ix. A Gallop into New Horizons

8 6 0
                                    


. ݁₊ ⊹ . ݁˖ . ݁

Hari-hari di Hogwarts terus berlalu, dan Sophie semakin merasa betah dengan rutinitas barunya. Cuaca musim semi membawa harapan baru, dengan bunga-bunga bermekaran dan burung-burung yang berkicau ceria. Suatu sore, setelah sesi belajar yang melelahkan di perpustakaan, Sophie memutuskan untuk menjelajahi daerah sekitar Hogwarts. Di luar kastil, ia mendengar suara gemerincing dan derap kaki yang menarik perhatiannya.

Saat ia mendekat, Sophie menemukan sebuah paddock dengan beberapa kuda cantik yang sedang merumput. Mata Sophie berbinar. Dia selalu memiliki ketertarikan terhadap kuda, tetapi tidak pernah punya kesempatan untuk mendekatinya. Salah satu kuda, berwarna coklat tua dengan mata yang lembut, seolah memanggilnya.

Sophie melangkah lebih dekat dan meraih pagar kayu. "Wow, kamu cantik sekali," katanya, berbicara kepada kuda itu. Kuda itu mendekat dan mengendus telapak tangannya. Sophie tertawa, merasakan ikatan yang instan dengan makhluk yang anggun itu.

Tak lama kemudian, Draco muncul di belakangnya. "Sophie, kau di sini?" suaranya mengusik fokusnya. Saat Sophie menoleh, dia melihat Draco dengan ekspresi yang tidak bisa ia tafsirkan. Ada rasa ingin tahu, tetapi juga sedikit keraguan.

"Aku menemukan kuda-kuda ini! Mereka luar biasa, Draco. Lihatlah yang ini!" Sophie menunjuk kuda yang baru saja ia dekati. Draco melangkah mendekat dan melihat kuda itu dengan saksama.

"Ya, mereka memang menawan. Apakah kau suka berkuda?" tanya Draco, sedikit penasaran.

"Belum pernah, tapi aku ingin sekali mencobanya. Rasanya pasti luar biasa!" Sophie menjawab, penuh semangat.

Draco tersenyum, dan ada sesuatu yang cerah dalam matanya. "Kau tahu, aku bisa membantumu. Ayahku memiliki beberapa kuda, dan aku sudah belajar berkuda sejak kecil. Jika kau mau, aku bisa mengajarkanmu."

"Benarkah? Itu akan sangat menyenangkan!" seru Sophie, tidak bisa menyembunyikan antusiasmenya.

"Mari kita buat rencana. Besok sore, kita bisa pergi ke paddock di dekat Hogsmeade," kata Draco, tampak bersemangat dengan ide itu.

✶⋆.˚

Hari berikutnya, Sophie tidak bisa menahan rasa excited-nya. Dia menghabiskan waktu di pagi hari mempersiapkan dirinya, memilih pakaian yang nyaman dan sepatu yang sesuai. Setelah makan siang, ia berjalan ke paddock yang telah mereka rencanakan.

Saat Sophie tiba, Draco sudah menunggu di sana, dengan senyum lebar menghiasi wajahnya. Di sampingnya, ada kuda coklat tua yang sama yang telah Sophie temui sebelumnya, siap untuk dikendarai.

"Siap untuk pengalaman baru?" tanya Draco, suaranya penuh semangat.

"Siap sekali!" jawab Sophie dengan penuh semangat. Draco menunjukkan bagaimana cara mengikat pelana di punggung kuda dan cara menaiki kuda dengan benar. Sophie mengamati setiap gerakan Draco dengan seksama, terpesona oleh keahliannya.

Setelah beberapa menit, Draco membantunya naik ke kuda, dan mereka mulai melaju perlahan-lahan di sepanjang jalur di paddock. Angin berhembus lembut, dan Sophie merasakan sensasi luar biasa saat kuda itu bergerak.

"Bagaimana rasanya?" tanya Draco, berjalan di sampingnya.

