ada kalanya saat kau lelah, yang kau butuhkan hanya ketenangan. Bukan pertanyaan, bukan tuntutan untuk berbicara, seperti yang kau lakukan selama ini pada Sasuke."

Sakura memalingkan wajah, mengusap air matanya dengan punggung tangan. "Aku tahu, tapi setidaknya Sasuke atau Hinata kan bisa bilang kalau mereka saling mencintai. Bukan membiarkanku seperti orang tolol."

"Kupikir, awalnya mereka tidak mengetahui perasaan apa yang mereka miliki. Tapi, lama kelamaan, sudah terlambat untuk berhenti. Mereka berdua jatuh cinta, dan itu urusan mereka, Sakura. Hubungan mereka sudah berakhir. Tapi, kurasa mereka tidak benar-benar ingin berakhir."

"Mereka masih saling mencintai, Ino. Kau lihat kan, saat Hinata berangkat misi bersamamu, kita bertemu di gerbang. Saat itu kau bisa melihat wajah Sasuke saat melihat Hinata."

"Seperti sedang menunggu, dan berharap?" jawab Ino.

Sakura mengangguk. "Walaupun Hinata tak mengatakan apapun, tapi kau bisa melihat bagaimana dua orang itu saling menatap."

"Mereka benar-benar jatuh cinta." Ino melanjutkan.

Sakura menghela napas dalam. "Aku tahu Sasuke-kun lebih berbahagia dengan Hinata. Maksudku, aku seharusnya bisa menangkap gelagat mereka berdua, Ino. Mereka selalu diam, tapi seolah-olah mengerti satu sama lain. Seolah-olah Hinata adalah planet, dan Sasuke adalah satelitnya."

Aku mengangguk pelan dari sudut ruangan. Perumpamaan yang sangat pas. Sakura, bahkan dalam kesedihannya, mampu merangkai kata yang sempurna untuk menggambarkan hubungan mereka. Begitu diam, tetapi saling berputar di orbit yang tak terlihat.

"Tapi, tetap saja..."

"Sakura-chan..." Ino tersenyum lembut, tangannya menyentuh lengan Sakura. "Mau mie ramen super pedas gratis? Kau akan sangat lega setelah memakannya."

Sakura menatapnya dengan tatapan aneh. Namun, setelah beberapa saat, ia mengangguk pelan.

Aku menyiapkan ramen super pedas untuk Sakura, dan miso charsiu ekstra daging untuk Ino karena gadis pembaca pikiran itu memang sangat bijaksana. Mereka duduk diam, tenggelam dalam pikiran masing-masing, sampai akhirnya mangkuk ramen diletakkan di hadapan mereka.

ICHIRAKU RAMENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang