i. An Unexpected Encounter

30 9 0
                                    


. ݁₊ ⊹ . ݁˖ . ݁

Hogwarts bersinar di bawah cahaya senja, kastil megah itu seakan hidup dengan misteri dan keajaiban. Sophie Moreau, seorang siswi Ravenclaw dengan rambut panjang sepinggang berwarna brunette dan mata biru gelap, berdiri di tepi Black Lake. Ia menyesap teh hangat dari cangkir porselannya, membiarkan aroma harum melingkupi dirinya, dan menatap air yang berkilauan. Hari ini, langit cerah dan suasana tenang, membuatnya bisa melupakan sejenak tekanan dari dunia luar.

Sejak pindah ke Hogwarts, Sophie merasa terjebak antara dua dunia—dunia sihir dan harapan keluarganya yang berdarah setengah murni. Dia mencintai sihir, tetapi kadang merasa berat dengan ekspektasi yang menuntutnya untuk menjadi lebih dari sekadar diri sendiri.

Tiba-tiba, suara langkah kaki yang mendekat menarik perhatian Sophie. Dia menoleh dan melihat Draco Malfoy, siswa tahun keempat dari Slytherin, berjalan dengan langkah angkuh. Wajahnya yang tampan menampilkan kepercayaan diri, sementara rambut pirangnya tampak berkilau di bawah cahaya matahari. Sophie tahu betul siapa dia, sosok yang dikenal dengan sikap sombong dan tatapan tajamnya.

Draco berhenti sejenak, matanya menangkap pandangan Sophie. Dalam sekejap, ada ketegangan di udara, seolah-olah ada sesuatu yang lebih dari sekadar musuh di antara mereka. Sophie merasa jantungnya berdebar, bukan karena ketakutan, tetapi karena rasa penasaran yang aneh.

"Sedang melukis?" tanya Draco dengan nada sarkastis, menatap palet cat yang tergeletak di samping Sophie.

Sophie tersenyum tipis, mencoba menyembunyikan ketidaknyamanan yang melanda. "Hanya menggambar pemandangan. Ini tempat favoritku untuk menenangkan pikiran."

Draco melangkah lebih dekat, matanya meneliti lukisan yang belum selesai itu. "Menarik," katanya, suaranya lebih lembut dari biasanya. "Tapi, bukankah ini agak... biasa?"

Sophie mengangkat alisnya, tidak terima dengan kritiknya. "Biasa mungkin bukan yang dicari semua orang, Malfoy. Terkadang, keindahan terletak pada kesederhanaan."

Draco terdiam sejenak, seolah-olah perkataannya memicu refleksi dalam dirinya. Sophie tidak pernah membayangkan bahwa dia bisa melihat sisi lain dari Draco, yang selama ini ia anggap hanya sebagai anak kaya yang terlahir dengan segala privilese.

"Kalau begitu," Draco berkata, suara baritonya memberi kesan mendalam. "Apa kau ingin menunjukkan lebih banyak tentang keindahan ini kepada seseorang yang tidak memahami?"

Sophie merasa terkejut dengan tawarannya. Dalam benaknya, Draco selalu tampak tidak peduli, tetapi saat ini ada sesuatu yang berbeda. Dia menatap wajahnya, melihat tantangan dalam tatapannya.

"Kenapa kau ingin tahu?" tanya Sophie, penasaran sekaligus waspada.

"Karena terkadang, kita perlu melihat dunia melalui mata orang lain," jawab Draco, tidak menunjukkan ketidakpastian.

Percakapan itu terhenti ketika sebuah angin lembut berhembus, membawa aroma teh dan keharuman bunga yang ditanam Sophie di sekelilingnya. Tanpa menyadari, keduanya mulai berbagi momen yang akan mengubah segalanya. Mungkin, di balik semua perbedaan mereka, ada benang merah yang menghubungkan jiwa-jiwa terasing ini.

Saat matahari terbenam, memberikan sentuhan keemasan pada danau, Sophie tahu bahwa hidupnya di Hogwarts akan menjadi lebih menarik dari sebelumnya. Dengan Draco Malfoy di sisinya, segala sesuatu mungkin saja terjadi.


゚𐦍༘⋆

Eyes of a Malfoy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang