"Kanpai!"
Kemeriahan festival telah usai. Meskipun begitu, semangat dan riuh rendah kegembiraan masih terasa di udara malam yang mulai mendingin. Aroma khas kembang api masih samar-samar tercium, bercampur dengan bau dedaunan dari hutan.
Langit malam terlihat begitu tenang, dihiasi lampion-lampion yang bergoyang pelan tertiup angin, menyinari lapangan festival yang mulai sepi. Namun, di salah satu sudut, sekelompok shinobi muda masih berkumpul, tertawa dan berbagi cerita setelah malam panjang mereka.
Konoha Twelve, masih bersemangat dalam obrolan, sementara aku memandang dari kejauhan. Mereka masih mengenakan kostum tari yang megah.
Mereka adalah generasi penerus desa, dan aku merasa begitu bangga melihat mereka tumbuh dengan baik. Namun, di antara keramaian itu, aku menyadari sesuatu yang hilang. Aku menghitung dalam hati, satu, dua, tiga… hanya ada sepuluh orang berdiri di sana. Dua orang tidak ada. Aku menatap sekeliling, mencari-cari dua sosok yang hilang dari kerumunan itu. Tentu saja, Uchiha Sasuke dan Hyuuga Hinata tidak tampak di mana pun.
Aku menarik napas panjang. Mungkin aku tidak seharusnya heran, namun tetap saja, rasanya ada yang kurang tanpa kehadiran mereka. Tarian mereka tadi, begitu sempurna—sebuah perpaduan antara kekuatan dan kelembutan, dua klan yang berseberangan dalam takdir namun selaras dalam gerakan. Aku ingin menyampaikan selamat kepada mereka, tapi sepertinya kesempatan itu belum tiba.
"Kalian semua luar biasa," kataku akhirnya, mendekati sekelompok shinobi muda itu. Suaraku berusaha terdengar ringan, namun ada getaran bangga yang tak bisa kusembunyikan. "Penampilan kalian sungguh mengesankan. Aku sampai merinding melihatnya."
Naruto, tersenyum lebar khas dirinya, langsung menjawab, "Heh, tentu saja, Ji-chan! Aku memang jago dalam hal apapun, termasuk menari!"
Sebelum aku sempat merespons, Kiba sudah memotong dengan nada mengejek, "Pfft, kau bahkan sering salah saat latihan, Naruto. Ingat? Kau tidak tahu mana kanan dan mana kiri, Ba-ka!"
Wajah Naruto langsung berubah, bibirnya mengerucut kesal. "Teme, itu cuma sekali! Lagipula aku cepat belajar."
Tawa kecil terdengar dari Sakura dan Ino, sementara Shikamaru, seperti biasa, hanya menghela napas malas.
"Semua itu berkat Sasuke yang meminta kami untuk ikut tampil," Ino menambahkan, senyum bangga terukir di wajahnya. "Aku jujur tak menyangka dia mau terlibat."
Sakura mengangguk setuju. "Aku juga kaget. Sasuke yang biasanya begitu dingin bisa tampil menari dengan begitu alami. Tapi harus kuakui, dia memiliki bakat dalam hal itu."
"Tarian itu katanya tradisi lama dari klan Uchiha dan Hyuuga," kata Tenten, ikut bergabung dalam percakapan. "Tapi tetap saja, aku terkejut Sasuke masih mengingat gerakan-gerakannya, padahal dia tidak pernah berlatih sejak kecil."
"Sharingan," jawab Shikamaru singkat, matanya setengah tertutup seperti biasa. "Dia seorang Uchiha. Tentu saja dia ingat semua gerakan dengan sempurna."
Tenten terkekeh pelan. "Ah, jadi begitu ya. Kadang-kadang aku ingin bisa menjadi seorang Uchiha. Pasti menyenangkan bisa mengingat semua hal dengan mudah."
Shikamaru hanya mengangkat bahu dan menggaruk belakang kepalanya dengan malas. "Kau tidak perlu menjadi Uchiha. Kau sudah hebat dengan caramu sendiri, Tenten."
Tiba-tiba, terdengar batuk kecil dari arah Ino dan Chouji, yang sepertinya sengaja menciptakan gangguan. Aku menoleh dengan senyum tipis, menyadari bahwa ada sesuatu yang lebih dalam yang sedang terjadi di antara mereka. Jadi, Shikamaru dan Tenten? Itu sesuatu yang menarik untuk dicatat sebagai informasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ICHIRAKU RAMEN
FanfictionSiapa yang paling tahu rahasia tiap penduduk Konoha? ANBU? Bukan! Hokage? Bukan! Siapaaaaa? Teuchi-Jichan! Siapa yang sangka kalau Teuchi-Jichan yang baik hati ini adalah mata-mata terhebat yang pernah dimiliki Konoha? Mulai dari wajah Kakashi, sam...