Sore hari para putra keluarga Kim pulang bersama 5 keponakan Soomin, mereka sampai dirumah dengan Jungkook yang tertidur pulas di gendongan Seokjin.
"Kalian sudah pulang, astaga!! Apa yang kalian lakukan pada putri-putri ku!! " Soomin menjerit melihat penampilan ke-5 keponakan nya yang berantakan, rambut panjang mereka yang tadi saat berangkat sangat rapih sekarang sangat berantakan seperti baru diterjang badai.
"Jujur kalian, kalian apakan mereka, kenapa penampilan mereka sangat berantakan!! " Soomin terus membentak Ketujuh pemuda dewasa itu tapi mereka hanya pasang wajah datar kecuali Jungkook yang masih asik tidur.
"Bisa pelankan suara mu Bibi, Adiku tidur asal kau tahu. " Ucap Yoongi dengan ketus.
"Jungkook!! Jungkook!! Lagi-lagi dia, Hani dan keponakan ku lainnya dia juga saudara kalian, adik kalian! Harusnya kalian juga bisa menjaga dan membela mereka. "
"Jangan hanya Jungkook yang kalian fikirkan. " Soomin akhirnya melampiaskan semua rasa kesalnya.
Matanya menatap Jungkook dengan penuh permusuhan.
"Hentikan tatapan matamu pada adikku Min Soomin, jika tidak ingin matamu ku congkel. " Ujar Seokjin menjancam.
Di peluknya tubuh mungil sang adik dengan erat seakan melindunginya dari orang jahat seperti Soomin.
"Hyung sebaiknya kita ke kamar, kasihan Kookie karena sudah sangat kelelahan begitu, seharian ini dia sangat aktif. " Ujar Taehyung menarik pelan sang kakak menjauhi Soomin.
Mereka bertujuh pun berlalu meninggalkan Soomin bersama para keponakannya.
"Eomma, kami tidak Terima diperlakukan tidak adil begini, kau tahu tadi mereka mengajak kami naik rollercoaster, kau tahu sendiri jika kami sangat takut dengan wahana itu, Daniele sampai muntah saat permainan nya selesai. " Ujar Minji dengan penuh emosi.
"Benar Eomma, mereka mempermalukan kami di depan umum dengan mendandani kami menggunakan perhiasan badut. " Hani ikut mengadukan perbuatan Jungkook yang tadi, dengan semangat nya membeli perlengkapan badut dan meminta Hani untuk menggunakan pakaian tersebut, kemudian Jungkook menyuruh Hani bergoyang menghibur anak-anak disana.
Soomin tercengang, sampai segitunya mereka memperlakukan putrinya.
"Kalian tenang saja, besok pagi Eomma akan meminta keadilan untuk kalian, sudah kalian istirahat saja sana, mandi dan jangan lupa gosok gigi. " Titahnya kemudian masuk kembali ke kamar nya.
Kelima anak perempuan itu pun juga masuk kedalam kamar mereka.
.
Keesokan paginya, Seokjin sudah bangun dan sudah rapih dengan pakaian dokter nya, di lihat sosok menggemaskan yang sangat dia sayangi itu masih tidur meringkuk bak janin dalam rahim dan jangan lupa ibu jari nya yang disesap.
"Kookie bangun sayang, ini sudah pagi lohh. " Seokjin pun membangunkan Jungkook dengan lembut, namun begitu tangannya menyentuh dahi Jungkook, dia dibuat terkejut karena suhu tubuh sang adik yang sangat tinggi.
Keringat dingin membasahi sekujur tubuh nya.
"Jungkook, bagun dek, astaga panas sekali."
Dengan tenang Seokjin memulai pemeriksaan menyeluruh pada Jungkook untuk memperkuat dugaannya.
Dan benar saja, terdapat ruam pekat di leher juga badan Jungkook.
"Alergi, Jungkook Alergi dengan serbuk bunga dan juga hawa dingin, kemarin cuaca sedang berada di titik terendah, apa karena itu? " Tanya Seokjin pada dirinya sendiri.
"Hyungiee hiks sakitt. " Jungkook merengek, tubuh nya terasa panas dan juga dingin disaat bersamaan.
"Shhht tenang ya sayang, Kookie demam, Hyung infus dulu ya baby," Ucap Seokjin, mengusap dahi Jungkook untuk menenangkan nya.