Boss Baru

28 4 0
                                    

Pukul 06.15 KST

Rumah Kim

Pagi itu datang dengan kelembutan sinar matahari yang membelai jendela kamar mereka, mengundang rasa damai yang sempurna. Suasana terasa begitu tenang, seolah dunia melambat untuk memberi mereka waktu yang lebih panjang. Yoongi menghirup udara pagi, merasakan tubuhnya lebih segar meskipun baru sehari ia menikmati istirahat. Waktu yang cukup baginya untuk melepaskan segala ketegangan yang menumpuk dari rutinitas melelahkan.

Seperti biasa, Yoongi bangun lebih dulu. Dengan langkah ringan, ia meninggalkan ranjang menuju kamar mandi, tidak tahan dengan rasa lengket dan aroma yang tersisa dari keintiman mereka semalam. Taehyung selalu menginginkannya, dan meskipun Yoongi sering merasa malu mengakui, ia pun menikmati setiap momen itu.

Setelah membersihkan diri, Yoongi melanjutkan aktivitas pagi dengan memasak sarapan. Ketika masakannya selesai, ia mendekati Taehyung yang masih terlelap di ranjang. Wajah damai suaminya saat tidur selalu menjadi pemandangan favorit Yoongi, terlihat begitu polos dan tenang, seolah semua kejahilan dan godaannya hilang sementara waktu.

"Tae, bangun. Kita sarapan yuk. Aku udah masak makanan kesukaanmu," ucap Yoongi lembut sambil menepuk bahu suaminya dengan penuh kasih.

"Mmm... Kesukaanku? Apa tuh?" balas Taehyung, suaranya serak dan dalam, khas orang yang baru bangun tidur, sementara matanya masih setengah terpejam.

"Nasi goreng kimchi sama japchae," jawab Yoongi, tersenyum kecil, berharap bisa segera menarik Taehyung keluar dari kehangatan selimut.

Namun, alih-alih bangun, Taehyung hanya mengerang manja, tetap meringkuk di balik selimut. "Aku nggak mau, maunya makan kamu aja, Chagi," gumamnya sambil menarik tangan Yoongi, membuat tubuhnya jatuh ke ranjang. Selimut pun menutupi mereka berdua.

"TAEE! Aku mau kerja!" seru Yoongi, berusaha melepaskan diri, tetapi Taehyung tak memberi kesempatan.

Dengan senyuman jahil, Taehyung terus menciumi wajah Yoongi perlahan. "Sebentar aja, Chagi-ah," bisiknya lembut, suaranya rendah dan menggelitik, membuat jantung Yoongi berdetak lebih cepat.

Yoongi mendengus, mencoba mempertahankan ketegasannya meskipun ia sudah mulai menyerah. "Enggak! Nanti aku telat lagi, Tae!" balasnya, setengah serius.

Alih-alih berhenti, Taehyung tertawa kecil. "Kamu dikontrak sama perusahaan mana?" tanyanya tiba-tiba, seolah itu hal yang paling wajar di dunia.

"Valenttina Caravan," jawab Yoongi cepat, masih bingung dengan arah pembicaraan ini. Ia bisa merasakan sesuatu sedang dipikirkan oleh suaminya.

Tanpa banyak bicara, Taehyung meraih ponselnya dan mulai mengetik sesuatu dengan cepat. Yoongi menatapnya penuh rasa ingin tahu dan sedikit curiga.

Tak lama kemudian, Taehyung menelepon seseorang. Yoongi hanya bisa menatapnya dengan tatapan heran, mencoba mencerna apa yang sedang terjadi.

"Halo, Pak Mike. Segera beli 70 persen saham Valenttina Caravan sekarang," ucap Taehyung dengan nada santai namun tegas, seolah membeli perusahaan sebesar itu adalah urusan sepele.

Yoongi terperangah, tak mampu berkata apa-apa. Beberapa menit kemudian, ponsel Taehyung berdering.

Kling kling kling~

"Presdir Jacob menyetujui pembeliannya, Tuan Kim. Anda sekarang pemegang saham mayoritas di Valenttina Caravan," suara di seberang telepon terdengar sangat profesional, seolah transaksi besar ini hanya rutinitas biasa.

Taehyung tersenyum puas. "Berita bagus. Terima kasih, Pak Mike," katanya sambil menutup telepon.

Yoongi menatap suaminya tak percaya. "Tae, kamu gila! Beli saham kayak pake salep!" Dioles beres!

Beginning | TaegiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang