viii. A Day in Hogsmeade

8 6 0
                                    


. ݁₊ ⊹ . ݁˖ . ݁

Matahari musim dingin menebarkan sinarnya yang lembut di atas desa Hogsmeade, memantulkan kilauan cahaya dari atap-atap yang diselimuti salju. Suasana Hogsmeade selalu dipenuhi dengan kehangatan dan kegembiraan, terutama saat siswa Hogwarts turun ke desa untuk menikmati liburan akhir pekan. Sophie berjalan perlahan menyusuri jalanan batu, menikmati aroma manis dari Honeydukes yang memenuhi udara, dan sesekali melihat ke toko-toko di sekitarnya.

Dengan mantel tebal yang membungkus tubuhnya dan syal Ravenclaw yang melingkari lehernya, Sophie merasa nyaman meski udara dingin menusuk. Hari ini, dia datang sendirian—sebuah pelarian dari rutinitas harian di kastil dan dari pikiran yang selalu berputar-putar soal Draco. Semakin sering mereka bertemu, semakin besar kebingungan yang ia rasakan. Ada saat-saat ketika Draco terasa begitu dekat, penuh perhatian dan hangat, namun di lain waktu dia bisa kembali dingin dan menjauh. Ini membuat Sophie bertanya-tanya di mana dia sebenarnya berdiri dalam hubungan mereka.

Saat Sophie melangkah lebih jauh, matanya tanpa sengaja menangkap sosok Draco di kejauhan, berdiri di depan Madam Puddifoot's Tea Shop. Dia sedang melihat ke dalam, seolah-olah mempertimbangkan apakah akan masuk atau tidak. Sophie merasa jantungnya berdebar lebih cepat.

"Kebetulan lagi," gumamnya dengan senyum samar di wajahnya.

Namun, sebelum Sophie bisa berbalik dan menghindar, Draco sudah melihatnya. Tatapan mereka bertemu, dan ada momen hening yang terasa lebih lama dari seharusnya. Sophie tahu bahwa dia tak bisa lagi berpura-pura tak melihat.

Draco berjalan mendekatinya, senyum tipis di bibirnya. "Miss Moreau," sapa Draco, nadanya lebih ringan daripada biasanya. "Apa yang kau lakukan di sini sendirian?"

Sophie mengangkat bahu, berusaha santai. "Hanya berjalan-jalan. Kadang-kadang aku butuh udara segar."

"Menghirup aroma teh favoritmu, mungkin?" goda Draco, mengingat percakapan mereka sebelumnya tentang kecintaannya pada teh.

Sophie tersenyum, merasa lega bahwa mereka bisa berbicara dengan mudah. "Mungkin. Dan kau? Tidak bersama teman-teman Slytherin hari ini?"

Draco menggeleng. "Aku lebih suka waktu sendiri di Hogsmeade. Terlalu banyak sorotan kalau bersama mereka." Dia melirik ke toko teh di sebelah mereka, lalu kembali menatap Sophie. "Kau suka teh, bukan?"

Sophie mengangguk. "Ya, setiap aroma teh memiliki cerita tersendiri. Entah kenapa, aku selalu merasa ada sesuatu yang lebih dari sekadar minuman."

Draco mendekat, menyelipkan tangannya ke dalam saku mantelnya. "Dan aroma teh favorit Miss Moreau?"

Sophie tertawa kecil, merasa sedikit canggung namun senang. "Chamomile, Draco. Tapi untuk saat ini, aku akan memilih green tea. Selalu ada kesegaran di dalamnya, sesuatu yang ringan tapi menenangkan."

Draco mengangguk seolah memahami sepenuhnya. "Aku harus mencobanya lain kali. Mungkin kau bisa mengenalkanku pada teh-teh lainnya juga."

Mereka tertawa bersama, suasana terasa lebih santai dan alami. Tidak ada ketegangan seperti biasanya, hanya percakapan ringan antara dua orang yang mencoba memahami satu sama lain. Saat mereka berbicara, Sophie merasa bahwa inilah yang dia inginkan—momen di mana tidak ada tekanan atau kebingungan tentang apa yang mereka rasakan. Setidaknya, untuk sesaat, semua terasa jelas.

Setelah beberapa saat berdiri di tengah jalan, Draco tiba-tiba melihat sapu-sapu yang berjejer di luar Quality Quidditch Supplies. Dia menatap Sophie dengan tatapan penuh ide.

"Apa kau ingin terbang di atas sapu lagi? Aku bisa mengajarkanmu beberapa trik baru," katanya dengan nada menggoda.

Sophie mengingat pengalaman mereka sebelumnya dan senyumnya melebar. "Oh, itu bisa jadi menyenangkan. Tapi kali ini, jangan terlalu cepat, ya?"

Draco tertawa, senyum nakal di wajahnya. "Aku akan berusaha."

Mereka berjalan ke bagian terbuka di luar desa, tempat yang lebih tenang dan jauh dari keramaian. Di bawah langit yang cerah namun dingin, Draco dengan terampil mengeluarkan dua sapu dan memberikan salah satunya kepada Sophie. Sapunya terasa dingin di tangannya, dan Sophie berusaha mengingat kembali pelajaran terbangnya di tahun-tahun awal di Hogwarts.

Draco dengan cepat melayang ke udara, memperlihatkan keahliannya dengan elegan. "Ayo, Sophie. Ikuti aku."

Dengan ragu-ragu, Sophie naik ke sapunya dan mulai melayang perlahan. Ada sedikit ketidakstabilan pada awalnya, tetapi Draco segera mendekat, mengarahkan tangannya dengan lembut. "Santai. Biarkan sapunya membawamu. Jangan melawan gravitasi."

Sophie mengambil napas dalam-dalam dan mencoba mengikuti sarannya. Perlahan-lahan, dia merasa lebih nyaman, dan senyumnya melebar saat dia mulai terbang dengan lebih stabil di samping Draco. Mereka terbang dalam lingkaran kecil di atas hutan, merasa seperti anak-anak yang bermain tanpa beban. Tawa mereka terdengar di udara, menggema di antara pepohonan.

Setelah beberapa saat, mereka kembali mendarat dengan mulus. Sophie tertawa, merasa puas dengan pengalaman barunya. "Itu luar biasa! Terima kasih."

Draco tersenyum puas, memandang Sophie dengan tatapan yang sulit diartikan. "Aku tahu kau bisa melakukannya."

Ada momen hening di antara mereka saat mata mereka bertemu. Sesuatu yang tidak diucapkan terasa menggantung di udara, tetapi tidak ada yang merasa perlu untuk mengungkapkannya sekarang. Mereka sudah terlalu menikmati momen-momen santai bersama, tanpa beban harapan atau ketidakpastian.

Draco mengalihkan pandangannya ke arah lapangan Quidditch di kejauhan. "Mungkin suatu hari kau bisa menonton aku bermain Quidditch dari tribun. Aku ingin tahu pendapatmu."

Sophie mengangguk dengan senyum di wajahnya. "Aku akan melakukannya. Siapa tahu, mungkin aku akan jadi penggemar beratmu."

Draco tertawa kecil. "Itu harapan yang bagus."


゚𐦍༘⋆

Eyes of a Malfoy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang