6

312 47 5
                                    

Sudah beberapa hari berlalu sejak peristiwa malam itu, dan kini Zayyan mulai terbiasa dengan keberadaan Sing di sisinya-dengan sentuhannya, pelukannya, bahkan ciumannya. Meski demikian, jauh di dalam hatinya, Zayyan masih merasakan ketidaknyamanan yang tak terdefinisi. Seakan, ada sesuatu yang salah.

Setiap hari, Sing tak pernah jauh darinya. Bukan hanya bersamanya di luar kelas, kini pemuda itu bahkan telah bergabung dalam kelas yang sama dengannya. Hari setelah Zayyan mencoba menghindarinya, Sing tiba-tiba muncul, duduk di bangku tepat di sampingnya. Keheranan pun muncul di benak Zayyan. Ketika ditanya mengapa, Sing hanya menjawab dengan tenang, "Aku ingin selalu berada di dekatmu."

Jawaban itu membuat Zayyan terdiam. Betapa mudahnya Sing, dengan alasan sederhana seperti itu, berpindah ke kelasnya dan mengambil tempat duduk yang sudah ditempati oleh siswa lain. Zayyan juga memperhatikan bahwa siswa tersebut kini duduk di baris belakang yang kosong, seolah-olah tak ada yang berani mempertanyakan perubahan ini.

Hal itu bukan hanya membuat Zayyan heran, tetapi juga teman-teman sekelasnya. Mereka menatap penuh kebingungan pada kehadiran Sing yang tiba-tiba berada di kelas mereka. Namun, tak satu pun dari mereka yang berani memprotes. Bagaimana bisa? Sing adalah putra dari donatur terbesar di sekolah. Tak seorang pun punya keberanian untuk melawan kehendaknya.

Ketika guru masuk ke kelas dan mulai mengabsen, nama Sing sudah tercantum dengan rapi di daftar. Sang guru juga menambahkan informasi singkat bahwa Sing telah resmi pindah ke kelas mereka. Keheranan masih terlukis di wajah setiap siswa, tetapi tak ada satu pun yang berani menolak atau mempertanyakan keputusan tersebut.

Namun, satu pertanyaan tetap menggantung di udara: Mengapa Sing tiba-tiba pindah? Selama ini, dia dikenal sebagai sosok yang dingin, acuh tak acuh terhadap sekitar, dan jarang memperhatikan apapun selain dirinya sendiri. Apa yang menyebabkan pemuda itu memilih langkah yang tak terduga ini?

Seiring berjalannya waktu, Zayyan merasakan kehadiran Sing yang semakin menyudutkannya. Setiap gerak-geriknya tak pernah lepas dari pengawasan pemuda itu. Bahkan, meskipun Sing tidak selalu menunjukkan intimidasinya secara terang-terangan, tetap saja Zayyan merasa sesak setiap kali harus berada di dekatnya. Sikap posesif yang Sing tunjukkan kian hari semakin kuat, membuat Zayyan merasa terkungkung dalam ruang yang tak terlihat.

Zayyan pun menyadari bahwa Sing selalu menekan setiap interaksi yang ia lakukan dengan teman-temannya. Baik laki-laki maupun perempuan, tak ada yang luput dari batasan yang dibuat Sing. Salah satu contohnya adalah ketika Zayyan seharusnya mempresentasikan proyek penelitian perkecambahan bersama Arabella. Namun, tanpa diduga, Sing secara terang-terangan meminta untuk menggantikan Arabella sebagai partner Zayyan.

Permintaan Sing untuk menggantikan Arabella saat itu mengejutkan seluruh kelas. Tatapan heran mengarah padanya, termasuk dari Mr. Michael, guru yang mengajar saat itu. Meski begitu, tak ada yang berani menolak. Aura kuat yang terpancar dari Sing membuat semua orang sadar bahwa membantah bukanlah pilihan.

Zayyan hanya bisa pasrah saat Sing dengan mudah mengambil alih presentasi yang seharusnya menjadi miliknya dan Arabella. Ada dorongan halus dalam dirinya untuk protes, tapi di hadapan tatapan tajam dan penuh kontrol dari Sing, Zayyan merasa suaranya terperangkap, terkubur dalam kebisuan yang dipaksakan.

Seiring berjalannya waktu, teman-teman sekelas Zayyan mulai memahami alasan di balik kepindahan Sing yang mendadak ke kelas mereka. Semua tahu, Sing bukanlah tipe yang melakukan sesuatu tanpa maksud. Kehadirannya jelas terkait dengan Zayyan. Tapi hubungan seperti apa yang sesungguhnya mereka miliki? Pertanyaan itu menggantung di udara, tak terjawab.

Mereka tahu keduanya adalah teman sekamar di asrama, tapi apakah hanya itu? Keposesifan yang diperlihatkan Sing terhadap Zayyan begitu mencolok. Dalam waktu sebulan terakhir, kedekatan mereka menjadi topik yang diperdebatkan diam-diam di antara teman-teman sekolah. Sing, yang biasanya dingin dan tak peduli pada siapa pun, tiba-tiba berubah menjadi sosok yang mengontrol segala hal tentang Zayyan-mulai dari dengan siapa Zayyan berbicara hingga apa yang dilakukannya.

OUR SECRETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang