Guys Jangan lupa dukungannya di karyakarsa ya dan komen di jalan cerita serta vote.
Supaya Jae bisa mengembangkan cerita Sasusaku setiap harinya 😇
.
.
.
Happy Reading
Udah di perbaharui
Setelah pertunangan yang megah, Sasuke merasa tertekan. Meski semua orang bersuka cita, hatinya dipenuhi gelisah. Malam itu, setelah kembali ke apartemen, dia duduk di tepi tempat tidur dan memandangi langit malam yang gelap. Dalam pikirannya, terbayang sosok Sakura—senyumnya, tawanya, dan semua kenangan indah yang mereka lalui bersama. "Mengapa aku terus memikirkanmu?" bisiknya pada diri sendiri. Meski telah bertunangan dengan Hanabi, hatinya selalu kembali pada Sakura, perempuan yang pernah dia abaikan dan sakiti.
Di sisi lain, Sakura berjuang dengan perasaannya. Dia sadar bahwa meratapi Sasuke tidak akan membantunya. Namun, saat berita pertunangan Sasuke dan Hanabi menyebar, hatinya terasa hancur. Hari-harinya dipenuhi rasa cemas dan kesedihan, tetapi dia berusaha untuk tidak terlihat lemah di depan orang lain. Suatu malam, saat duduk di sofa, perutnya terasa sakit dan mual. Air matanya mengalir saat memikirkan Sasuke dan keputusan yang telah dia buat. "Mengapa kamu tidak kembali padaku, Sasuke?" tanyanya pada bayangan di dinding, merasa sangat sendirian.
Beberapa hari setelah pertunangan, Sasuke menerima pesan dari Sai. "Sakura baik-baik saja, tetapi dia tampak sangat terguncang. Aku akan terus memantau dia," tulis Sai. Mendapatkan pesan itu, Sasuke merasa sedikit lega, tetapi rasa bersalah dan kecemasan kembali menghantui dirinya. "Apa yang harus aku lakukan?" gumamnya, meraba-raba perasaannya yang semakin kompleks. Di balik senyuman yang dipaksakan saat bersama Hanabi, Sasuke menyimpan harapan bahwa suatu hari dia bisa memperbaiki kesalahan yang telah dia buat. Dia ingin melindungi Sakura, tetapi juga tidak ingin menyakiti Hanabi. Semua perasaan itu saling bertentangan dan membuatnya bingung.
Hari-hari berlalu, dan Sakura semakin merasa tidak berdaya. Dia mencoba fokus pada kehamilannya, tetapi kenyataan bahwa Sasuke bertunangan dengan wanita lain semakin membuatnya terpuruk. Suatu malam, saat menonton televisi, dia melihat berita tentang pertunangan Sasuke dan Hanabi. Melihat foto-foto kebahagiaan mereka, hatinya remuk. Meski merasa sakit dan marah, dia tahu harus menjaga diri dan bayinya. Dengan semangat yang tersisa, Sakura memutuskan untuk melangkah maju. "Aku tidak akan membiarkan dia menghancurkan hidupku lebih lanjut," pikirnya, bertekad untuk berjuang demi kebahagiaannya sendiri.
Di rumah Uchiha, suasana semakin ramai saat persiapan pernikahan Sasuke dan Hanabi dimulai. Sasuke merasakan tekanan dari keluarganya. Meski berusaha tersenyum dan bersikap bahagia, hatinya terasa berat. Di tengah semua kesibukan, dia kembali memikirkan Sakura dan bayinya. Suatu malam, ketika Hanabi pergi ke toko, Sasuke merasa ada kesempatan untuk merenung. Dia mengambil ponselnya dan mengirim pesan kepada Sai. "Bagaimana kabar Sakura? Apakah dia baik-baik saja?"
Beberapa menit kemudian, Sai membalas, "Dia tampak lelah dan cemas. Dia tidak bisa melupakanmu, Sasuke." Kata-kata Sai menyentuh hatinya. "Apa yang bisa aku lakukan untuknya? Aku merasa bersalah," tulisnya kembali. Sai menjawab, "Kau harus berbicara dengannya, tetapi hati-hati. Dia sangat terluka, dan kau tidak bisa mengharapkannya untuk memaafkanmu dengan mudah." Sasuke tahu bahwa berbicara dengan Sakura adalah risiko besar. Namun, rasa bersalah yang menghantuinya membuatnya merasa tidak bisa terus melarikan diri dari kenyataan. "Aku harus melakukannya," pikirnya, mengambil keputusan untuk menghubungi Sakura.
Ketika Sakura mendapatkan pesan dari Sasuke, jantungnya berdebar. Pesan itu singkat, tetapi cukup untuk membuatnya terkejut. "Sakura, bisakah kita bertemu? Aku ingin berbicara," tulis Sasuke. Sakura terdiam, memandangi layar ponselnya. Rasa marah dan sakit hati bercampur aduk. Dia tahu bertemu dengan Sasuke bisa menghancurkan hatinya lebih dalam, tetapi dia juga merindukannya. Setelah berpikir panjang, Sakura akhirnya menjawab, "Baiklah. Di mana kita bisa bertemu?"
"Di taman dekat apartemenku. Aku akan menunggu," balas Sasuke. Hari pertemuan pun tiba, dan Sakura merasa cemas. Saat berjalan menuju taman, pikirannya dipenuhi perasaan campur aduk. Dia ingin marah pada Sasuke, tetapi di sisi lain, dia merindukannya. Ketika akhirnya melihat Sasuke menunggu, hatinya berdebar kencang. Sasuke tampak lebih serius dari biasanya. Ketika mata mereka bertemu, ada ketegangan di udara. Sakura merasa semua emosi kembali muncul, tetapi berusaha untuk tetap tenang.
"Sakura," panggil Sasuke dengan suara rendah. "Terima kasih telah datang." Sakura hanya mengangguk, tidak yakin harus berkata apa. "Apa yang ingin kau bicarakan?" tanyanya, berusaha menjaga suaranya stabil. Sasuke menghela napas dalam-dalam. "Aku tahu aku telah menyakiti kamu, dan aku merasa sangat bersalah. Aku tidak tahu bagaimana bisa memperbaiki semuanya."
"Bagaimana kamu bisa berpikir semua ini baik-baik saja?" Sakura membalas, suaranya penuh kepedihan. "Kamu sudah bertunangan, Sasuke. Kamu telah memilih Hanabi, bukan aku." Sasuke menatapnya, matanya penuh penyesalan. "Aku tidak ingin mengabaikanmu. Aku... aku merasa terjebak. Keputusan ini tidak sepenuhnya dariku. Aku tidak tahu bagaimana bisa sampai di sini."
Sakura merasa marah dan bingung. "Jadi, kamu akan terus hidup seolah-olah semuanya baik-baik saja, sementara aku di sini merasakan sakit yang mendalam? Apa kamu tidak mengerti betapa hancurnya aku?" Sasuke terdiam, hatinya berat mendengar kata-kata Sakura. "Aku ingin bertanggung jawab. Aku ingin tahu tentang bayimu. Apa yang bisa kulakukan untuk membantu?"
Sakura merasa lelah. "Kamu tidak bisa membantu. Aku tidak butuh bantuanmu. Yang aku butuhkan adalah kamu mencintai dan memperjuangkan kami," katanya, air mata mengalir di pipinya. Keduanya terdiam, terjebak dalam emosi yang saling bertentangan. Sasuke merasakan betapa sulitnya situasi ini, dan dia tahu harus berjuang untuk mendapatkan kembali kepercayaan Sakura. Namun, di sisi lain, dia terjebak dalam pernikahan yang akan datang.
"Sakura, aku tidak bisa menjanjikan apa-apa, tetapi aku berjanji akan berusaha untuk lebih baik. Tolong, jangan tutup hatimu padaku sepenuhnya," katanya dengan penuh harap. Sakura menggelengkan kepalanya. "Aku tidak tahu, Sasuke. Aku sudah terlalu sakit. Mungkin kita tidak bisa kembali seperti dulu."
"Aku membenci kamu," lanjutnya. Dalam momen itu, mereka berdua merasakan kedalaman perasaan yang sulit diungkapkan. Harapan, sakit, dan kerinduan bercampur aduk dalam hati mereka. Sasuke tahu bahwa perjalanan ini tidak akan mudah, tetapi dia bertekad untuk memperbaiki segalanya, meskipun jalan yang harus ditempuh penuh rintangan.
T B C
NOTE:
AKHIRNYA UDAH DOUBLE UP 😎✌️ NEXT 30 VOTE UNTUK 2 CHAPTER INI YA!! SANKYUUU
SEE YOUU💥
Jangan lupa mampir di karyakarsa kak, demi menjaga ketidak hiatus author (Biar waras dikit hehe)
KAMU SEDANG MEMBACA
Lose Control Man
Fanfiction" Kita berbeda, aku tidak mencintai mu!" " Berisik. Kau sudah hamil dan lahirkan saja anak ku." Kisah Sakura yang di rundung oleh pemuda di kelasnya, di masa sekolahnya dulu dan sekarang harus menikah dengan pemuda yang membullynya dulu bernama U...