ii. A Connection Unfolds

29 7 0
                                    


. ݁₊ ⊹ . ݁˖ . ݁

Hari-hari di Hogwarts berlalu dengan cepat, dan setiap momen membawa Sophie lebih dekat dengan ketegangan yang tak terduga antara dirinya dan Draco Malfoy. Percakapan mereka di tepi Black Lake terasa seperti titik balik, sesuatu yang tak terduga dari seorang pemuda yang selama ini hanya ia lihat sebagai musuh. Dia mulai memperhatikan Draco lebih sering, terutama saat mereka berpapasan di koridor atau saat dia bersama teman-temannya di Slytherin.

Draco, di sisi lain, tampaknya mulai mencari cara untuk berinteraksi dengannya. Dia akan melintas di dekat meja Ravenclaw saat Sophie duduk dengan teman-temannya, memberikan senyum sinis yang mengusik sekaligus menggoda. Sophie berusaha untuk tidak menunjukkan dampak dari perhatian tersebut, tetapi hatinya berdebar setiap kali mereka bertemu. Ketertarikan dan rasa curiga menyatu dalam pikirannya, menciptakan kekacauan yang sulit untuk diabaikan.

Suatu sore, saat pelajaran Defense Against the Dark Arts selesai, Sophie melangkah keluar dari kelas dan mendapati Draco menunggu di ujung lorong. Ada sedikit keraguan dalam dirinya, tetapi dia memutuskan untuk mendekatinya.

"Ada apa, Malfoy?" tanyanya, berusaha terdengar santai meski jantungnya berdegup kencang.

Draco tersenyum, tetapi kali ini senyumnya tidak seperti biasanya—tidak ada nada sarkastis. "Aku ingin tahu apakah kamu ingin menunjukkan lukisanmu di Galeri Ravenclaw. Beberapa orang mungkin akan tertarik."

Sophie terkejut. "Serius? Kenapa kamu peduli?"

"Karena mungkin ada lebih banyak yang bisa dipelajari dari seseorang yang melihat dunia dengan cara berbeda," jawab Draco dengan serius, menatapnya langsung di mata.

Sophie merasa seolah-olah dikelilingi oleh gelombang perasaan yang tak terduga. Dia mengangguk, merasakan bahwa mungkin, hanya mungkin, ada sesuatu yang lebih dari sekadar permusuhan di antara mereka.

Beberapa hari kemudian, saat acara pembukaan galeri dimulai, Sophie berdiri di depan lukisannya, jantungnya berdebar saat melihat Draco mendekat. Suasana ruangan dipenuhi oleh suara bisikan dan tawa, tetapi perhatian Sophie hanya terfokus pada Draco. Dia mengenakan setelan hitam yang elegan, rambutnya tersisir rapi, dan senyumnya menciptakan suasana misterius.

"Lukisanmu luar biasa," kata Draco, mengamatinya dengan cermat. "Kau bisa melihat bagaimana warna dan bentuk berbicara satu sama lain."

"Terima kasih," jawab Sophie, merasa senang dengan pujian yang tulus. "Tapi, apakah kau benar-benar datang hanya untuk melihat lukisanku?"

Draco tersenyum lagi, kali ini lebih lembut. "Ada sesuatu yang menarik tentang cara kau mengekspresikan dirimu. Aku ingin melihat lebih banyak."

Sophie tersenyum, merasakan aliran hangat di dalam hatinya. Dia tidak bisa membantu tetapi merasakan ikatan yang tumbuh di antara mereka, seolah-olah lukisan yang ia ciptakan bukan hanya tentang warna, tetapi tentang cerita yang ingin mereka bagi.

Malam itu, saat acara berlangsung, Sophie dan Draco berbagi cerita dan tawa, mengungkapkan sisi-sisi diri yang selama ini tersembunyi di balik topeng masing-masing. Percakapan mereka mengalir begitu alami, dan Sophie merasa seolah-olah dunia di sekitar mereka menghilang, menyisakan hanya mereka berdua.

Di tengah keramaian, mereka menemukan momen berharga ketika Draco menatapnya dengan serius. "Sophie, mungkin kita tidak seberbeda yang kita kira."

Sophie merasakan jantungnya berdebar, menyadari bahwa kalimat sederhana itu mengandung banyak arti. Mungkin, di balik segala ketegangan dan prasangka, ada sebuah jembatan yang bisa mereka bangun. Dan dalam malam yang penuh keajaiban ini, mereka berdua tahu bahwa hidup mereka tidak akan pernah sama lagi.


゚𐦍༘⋆

Eyes of a Malfoy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang