❗JUST FAN FICTION❗
- Happy Reading -
×
×
×"Hohoho, aku sangat berterima kasih karena kau telah menerima undanganku untuk datang ke sini... Lalisa."
Lalisa hanya diam. Tidak ada niatan untuk membalas.
"Ah, atau apakah aku harus memanggilmu dengan sebutan nyonya sekarang?" Nada dari pria yang merupakan rektor itu sedikit ada candaan.
"Tidak perlu basa-basi." Lalisa langsung berujar dingin. Mata bulatnya menatap datar pria di hadapannya.
"Katakan saja apa tujuanmu memintaku untuk datang kemari, tuan rektor yang terhormat?"
Rektor yang bernama Dowoon itu tersenyum bangga karena perkataan Lalisa yang memanggil nya dengan cukup hormat. Dengan senyuman tersebut dia berujar.
"Kau pasti sudah mendengar berita terkait pemilihan rektor baru di universitas Gyeongsang ini bukan?"
"Lalu?"
Dowoon kembali meneruskan.
"Kau tahu jika aku sudah mengabdi cukup lama di sini, maka dari itu aku ingin meminta kau untuk-"
"Aku menolak!"
"Apa?"
Lalisa tersenyum miring. "Aku menolak permintaanmu yang memintaku untuk menjadi pendukung utama mu dalam pemilihan rektor baru universitas Gyeongsang nanti!"
"Lalisa kau-"
"Sopankah kau memanggil namaku yang merupakan pemilik dari universitas ini?" Dowoon langsung terdiam karena perkataan sinis Lalisa.
Wonwoo di posisinya tersenyum miring karena keterdiaman pria itu.
Lalisa mendecih pelan, dengan gerakan anggun dia menyesap teh hangat yang disediakan oleh Dowoon sebelum kembali berbicara. Tenggorokannya tiba-tiba merasa haus walau baru sedikit berbicara.
"Aku tahu kau sudah menjabat cukup lama di sini, tuan Dowoon." Lalisa kembali meletakkan gelas berisi teh itu ke atas meja.
"Tapi itu bukan berarti aku akan memilihmu kembali untuk menjabat sebagai rektor di universitas milikku." Lalisa berujar dengan raut wajah datarnya. Dia tidak memperdulikan raut wajah Dowoon yang mengetat karena perkataannya.
"Sudah banyak keluhan yang aku dapatkan dari para dosen di sini, begitupula dengan para mahasiswa maupun mahasiswi." Lalisa menatap Dowoon dengan tajam.
"Dan semuanya berkaitan tentang seberapa buruk kinerjamu selama menjabat sebagai rektor universitas Gyeongsang!"
Dowoon buru-buru menggeleng. "Ma-mana mungkin! Kinerjaku selama ini baik nyo-nyonya! Bisa-bisanya mereka memfitnahku seperti ini!"
"Oh, kau berani berbohong rupanya." Lalisa kini menatap Wonwoo.
"Bawa kemari."
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything Is (Not) Fine
ЧиклитKehidupan Lee Lalisa yang terbilang bahagia, dengan kemewahan serta kekayaan yang melimpah ruah... Ternyata menutupi kenyataan di baliknya jika sebenarnya Lalisa, tidak baik-baik saja. --- "Kau itu wanita ular, murahan... Dan wanita sepertimu tak p...