"Ini luar biasa! Rasanya seperti terbang, tapi dengan cara yang berbeda," jawab Sophie, matanya bersinar.

Draco tersenyum, merasa senang melihat kegembiraan di wajahnya. "Cobalah untuk lebih mengendalikan kuda dengan kaki dan berat badanmu. Kuda bisa merasakan ketegangan dan kegembiraanmu."

Sophie mencoba mengikuti instruksinya, merasakan kuda itu bergerak dengan lebih lancar di bawahnya. Dia merasa seolah-olah dirinya adalah bagian dari makhluk yang kuat dan indah itu.

Setelah beberapa putaran, mereka berhenti di tepi padang, di mana rerumputan hijau berkilau di bawah sinar matahari. Sophie melompat turun dari kuda, tertawa ceria. "Aku tidak pernah merasa seperti ini sebelumnya!"

Draco ikut turun, dan mereka berdiri berhadapan di tengah hamparan rumput. "Kau melakukannya dengan sangat baik, Miss Moreau. Sepertinya aku akan segera menjadi pelatih berkuda yang hebat," ucapnya dengan nada bercanda.

"Oh, tentu saja! Siapa yang tahu, mungkin kita bisa membuka sekolah berkuda sendiri suatu hari nanti," jawab Sophie, mengedipkan mata.

Draco tertawa, dan ada kehangatan yang mengisi udara di antara mereka. "Kau mungkin bisa menjadi instruktur, dan aku akan menjadi murid yang setia."

Sophie melihat Draco dengan penuh rasa ingin tahu. "Apakah kau memiliki ketertarikan lain selain Quidditch dan berkuda?"

"Mungkin," jawab Draco, berpikir sejenak. "Aku suka belajar tentang sejarah Sihir dan... sebenarnya aku juga menikmati seni."

"Seni? Benarkah? Seperti melukis atau menggambar?" tanya Sophie, tertarik.

"Lebih kepada menggambar, tetapi tidak ada yang bisa melihatnya. Itu hanya hobi kecilku," katanya, menunduk seolah-olah merasa canggung.

Sophie merasakan momen keakraban yang mendalam. "Kau harus menunjukkan padaku suatu saat. Siapa tahu, kita bisa melukis bersama."

Draco mengangkat wajahnya dan tersenyum, sedikit terkejut dengan tawaran itu. "Itu bisa jadi ide yang bagus."

Mereka terus berbincang-bincang, saling bertukar cerita dan tertawa. Sophie merasa seolah-olah dia semakin mengenal Draco lebih dalam, dan kehadirannya terasa semakin nyaman.

Ketika senja mulai merayap, mereka memutuskan untuk kembali ke kastil. Saat mereka berjalan berdampingan, Draco menatap Sophie dan bertanya, "Jadi, Miss Moreau, bagaimana perasaanmu tentang berkuda?"

"Rasanya sangat bebas. Aku merasa seolah-olah bisa melupakan semua hal lain," jawab Sophie dengan tulus. "Aku ingin melakukannya lagi."

"Dan aku ingin mengajarkanmu lebih banyak," kata Draco, matanya bersinar dengan keyakinan. "Kita bisa membuatnya menjadi rutinitas, jika kau mau."

Sophie mengangguk, dan saat mereka memasuki kastil, dia merasa seolah-olah hari itu telah membawa mereka lebih dekat. Saat mereka berpisah di depan asrama Ravenclaw, Draco berbalik dan berkata, "Jangan lupa untuk memikirkan aroma teh favoritmu, Sophie."

Sophie tertawa. "Baiklah Tuan Malfoy." Draco sambil tersenyum, sebelum melangkah pergi, mereka berpisah dan saling melambaikan tangan.

Saat Sophie memasuki asramanya, dia merasa senang dan bersemangat. Hari itu telah memberi banyak kenangan baru, dan saat dia merebahkan diri di tempat tidurnya, dia tahu satu hal—dia ingin lebih banyak momen seperti itu bersama Draco.


゚𐦍༘⋆

Eyes of a Malfoy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang