"Chapt 4"

401 68 9
                                    

"Chapt 4"
:
:
:
:
:
:
- - -ooOoo- - -

Tttrriinnggg..!!!

Haechan, membuka matanya dan melihat ke arah jam di mana jarum menunjukkan pukul 7:00 yang artinya gerbang sekolah akan di tutup 30 menit lagi.

"Astaga aku kesiangan" ucap Haechan langsung bergegas menganti buku di dalam tasnya denga buku untuk hari ini.

"Blom mandi... aarrrggg~ udah lah gak bau kok" gunam Haechan sambil mengendus-endus badannya sendiri.

Haechan, segera mentenakan sepatunya dan keluar kamar, "Eomma?" panggil Haechan mencari keberadaan eommanya tapi tak ada.

"Ah! udah telat ini"

Cklek!

"Hai"

Haechan, terdiam melihat sosok Jaemin berdiri di depan rumahnya sambil tersenyum ke arahnya.

"Jaem-"

"HAECHAN...!!!"

Teriakan dari dalam rumah membuat Haechan terperanjat dan langsung menutup pintu lalu menarik Jaemin menjauh dari rumahnya.

"Chan itu kau di pang-"

"Ssstttt..!!!"

Haechan, menutup mulut Jaemin menggunakan tangannya yang mana itu membuat Jaemin terkejut.

"Echan?"

Yang di panggil menoleh ke arah sumber suara yang mana itu adalah paman Sam pemilik bengkel.

"Pagi paman" ucap Haechan dan di balas anggukan oleh paman.

"Itu teman kau" ucap paman sambil menunjuk Jaemin yang masih Haechan bekap.

Haechan, yang di tanya seperti itu oleh paman Sam langsung melihat ke arah Jaemin dan dia baru sadar kalau tangannya masih bertengger di mulut Jaemin.

"Eh! maaf...maaf..." ucap Haechan melepas tangannya dan kembali beralih pada paman Sam.

"Paman sepeda aku gimana?" tanya Haechan.

"Tuh" jawan singkat paman Sam sambil menunjuk sepeda Haechan yang sudah di siapkan.

Haechan, tersenyum dan akan menghampiri sepedanya sebelum Jaemin lebih dulu meraih lengannya.

"Hari ini berangkat sama aku ya" ucap Jaemin menghentikan langkah Haechan yang langsung menoleh ke arah paman Sam.

"Udah berangkat bareng aja itu sepeda di taruh rumah paman aja" ucap paman Sam seperti tau apa maksud tatapan Haechan seperti meminta izin pada seorang ayah.

"T-tapi"

"Udah ayo berangkat nanti telat" ucap Jaemin langsung menarik Haechan menuju mobilnya.

- - -ooOoo- - -

"Jaem aku turun di sini aja" ucap Haechan saat tau beberapa meter lagi sampai di sekolah mereka.

"Lah kenapa? udah gak akan ada yang herani gangguin kau" balas Jaemin.

Hanechan, hanya bisa diam dan nurut apa yang di bilang Jaemin sampai akhirnya mereka masuk ke area sekolah.

Jantung Haechan berasa mau copot saat dia melihat siswa/i bergerumun di area parkir meski ini bukan dari yang pertama dia melihat pemandangan seperti ini

"Aaarrrrggg Jaemin~aaa ayo nikah"

"Jaemin oppa nikahin aku..!!"

Teriakan demi teriakan saat mobil mewah Jaemin mekintas membuat Haechan bingung dan terkejut.

"Udah santai aja"

"T-tapi... itu.. itu.."

"Udah biasa kayak gitu mah" ucap Jaemin enteng karena dia emang udah biasa tapi Haechan kan enggak kupret.

Brak!

Pintu mobit terbuka dan tertutup lagi setelah penumpannya keluar dari mobil dan itu membuat semua mulut terdiam membisu melihat Jaemin datang ke sekolah dengan siapa.

"Heh miskin kenapa kau di situ Hah!" teriak salah satu dari banyaknya murid yang bergerumun memicu teriakan hinaan dari yang lain.

Haechan, yang sadar diri akan keadaan dirinya selalu berusaha tidak melakukan kesalahan sedikitpun di sekolah itu karena dia sangat paham akan konsekuensi yang akan terjadi padanya.

Srak!

Haechan, melepas tangan Jaemin yang tadi mengenggam pergelangan tangannya dan berlari menerobos gerumunan para murid yang semakin meneriakinya.

"HAECHAN!" teriak Jaemin yang ikut lari mengejar Haechan.

Srak!

Bruh!

Seseorang menarik tubuh mungil Haechan hingga terjatuh tepat di atas tubuh orang itu.

"Ma-"

Ucapan Haechan terhenti bahkan tak hanya ucapannya yang terhenti melainkan tangisnya pun ikut berhenti saat melihat siapa yang menariknya.

Mereka terdiam sesaat sebelum sesuatu yang tak terduga terjadi pada Haechan.

"Bangsat!"

BUGH!

- - -ooOoo- - -

Tebak siapa yang narik Haechan..???

Hate and Love || {NoHyuck} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang