Fam Gat (2)

25 3 0
                                    


Pukul 18.07 WITA

Hotel Lumi Gili Trawangan

Siang itu terasa begitu cerah, angin laut membawa aroma asin dan deru angin yang menyegarkan ketika mereka menjelajahi seluruh permainan. Pak Choi memberi kebebasan bermain kepada Bigin, termasuk pasangan yang ikut.

Setelah puas bermain, mereka melanjutkan dengan menjelajahi pasar-pasar lokal, tempat para pedagang ramah menawarkan aneka kerajinan tangan, kain tenun, dan cendera mata khas Gili. Aroma kuliner lokal yang menggoda membuat mereka tak tahan untuk berhenti sejenak, mencicipi beragam hidangan seperti sate ikan segar, kelapa muda, dan camilan tradisional yang rasanya khas.

Menjelang sore, suasana mulai tenang. Satu per satu mereka kembali ke kamar masing-masing, ada yang langsung membersihkan diri, ada pula yang memilih untuk bersantai di teras kamar, menikmati panorama laut diterpa cahaya matahari senja. Tak lupa Pak Choi memberi arahan agar mereka berkumpul kembali pukul 19.00 WITA di depan kamar hotel. Sebagai pemimpin tur, beliau sudah menyiapkan serangkaian permainan seru untuk malam nanti.

Untungnya, lokasi hotel, pantai, dan pasar saling berdekatan. Bahkan, pantai terhampar tepat di depan area hotel, sehingga mereka hanya perlu berjalan kaki menyusuri jalan setapak yang dihiasi pepohonan kelapa dan lampu-lampu kecil yang menambah kesan romantis.

Taehyung bersandar santai di kepala ranjang, lengannya terulur melingkupi bahu Yoongi yang masih nyaman memeluknya. Yoongi menyandarkan kepalanya di dada Taehyung, menutup mata sejenak sambil menikmati irama detak jantung suaminya. Keduanya telah selesai membersihkan diri, kini tenggelam dalam suasana damai yang memenuhi kamar.

Tanpa kata yang terucap, mereka saling berbagi keheningan, seolah semua pembicaraan sudah tercurahkan dalam kehangatan yang mengikat. Taehyung sesekali mengusap lembut punggung Yoongi, bibirnya membentuk senyum kecil. Sementara Yoongi memejamkan mata, menghela napas dalam-dalam, merasakan kenyamanan dari setiap usapan.

Di balik ketenangan mereka, bayangan aktivitas malam nanti mulai terlintas. Pikiran mereka berdua mengembara pada game yang akan diberikan Pak Choi.

"Tae?" ucap Yoongi lembut, memecah keheningan. Jari telunjuknya bermain-main pada dada bidang sang suami.

"Hm? Iya, Chagi!" gumam Taehyung, menunduk sambil tersenyum hangat.

Yoongi mengangkat kepalanya sedikit "Aku lapar!" katanya manja, mengerucutkan bibirnya  sambil menatap Taehyung.

"Masih ada waktu buat beli makan di luar, kan?" tanyanya dengan mata berbinar penuh harap.

Taehyung terkekeh pelan. "Kita kan dapet paket makan dari hotel," jawabnya sambil melirik jam di dinding. "Sebentar lagi juga bakal diantar, mungkin 10 menit lagi."

Yoongi merengut, sedikit cemberut. "Iya sih, tapi itu gak cukup. Kita harus nyiapin banyak tenaga." Matanya melirik Taehyung dengan sorot mata memohon.

Taehyung tersenyum simpul, lalu menggeleng pelan. "Kita bukan mau adu sumo, Chagi-ah," ucapnya dengan lembut, berharap istrinya paham.

Yoongi mendengus, memutar bola matanya. "Kamu gak kenal pak Choi aja"

"Emangnya kenapa sama Pak Choi?" tanya Taehyung, alisnya terangkat penasaran.

"Yang dipikirannya itu.... jauh di luar yang orang pikir," ucap Yoongi yakin, wajahnya serius.

"Mmm... gitu ya?" Taehyung menanggapi sambil mengangguk kecil, mempertimbangkan ucapan istrinya.

Yoongi hanya mengangguk, wajahnya memelas.

Taehyung tersenyum lembut melihat ekspresi Yoongi yang lucu. "Ya udah, aku aja yang keluar, kamu disini. Kasihan kalo nanti ada pelayan kesini, eh gak taunya gak ada orang," katanya sambil mulai bangkit.

Beginning | TaegiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang