Yoongi dan Taehyung,
Tak banyak yang berubah setelah mereka menikah. Yoongi masih menjadi model dan bintang iklan, Taehyung mengizinkannya tetap berkarir karena ia tahu bahwa menjadi model adalah cita-cita Yoongi sejak lama..
Sementara Taehyung kini tak lagi bekerja sebagai OB. Ia memilih untuk mendirikan perusahaan kecil miliknya sendiri. Meski Lerry, ayahnya, pernah memintanya untuk memimpin perusahaan besar keluarga, Guggel, Taehyung menolak. Ia tidak ingin sepenuhnya terikat dengan tanggung jawab yang berat itu. Ia bersama adiknya, Yeonjun, berbagi tugas sehingga ia bisa mengelola bisnis barunya tanpa merasa terbebani.
Bagi Taehyung, berdiri di atas kaki sendiri adalah bukti bahwa ia mampu bertanggung jawab sebagai suami. Ia ingin Yoongi bangga memiliki pasangan yang tidak bergantung pada nama besar keluarga, tetapi sukses karena kerja kerasnya sendiri, meskipun sekarang masih belum. Ia ingin suatu saat bisa mewujudkan cita-citanya, yang sudah lama ingin ia gapai, "Empat Sehat, Lima Konglomerat".
Kini, tempat tinggal mereka juga berubah. Yoongi tak lagi tinggal bersama ayahnya atau di apartemen pribadinya. Rumah sederhana mereka, satu lantai tetapi cukup luas dan nyaman, menjadi saksi bisu cinta mereka. Jaraknya cukup dekat dengan kediaman Namjoon, ayah Yoongi-hanya butuh enam menit untuk sampai.
Rumah ini memiliki dua kamar tidur tambahan dan satu kamar tidur utama dengan kamar mandi dalam. Dapur terhubung langsung dengan ruang tengah tanpa sekat, menciptakan kesan luas. Ruang tamu berukuran 8x6 meter, cukup untuk mengadakan acara kecil jika keluarga berkunjung.
Di belakang rumah, ada taman kecil yang mereka gunakan untuk bersantai atau berolahraga ringan. Kursi panjang ditempatkan di sana, sempurna untuk menikmati pagi atau sore hari. Di depan rumah, ada garasi yang cukup untuk dua mobil, milik Taehyung dan Yoongi. Beberapa tanaman hias mempercantik halaman depan, meski jenisnya tidak banyak.
Siapa sangka, di balik rumah sederhana ini, tinggal dua sosok yang sangat berpengaruh di bidangnya masing-masing. Meski sering terlihat keluar rumah dengan pakaian sederhana, penampilan ini sengaja mereka pilih agar tidak mudah dikenali oleh wartawan atau penggemar yang mungkin saja menunggu di luar kompleks.
Setiap pagi, Yoongi bangun lebih dulu. Setelah mencuci muka dan menyiapkan sarapan, ia membereskannya semula. Dengan langkah ringan, ia menuju kamar, membangunkan suaminya dengan lembut. Namun, Taehyung tak pernah bisa melewatkan rutinitas pagi tanpa sedikit menggoda Yoongi.
"Chagi, aku butuh semangat pagi nih. Sebentar aja, please?" goda Taehyung sambil menyeringai.
Yoongi menghela napas sambil melirik suaminya yang masih setengah tidur. "Sebentar menurutmu itu kayak nunggu sapi beranak, Tae!" katanya sambil menepuk pipi Taehyung dengan lembut.
Tawa kecil selalu mewarnai pagi mereka. Setelah sarapan, Taehyung sering mengambil alih pekerjaan rumah, seperti mencuci baju, pergi berbelanja kebutuhan, dan memasak. Sesuatu yang ia lakukan dengan senang hati.
Sesekali, ia juga mengurus perbaikan kecil di rumah, seperti mengganti kabel yang putus atau memperbaiki keran yang bocor. Ia tetap membawa kebiasaan lamanya saat menjadi OB itu hingga sekarang, membuat Yoongi kagum.
Suatu sore, ketika Yoongi sibuk memeriksa jadwal pekerjaannya di ruang tengah, aroma manis dari dapur menarik perhatiannya. Ia berjalan menghampiri Taehyung yang tengah membuat sesuatu.
"Kamu lagi bikin apa, Tae?" tanya Yoongi sambil mendekat.
Taehyung menoleh sambil tersenyum "bikin camilan buat kamu"
"Hahaha! Mukamu kenapa cemong begitu? Astoge..." Yoongi tertawa keras, menunjuk pipi Taehyung yang penuh tepung.
Taehyung segera mengeluarkan ponselnya, "Huh? Masak iya?" memeriksa wajahnya di layar seperti bercermin.
