0

509 14 1
                                    

Karina adalah siswi baru di kelas 11 SMA Nusa Negara. Karina tampak canggung melihat siswa-siswi yang menatapnya asing.

Sedikit tentangnya. Karina menyukai hal yang berbau bondage. Bahkan dia sering selfbondage di rumah saat rumah kosong. Dia mempunyai koleksi scarf, tali, borgol dan vibrator. Tentu saja dia menyimpannya di tempat tersembunyi. Bahkan orang tuanya tak tahu tentang kesukaannya ini.

Karina pun masuk ke kelas dan duduk di bangku kosong.

"Hai, anak baru, ya?" sapa seorang siswi yang menurut Karina cantik.

"Hai, iya."

"Kenalin, gue Giselle. Nama lo siapa?" Giselle menaruh tasnya di meja sampingnya.

"Nama gue, Karina. Salam kenal, ya."

"Salam kenal juga, Karina." Giselle tersenyum.

Karina dan Giselle mengobrol beberapa hal. Sampai akhirnya bel pelajaran pertama pun berbunyi.

*****

"Lo baru masuk sekolah, tapi sudah dapat tugas kerja kelompok," tawa Giselle.

"Tapi, untungnya bareng lo, sih. Kalau nggak, bisa canggung banget gue."

Mereka baru berkenalan beberapa jam, tapi anehnya rasanya sudah kenal beberapa hari. Mereka tampak dekat sekali.

"Ngerjain tugasnya di rumah gue, yuk? Sambil main. Mumpung orang tua gue lagi di luar kota," ajak Giselle.

"Nggak takut sendirian, Gi?"

"Gue udah biasa, Rin. Mau?"

Karina mengangguk. "Boleh. Kebetulan juga hari ini orang tua gue sibuk, pulang sampai malam biasanya. Nanti gue izin sama mereka."

"Oke! Yuk, kita ke kantin. Lo harus cobain makanan kantin, apalagi mie ayamnya. Terbaik!"

"Ayo!"

*****

Saat pulang sekolah, Karina ikut pulang bersama Giselle. Mereka berencana mengerjakan tugas kelompok, ya walaupun sebenarnya sendiri juga bisa. Namun, ini untuk mendapatkan nilai kekompakan.

"Main dulu nggak, sih, Gi? Bosen banget dari pagi belajar mulu," keluh Karina saat melihat Giselle menyiapkan barang-barang untuk kerja kelompok.

"Boleh. Mau main apa?"

Karina menjentikkan jarinya. "Main suit, yuk. Lima poin. Siapa yang kalah, dia yang harus dihukum."

"Oke, siapa takut!"

"Gunting, batu, kertas!" aba Karina.

1 poin dimenangkan oleh Giselle. 2 poin kembali direbut oleh Giselle. Yang ketiga, Karina merebut 1 poin. Mereka terus suit hingga akhirnya mendapatkan satu pemain.

"Yes! Gue menang!" seru Giselle.

"Curang ege lo," tuduh Karina dnegan merengutkan wajahnya.

"Mana ada curang. Sekarang, yuk, gue hukum lo."

"Lo mau hukum gue apa?"

"Gue hukum lo dengan bondage."

"Maksud lo diikat?"

"Hah? Lo tahu bondage?"

"Iya, gue tahu. Soalnya gue suka bondage, Gi."

"Eh, sama! Gue juga suka bondage, Rin! Ih, jodoh banget ya kita. Bentar ya, gue ambil alatnya dulu."

Karina menunggu Giselle dengan jantung yang berdebar. Dia tak menyangka mendapatkan partner yang menyukai hal yang sama.

Kemudian dia melihat Giselle membawa banyak scarf, saputangan, dan beberapa vibrator. "Gi, gue harus pakai vibrator juga?"

"Harus dong. Namanya juga dihukum. Nih, duduk di kursi, Rin."

Giselle menyiapkan sebuah kursi putar. "Buka dulu rok lo, Rin. Pokoknya sisain sampai CD aja."

Karina melakikan apa yang Giselle suruh. Lalu, dia duduk di kursi putar. Giselle pun mulai mengikat tangan Karina ke belakang.

"Lo suka diikat atau mengikat, Rin?" tanya Giselle.

"Gue suka diikat, sih. Soalnya, seru dalam keadaan nggak berdaya gitu."

"Yah, kita nggak satu suara. Soalnya, gue suka yang mengikat."

Kemudian, dia mengikat tubuh Karina menyatu dengan kursi. Setelah itu, dia mengikat kaki Karina membentuk huruf W di samping pegangan kursi itu.

"Gue nggak nyangka bakal dapat temen sehobi kayak lo, Gi."

"Gue juga, Rin. Gue excited banget saat tahu lo suka bondage. Bahkan tadi gue nyebut bondage pun asal aja."

"Gue yang pertama lo ikat gini, Gi?"

"Nggak, lo kedua. Yang pertama itu sepupu gue, tapi udah meninggal beberapa bulan lalu."

Kemudian dia menyumpal mulut Karina dengan saputangan, dilanjut ditutup dengan scarf lagi. Lalu matanya ditutup.

Dia pun memasukkan jarinya ke dalam vagina Karina. Dia memainkan jarinya di sana agar menghasilkan cairan untuk memudahkannya memasukkan vibrator.

Karina mendesah dalam sumpalannya. Dia tak menyangka akan dilecehkan oleh temannya sendiri. Namun, justru dia menikmati permainan Giselle.

Lalu, Giselle pun memasukkan vibrator ke dalam vagina Karina dan menyalakannya dalam kecepatan sedang.

"Good luck, Karina. Gue mau ngerjain tugas kelompok kita dulu."

Tanpa sepengetahuan Karina, Giselle telah memotret dan merekam semua pergerakan Karina selama diikat seperti ini. Bisa dia jadikan alasan untuk mengancam Karina mengikuti kemauannya.

*****

Sekarang, mari berbicara tentang Giselle. Cewek itu juga menyukai hal yang sama seperti Karina. Namun, bedanya adalah Giselle suka mengikat. Beberapa tahun belakangan dia memang suka mengikat sepupunya.

Karena satu hal, sepupunya harus pergi meninggalkan dunia.

Tapi siapa sangka, takdir mempertemukannya kembali dengan Karina yang menyukai hal yang sama. Giselle juga tak menyangka, tapi itulah faktanya.

Berkat sepupunya juga, dia banyak mempunyai koleksi scarf, saputangan, vibrator, dildo, lakban, bahkan tali. Dari yang soft hingga hard, Giselle sudah mencobai semuanya. Tapi yang Giselle suka adalah soft.

Sepertinya, Karina bisa menjadi pengganti partner untuknya.

*****

Bound With Her | Bondage StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang