#20

20 10 18
                                    

EYYO BALIK LAGII!!

"Mel, kamu cantik sekali," ucap Arsen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mel, kamu cantik sekali," ucap Arsen.

Melani hanya menanggapinya dengan menunduk malu, pipinya merah bak kepiting rebus.

Suara Arsen yang Kalula dengar dari kamarnya, itu nyata, di dalam kamar, Arsen sedang bersama Melani, entah apa yang mereka lakukan di dalam sana, dan untuk Langit, pria itu di usir Arsen untuk keluar sebentar, karena dia ingin berbicara masalah Kalula bersama Melani 'katanya'

𝄞⨾𓍢ִ໋

"Kamu pake itu untuk apa?" tanya Kalula.

"Nggak ... tadi aku nyoba aja, soalnya gerah," jawab Melani.

"Trus kenapa buka lagi? Pake aja, orang kita cewek-cewek juga," ucap Kalula dengan tawa ringan.

"Gapapa nih?" tanya Melani.

"Gapapa anjir, mau lo tidur hanya pake dalaman pun gapapa." Kalula tertawa melihat wajah Melani yang ragu.

"Yaudah deh, gue pake lagi." Melani kembali membuka piyama yang ia pakai, dan menggantinya dengan baju kekurangan bahan itu.

"Tapi ... kenapa dia kayak panik ya?" batin Kalula, "mungkin malu kali ya."

"Eh, tapi lo darimana?" tanya Kalula, "gue bangun gaada lo di kamar."

"O-oh, gue dari luar tadi," jawab Melani gelagapan, wajahnya panik.

"Oh, ngapain di luar jam segini?" Kalula menatap kearah jam yang berada di dinding.

"Seperti tadi yang gue bilang, gerah anjir." Melani berusaha untuk tidak panik menjawab pertanyaan-pertanyaan dari Kalula.

"Oh, iya, gue mau tidur lagi," ucap Kalula, kemudian membaringkan tubuhnya membelakangi Melani dan mulai menutup matanya.

𝄞⨾𓍢ִ໋

Saat matahari mulai mengintip dari balik tirai, Kalula terbangun, mengusap-usap matanya yang masih setengah terpejam. Hari masih pagi dan keheningan pagi seharusnya memberinya rasa damai dan bahagia karena sebentar mereka akan pergi ke salah satu tempat bermain ATV. Namun, suara tawa samar-samar terdengar dari arah dapur, menarik perhatiannya. Dengan pikiran yang masih penuh kejadian semalam, Kalula bangkit dari tempat tidur, melangkahkan kaki perlahan menuju sumber suara.

Langkahnya terhenti di ambang pintu dapur ketika matanya menangkap pemandangan yang semakin membuatnya ragu pada Arsen. Arsen, sedang duduk di meja, tertawa hangat sembari menikmati secangkir kopi bersama Melani, memang bukan hanya mereka berdua, namun mereka terlihat penuh keakraban.

Berbahagialah [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang