#04 Takhayul (Tidak Masuk Akal)
Li Mingxin tidak mengerti bagaimana seseorang yang berpendidikan tinggi masih bisa percaya pada takhayul.
Muzhi mengajaknya mendaki gunung. Dia mengira itu untuk olahraga dan dengan senang hati setuju, bahkan membeli sepasang sepatu gunung baru untuk menemaninya berolahraga di kemudian hari.
Siapa sangka, ternyata dia diajak untuk meramal nasib.
Nasibnya diramalkan penuh dengan hujan badai, yang hasilnya sudah bisa ditebak: dia diramal memiliki takdir sebatang kara.
Wajah Muzhi langsung muram. Li Mingxin sama sekali tidak percaya, apalagi ketika pendeta tua itu mengatakan bahwa ini adalah hasil dari karma kehidupan sebelumnya.
Kehidupan sebelumnya? Dia tidak mempercayainya.
Muzhi sendiri tidak percaya pada takhayul, tetapi ramalan itu membuatnya merasa tidak nyaman.
Saat turun gunung, Li Mingxin tetap tenang, sementara wajah Muzhi tampak tegang. Saat dia marah, dia terlihat sangat tampan. Meski Li Mingxin tidak pandai berkata-kata, di pikirannya hanya ada kata "tampan" saat melihatnya.
Setelah masuk mobil, dia berkata kepadanya, daripada percaya pada nasib, lebih baik percaya pada cinta.
Muzhi mengaktifkan GPS dan tidak terlalu mendengar. "Cinta apa?"
"Cinta, cinta itu takhayul yang berasal dari waktu dan tempat yang tepat."
Dia tidak mengerti saat itu, tapi saat makan malam, dia tiba-tiba tertawa saat menyadarinya.
#05 Asin dan Basah (Hemat, Cincin)
Li Mingxin memiliki kebiasaan hemat, tapi karena jarang menggunakan internet, kebiasaannya sering tidak tepat.
Terkadang, Muzhi menertawakannya, tetapi Li Mingxin selalu tetap tenang. Ketentangannya membuatnya tampak seperti seorang bijak yang hidup menyendiri, atau seperti orang yang tuli.
Saat mereka sedang mempersiapkan barang-barang untuk Tahun Baru, Muzhi sedang menertawakannya, dan tiba-tiba dia menutup mulutnya, bulu matanya sedikit bergetar. "Jangan bicara lagi, aku sedih."
Muzhi tersenyum dan bertanya, "Kenapa kau sedih?"
Dia menjawab dengan tegas, "Kau merendahkanku."
Dengan orang lain, Muzhi mungkin akan menjelaskan atau meminta maaf, tetapi tidak dengan Li Mingxin. Dia memutar wajahnya dan memerhatikannya dengan seksama. "Li Mingxin, kalau kau sedih, tunjukkan ekspresi yang sedih. Begini, orang lain tidak akan tahu kalau kau sedih."
Rasa sedihnya tampak tenang, seperti pernyataan fakta.
Dia memang tidak pandai mengekspresikan perasaan, juga tidak pandai menikmati kebahagiaan.
Dia tidak terlalu peduli pada hari-hari besar atau peringatan, dan lebih sensitif terhadap hujan dan cerah. Pada malam Tahun Baru, Muzhi pulang makan malam, sedikit mabuk, dan mendekatkan wajahnya ke wajahnya, bibirnya terasa aroma alkohol ringan. "Selamat Tahun Baru."
"Ya." Dia mengendus aroma alkohol dan bertanya, apakah dia banyak minum?
"Cuma dua teguk. Sudah lama tidak minum, jadi dua teguk saja sudah pusing." Setelah mengatakan itu, matanya yang semula malas tiba-tiba menjadi tajam, seolah sedang menghafal, "Kau masih ingat tanggal peringatan kita?"
Nada suaranya terdengar seksi.
Li Mingxin yang tadinya percaya diri, kini mereda dan memberinya sedikit rasa bangga. "Tanggal lima awal tahun."
KAMU SEDANG MEMBACA
Things in the Pool/ Chi Zhong Wu (池中物)
Romance(NOVEL TERJEMAHAN) (Not Mine, Sepenuhnya Milik Penulis) Title : Things in the Pool/ Chi Zhong Wu/池中物 Author : Jin Dai Le(金呆了) Chapter : 69 bab ~April 2024~ Seorang gadis serakah rela menjadi pengganti. Merencanakan pertemuan musim gugur. (Uang bukan...