"Sini, biar aku bersihkan," Yoongi menawarkan, lembut mengusap wajah suaminya, senyum hangat terlukis di wajahnya. "Ya ampun suami aku, udah kayak bomboloni"
"Masak aku disamain bomboloni?" Taehyung mencebikkan bibirnya.
Namun, meski sering bercanda dan bersenang-senang bersama, ada saat-saat di mana mereka berbicara tentang hal-hal serius, seperti masa depan mereka. Malam itu, ketika mereka berbaring di ranjang, Yoongi bersandar di lengan Taehyung, menatap suaminya dengan pandangan lembut.
"Chagi-ah, kapan kita bisa punya anak?" Taehyung tiba-tiba bertanya, memecah keheningan malam.
Yoongi menatapnya, mendesah pelan. "Aku juga ingin, tapi dengan profesiku sekarang, rasanya sulit. Kontrakku masih panjang, dan mereka menuntutku untuk selalu tampil sempurna."
Taehyung mengangguk, memahami beban yang dihadapi istrinya. "Aku tahu, tapi aku berharap suatu saat kita bisa mewujudkannya. Mungkin kalau perusahaan itu memperbolehkan kamu hamil..."
Yoongi tersenyum kecil, tapi ada keraguan di matanya. "Kadang aku ngerasa bersalah, Tae. Kayak aku nunda hal penting yang kita sama-sama inginkan. Padahal kamu udah sabar banget... mungkin aku terlalu mementingkan diriku sendiri"
Taehyung menarik Yoongi lebih dekat, mencium puncak kepalanya dengan lembut. "Kita akan sampai di sana, Yoongi-ah. Gak ada yang perlu kamu sesali. Aku mencintaimu apa adanya, dan anak-anak kita nanti juga akan datang di saat yang tepat."
Yoongi menatap mata suaminya, merasa sedikit lega. "Makasih, Tae. Kamu selalu bikin aku tenang."
Mereka saling berpelukan erat, meresapi harapan masa depan yang masih terbentang di hadapan mereka.
Ada juga momen dimana Yoongi merasa jengkel pada suaminya. Seperti saat Yoongi sedang capek-capeknya pulang bekerja, Taehyung berniat meminta jatah.
"Kamu sudah pulang?" sapa Taehyung saat istrinya baru masuk ke dalam rumah
"Ya, Tae. Aku gak tahan, badanku udah lengket banget kena keringat"
"Hari ini pindah-pindah?" tanya Taehyung
"Iya sesi pemotretannya di tempat yang berbeda-beda. Gak cuma di studio aja"
"Sini, aku pijitin, kamu pasti capek" panggil Taehyung menepuk tempat duduk di sampingnya.
"Pasti ada maunya nih?" Yoongi memicing curiga
"Enggak, cuman ya aku pengen dikit aja nanti malam" ucap Taehyung santai
Yoongi memicingkan matanya, tidak yakin dengan apa yang Taehyung ucap baru saja "Aku gak yakin bakal dikit. Kamu tuh bilang dikit, tapi nyatanya aku sakit pinggang paginya"
Taehyung tak menjawab, hanya tersenyum menampilkan senyum kotaknya. Tak ingin mengelak karena memang benar adanya.
"Kamu tidur di luar! Aku gak mau tidur sama kamu!" tegas Yoongi
"Tapi Chagi..."
"Gak ada tapi-tapian. Dari pada malemnya kamu curi-curi kesempatan. Yang ada aku gak bisa kerja besok"
Atau momen disaat Yoongi sedang libur dan berencana mendekor ulang tata ruang di rumah mereka. Diskusi ringan dan lebih banyak menghabiskan waktu berdua.
"Sepertinya kita butuh sofa baru," saran Taehyung sambil mengamati ruang tamu mereka.
"Kenapa? Kan masih nyaman?" Yoongi menatapnya, mencoba untuk tidak tersenyum.
"Benarkah? Kalau begitu akan membeli kayu panjang," jawab Taehyung, pura-pura serius.
"Buat apa?" Yoongi mengangkat alisnya.
"Ya, aku akan membuat kursi panjang untuk taman belakang. Jadi kita bisa ngopi sambil menikmati bintang-bintang."
Di rumah itu bukan hanya tempat tinggal, tetapi juga saksi cinta mereka-sebuah cinta yang sederhana, namun kuat. Ya, begitulah sedikitnya hari-hari yang keluarga kecil ini jalani. Banyak hal baru yang terjadi dan momen-momen tak terduga.
TBC.
Terima kasih udah baca, komen dan vote,
Kalau ada kritik maupun saran gak usah ragu ya, aku siap menerima buat ke depannya agar aku lebih baik lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beginning | Taegi
RomanceCerita ini lanjutan dari Hidden Diamond Babak baru dalam hidup Yoongi dan Taehyung Yoongi GS Taehyung